XXII(M+)

1.9K 126 51
                                    

|Attention|

#3578 word





No edit

No edit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Huek....huek....huek....."


















"Sayang!" Rami langsung beranjak dari ranjang dan berlari ke kamar mandi ketika mendengar suara istrinya yang sepertinya sedang muntah-muntah.

"Huek...huek...." Ningsih terus mengeluarkan semua isi perutnya hingga benar-benar kosong dan tidak ada lagi yang keluar.

Rami yang berada di sana hanya bisa membantu memijat leher dan memegang rambut panjang Ningsih. Ia merasa kasihan dengan istri nya yang 2 minggu belakangan ini sering mual karena kehamilannya yang kini sudah menginjak usia 5 minggu.

Ya, karena ulah bajingan tidak bertanggung jawab itu Ningsih harus menanggung semua akibatnya. Untung saja ada Rami yang selalu berada di sampingnya dan bersedia untuk bertanggung jawab walaupun itu bukanlah kesalahannya, setelah berhari-hari meyakinkan Ningsih waktu itu Rami akhirnya berhasil membujuk Ningsih dan membiarkan nya untuk menikahi nya;Dan Ningsih merasa sangat beruntung sekarang karena telah di pertemukan dengan orang sebaik Rami.

Awalnya ia tidak menyangka jika pada akhirnya ia akan menjalani hubungan dengan seorang perempuan, tapi lambat laun akhirnya ia bisa menerima semuanya karena Rami yang selalu memperlakukan nya seperti seorang ratu dan sangat menyayanginya serta calon bayinya. Rami juga yang berhasil meyakinkan Ningsih untuk tetap mempertahankan bayi di dalam perutnya saat perempuan itu akan mengugurkan kandungnya dengan menusuk perutnya waktu itu.

"Udah?" Tanya Rami yang di angguki lemah oleh istrinya.

Setelah mencuci mulutnya Ningsih pun di gendong Rami ke kamar hotel lagi, walaupun Rami perempuan jangan meremehkan tenaganya yang pernah berhasil membuat Ruka tumbang.

"Makasih, maaf ya aku belum bisa layanin kamu malam ini" Ucap Ningsih setelah Rami merebahkan tubuhnya di samping nya.

Rami tersenyum sambil mengusap surai hitam Ningsih lalu mengecup dahinya lembut,"It's okey, aku juga takut bahaya buat baby kita kalau kita ngelakuin itu"

Ningsih tersenyum lembut lalu mengangguk dan menenggelamkan wajahnya di dada Rami, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Rami yang membuatnya selalu merasa nyaman.

"Good night istriku" Gumam Rami sebelum ikut memejamkan matanya.























Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang