XXXV

879 110 67
                                    

|Attention|

#3841 word


















No edit

No edit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















"Syukurlah pasien sudah melewati masa kritisnya dan setelah ini akan di pindahkan ke ruang rawat"

Ningsih, Ruka dan Asa menghela nafas se lega-lega nya saat mendapatkan kabar dari dokter yang menangani Rami.

"Syukur lah, terimakasih dokter" Ucap Ruka mewakili Ningsih, sepertinya ia masih dalam keadaan syok.

Dokter mengangguk dengan senyum ramah,"Sama-sama kalau begitu saya permisi"

Ruka lalu menyuruh Ningsih duduk, sebenarnya ia merasa khawatir dengan sahabat nya itu karena Ningsih baru saja melahirkan dan keadaannya belum terlalu baik. Baru kemarin pagi Ningsih pulang dari rumah sakit tapi sekarang harus ke sini lagi untuk menemani Rami.

"Nanti kalau Rami udah di pindah ke ruang rawat kamu pulang ya, aku anterin" Ucap Ruka memegang bahu kiri Ningsih.

Ningsih menatap Ruka lalu menggeleng,"Nggak aku mau nemenin Rami, dia pasti butuh aku Ka"

"Iya tapi kamu baru aja lahiran Ning kamu harus istirahat yang cukup, Jessa juga nggak mungkin kamu tinggalin kasian dia. Rami juga kalau udah sadar pasti nyuruh kamu buat istirahat, dia nggak mau istrinya sampe sakit," Ucap Ruka yang di angguki oleh Asa,

"Yang Ruka bilang bener Ning, kamu tenang aja ada aku sama Ruka yang bakal jagain Rami selama di rawat di sini. Kamu pulang aja kasian Jessa dia masih terlalu kecil buat kamu tinggal" Sambung Asa sambil menatap Ningsih yang tengah menunduk sambil memijat pelipis nya.

Ningsih menghela nafas panjang dan akhirnya mengangguk,"Ya udah nanti aku bakal pulang, tolong titip Rami ya"

"Siap, tenang aja kita bakal jagain Rami sampai dia sembuh" Sahut Ruka membuat Ningsih tersenyum sambil menatap sahabat kecilnya itu.

Asa yang menyadari tatapan Ningsih pada Ruka pun mencoba menerka-nerka dalam hati, apakah istri dari sahabat nya itu masih menaruh perasaan terhadap Ruka?

"Cuma perasaan gue aja kali ya, nggak mungkin kan Ningsih masih suka sama Ruka?" Batin Asa menatap kedua orang itu.

Drttt! Drttt!

Lamunan nya buyar ketika handphone yang berada di saku nya bergetar, ia mengerutkan alisnya saat melihat ternyata yang menelpon nya ada nomer tidak di kenal. Karena penasaran akhirnya Asa mengangkat nya.


"Halo, ini siapa ya?"

"........"


Asa menatap aneh handphone nya saat tidak ada sahutan dari sang penelpon dan tak lama kemudian sambungan di matikan lalu ada pesan dari nomer tersebut.


Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang