XXXIII(M++)

2.8K 118 94
                                        

|Attention|

#3313 word





No edit

No edit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










7 Bulan kemudian~

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Pharita sudah memasuki 7 bulan dan tinggal sebentar lagi buah hati keduanya akan lahir ke dunia ini.

Selama hampir 10 bulan bulan menjalani kehidupan rumah tangga tentu tidak selalu berjalan dengan mulus, mereka juga sempat bertengkar dan kebanyakan itu di sebabkan karena Pharita yang kembali posesif seperti dulu. Apalagi saat mengetahui perempuan bernama Lucy yang terobsesi dengan suaminya itu, Ruka dan Pharita sempat berdebat sampai pisah rumah.

Tapi Ruka yang tidak ingin kejadian yang dulu terulang lagi akhirnya memilih mengalah dan meminta maaf kepada istrinya. Ia berulang-ulang kali pergi ke rumah mertuanya itu untuk membujuk istrinya, butuh perjuangan yang extra untuk membuat istrinya itu akhirnya percaya padanya dan mau kembali ke rumah. Ia juga menjelaskan kejadian yang membuat istrinya salah paham, kejadian dimana Lucy yang dengan kurang ajarnya menciumnya saat Ruka memberikan tumpangan waktu itu dan Pharita yang kebetulan sedang berada sekitar sana pun menjadi salah paham dan marah besar.

Karena kedewasaan Ruka dalam menghadapi masalah akhirnya mereka bisa menyelesaikan masalahnya dan kembali menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis seperti sebelumnya, tidak ada gangguan lagi dari Lucy yang ternyata mengidap penyakit jiwa itu.

Kini, saat ini Ruka sedang mandi bersama Ryu yang semakin hari semakin aktif apalagi bayi 16 bulan itu sudah lancar berjalan dan sudah bisa berbicara sedikit-sedikit.

Hari ini rencananya mereka akan pergi menjenguk baby Rami dan Ningsih yang lahir kemarin.

"Sayang mandinya udah belum, udah siang loh ini!" Teriak Pharita yang sedang berdandan di kamar. Ia harus berdandan secantik mungkin supaya tidak terlihat jelek dan membuat Ruka malu, walaupun suaminya tidak pernah mengatakan seperti itu.

Kehamilan nya yang kedua ini kadang membuat nya insecure karena wajahnya terlihat kusam dan tubuhnya lebih gendut daripada saat hamil Ryu dulu. Ruka yang selalu mendengar ke insecure an istrinya itu tidak pernah lelah untuk meyakinkan Pharita kalau dia tetap cantik di matanya, karena menurutnya secantik-cantik nya wanita adalah yang rela mengorbankan tubuh dan nyawanya untuk mengandung buah hatinya.

"Iya sebentar ini hampir selesai" Sahut Ruka lalu menatap Ryu yang tengah bermain busa sambil duduk di lantai.

"Abang udahan ya main busa nya nanti kalau lama-lama bunda marah" Bisik Ruka dan Ryu yang merupakan anak penurut langsung mengangguk.

Ruka lalu membilas tubuh anaknya yang penuh busa dan setelah itu mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

"Jangan bilang bunda ya kalau tadi abang main busa" Pesan Ruka sebelum mereka keluar dari kamar mandi.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang