XXIX

1.3K 111 109
                                    

|Attention|

#3822 word









No edit

No edit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















"Sttt kenapa nih bocah?" Bisik Asa kepada Rami saat sampai di kantin bersama Rora.

Mereka berdua lalu duduk di hadapan Ruka yang terlihat pucat dan lemah, letih, lesu, loyo tidak ada semangat hidup seperti biasanya.

"Nggak tau, mungkin nggak dapet jatah dari Rita kali" Jawab Rami melirik Ruka di sampingnya lalu beralih menatap handphone nya lagi untuk membalas pesan dari istrinya.

"Masa sih?" Gumam Asa yang khawatir dengan sahabat nya itu lalu menyentuh dahi Ruka yang ternyata panas.

"Njir panas banget lo, udah minum obat belum?" Tanya Asa dan membuat Rami dan Rora bergantian menyentuh dahi Ruka untuk memastikan perkataan Asa.

Ruka menggeleng lalu memejamkan mata dengan kepala yang bertumpu di tangannya yang terlipat di meja.

"Ay telpon Rita coba" Suruh Asa kepada Rora.

"Iya ini aku lagi telpon, melas banget nih bapak-bapak kayak mau sakaratul maut aja kalau sakit" Ucap Rora sambil mencoba menghubungi Pharita yang entah sedang di mana.

"Ada apa nih rame-rame boleh gabung nggak?" Jihoon yang datang sambil membawa semangkuk soto dan segelas es teh pun duduk di sisi kanan Ruka dengan senyum riang nya.

"Dih anak monyet tiba-tiba nongol" Sinis Rami menatap Jihoon dengan wajah julid nya.

"Emh~ Hoon lo bawa apaan sih baunya nggak enak banget" Ucap Ruka menegakkan kepalanya dan menatap Jihoon di samping nya dengan wajah yang tidak mengenakkan.

Jihoon menggaruk belakang kepalanya lalu menunjuk soto nya,"Soto ini kok punya pak–eh Ruk kenapa?"

Ruka yang tidak tahan dengan bau soto itu langsung berlari dari kantin sambil menutup mulutnya, secepat mungkin ia menuju toilet hingga tidak sadar menabrak Pharita yang berjalan panik ke kantin.

"Eh sayang kamu mau kemana?!" Teriak Pharita lalu mengejar Ruka, tidak peduli dengan tatapan para mahasiswa yang berada di sekitar nya karena teriakannya barusan.

Sampai di toilet Ruka langsung mengeluarkan semua isi perutnya di wastafel, Pharita yang baru sampai di sana langsung menghampiri suaminya itu dengan wajah khawatir nya.

"Sayang kamu kenapa sih?" Bingung Pharita sambil memijat tengkuk Ruka.

Ruka hanya menggeleng sambil mencoba mengeluarkan isi perutnya lagi tapi sepertinya perutnya sudah benar-benar kosong sekarang karena ia tidak lagi mengeluarkan apapun. Setelah berkumur dan mengelap mulutnya dengan tisu Ruka terduduk di lantai dan bersandar di dinding dengan lemas serta nafasnya yang terengah-engah.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang