XXXVIII

973 105 37
                                    

|Attention|


#4148 word


















No edit

No edit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











2 minggu kemudian~



Ini sudah ke 4 kalinya Pharita melakukan pertemuan dengan psikiater yang merupakan teman Mami itu dan syukurlah kondisinya sudah membaik sekarang. Pharita yang tadinya tidak mau melihat bahkan menggendong Reiki pun sekarang sudah mau menggendong dan memberikan ASI, tapi ASI nya tidak keluar banyak seperti sebelumnya karena selama 2 minggu ini makannya sangat sedikit.


Ruka yang saat ini tengah menatap Pharita di ranjang sambil menyusui Reiki pun tersenyum, ia merasa lega ketika akhirnya bisa melihat senyum di wajah istrinya lagi.

"Anak ayah udah mandi belum nih?" Tanya Ruka berjalan menghampiri istri dan anaknya lalu duduk di samping Pharita, menatap anaknya yang fokus menyedot ASI nya.

"Udah ayah" Sahut Pharita dengan baby talk nya.

Ruka lalu mencium perut Reiki,"Umhh pantesan bau wangi banget, ternyata anak ayah udah mandi"

"Ryu dimana?" Tanya Pharita tidak mendapati Ruka bersama dengan Ryu, padahal tadi saat bangun Ryu langsung menempel pada ayahnya.

"Main sama Ahyeon di bawah. Oh ya nanti kamu ada pertemuan lagi kan sama dokter Dara" Ucap Ruka mengingatkan istrinya yang akan melakukan pertemuan lagi dengan psikiater itu.

Pharita menghela nafas sambil menatap Reiki yang kembali memejamkan mata,"Boleh nggak kalau aku mau udahan ketemu sama dokter Dara? Aku nggak gila Ruka aku cuma syok dan sedih aja waktu itu aku nggak stress aku nggak depresi dan aku nggak butuh lagi psikiater buat kesehatan mental aku,"

"Aku cuma sedih karena kehilangan Reiji bukan depresi"

Ruka lalu memegang dagu Pharita supaya wajahnya menghadap nya, terlihat jika mata istrinya itu berkaca-kaca. Istrinya itu pasti merasa sakit hati karena banyak orang yang mengira jika ia depresi atau bahkan gila karena kehilangan anaknya.

"Maafin aku ya, nanti aku bakal bilang ke dokter Dara sama Mami kalau kamu nggak perlu psikiater" Ucap Ruka sambil mengusap rambut istrinya yang kini menjadi sebahu, Pharita yang memotongnya sendiri kemarin.

"Udah jangan sedih lagi, nanti cantiknya hilang 1 persen aku kesusahan buat nyari nya langka banget soalnya" Lanjut Ruka melemparkan gombalannya membuat Pharita malu dan mencubit perut suaminya itu.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang