Rio pun sampai di hotel. " Ini tempatnya. Moga moga aku bisa menyelematkan Hafiz," kata Rio. Rio pun langsung ke tempat represionis. " Ada bisa saya bantu, pak?" kata represionis itu. " Ada yang check in di hotel malam ini, mbak? Bisa kasih tahu saya kamarnya dimana? Itu teman saya ada disini, saya mau menjemput teman saya," kata Rio. " Atas nama siapa pak? Kami tak sembarangan ngasih nama pengunjung hotel ini kepada orang lain," kata represionis itu.
" Oh itu namanya Putri. Coba ada gak mbak namanya gitu, ini urgent banget ini mbak," kata Rio. " Oh bentar ya pak. Saya check dulu namanya ya," kata represionis itu. " Ah iya mbak," kata Rio. Beberapa menit kemudian. " Ada pak. Dia ada di kamar 105 ya pak. Atau saya panggil saja mbak Putri nya. Mbak Putri itu seorang model terkenal kan yang bapak maksud?" kata represionis itu. " Iya yang ini fotonya ya," kata Rio sambil menunjukkan fotonya Putri.
( Ini fotonya Putri ya, buat yang penasaran sama Putri nya 😁😁. Btw ini Putri nya lagi pemotretan di luar negri ya teman teman )
" Ya itu fotonya pak. Oke bapak naik saja ke lift itu," kata represionis itu. " Makasih ya mbak. Saya kesana dulu," kata Rio. Rio pun menuju lift dan masuk ke lift tersebut. Lalu menekan lantai 100. Sambil di dalam lift, Rio membuka ponselnya untuk mengabari Arya. Yang isinya.
" Arya aku otw ke kamar Putri. Aku sudah sampai di hotel yang kau maksud ini, Arya," tulis Rio di WA.
Setelah sampai di lantai 100, Rio pun langsung mencari kamar nomor 105. Dan ketemu, langsung saja Rio membunyikan bel. Sementara di dalam kamar. Putri yang ingin memulai permainannya denganku lantas kesal mendengar bel di kamarnya. " Siapa yang mengangguku sih! Apa itu bos ya? Ahhh," kata Putri kesal.
Putri pun langsung memakai pakaiannya dan langsung membuka pintunya. " Mana Hafiz? Aku masuk aja ya," kata Rio yang langsung masuk. " Hei Hafiz gak ada disini! Dan kau seenaknya masuk ke kamarku! Keluar!" teriak Putri kesal. Rio yang lihat aku sudah mabuk berat lantas menggotong Hafiz keluar dari kamar Putri.
" Mana yang katanya gak ada Hafiz. Ini buktinya ada Hafiz disini! Udahlah lagian Hafiz sudah punya istri jangan kau nodai Hafiz lagi, Putri! Gak ada harga dirinya kau, Put," kata Rio yang langsung pergi membawaku keluar dari kamar Putri. " Sial, gagal rencanaku untuk menjebak Hafiz! Siapa yang tahu sih! Arggghhh!" kata Putri.
Sementara di markas Seojun. Seojun marah besar akibat Aulia lolos darinya. " Memang gak becus kalian menculik orang terdekat musuhku, kenapa bisa tahu para FBI itu hah! Ada mata mata disini, hah! Jawab!" kata Seojun marah besar.
" Terus kenapa bisa lolos dia nya hah! Ahh memang gak becus kalian nya!" kata Seojun yang langsung menghancurkan barang barang yang ada disekitarnya. Tiba tiba hp nya Seojun berdering. Seojun pun langsung mengangkat telepon. Rupanya dari Putri.
" Halo! Ada apa kau menelponku, hah!" kata Seojun. " Aku gak jadi melakukan itu dengan Hafiz. Tiba tiba temannya Hafiz datang ke hotel tempat kami menginap," kata Putri. " Apa! Kenapa bisa gagal sih kau nya hah! Gak anak buahku, gak kau, semuanya gagal! Mau kalian apa sih hah! Kenapa bisa gagal melakukannya, Putri! Tadi aman aman saja kau membuat Hafiz mabuk, pas mabuk kau gagal mengeksekusinya. Kenapa bisa sih Putri?" kata Seojun marah.
" Aku gak tahu honey! Terus Aulia sudah kamu culik kan?" kata Putri. " Iya sudah aku culik tapi lolos oleh anak buahku. Ah sudahlah nanti kita lanjutkan rencana selanjutnya. Aku mau ke bar, jangan ganggu aku," kata Seojun. Sementara di dalam mobil. Rio pun langsung membawaku ke hotel.
Setelah itu Rio pun langsung memesan kamar untukku dan membawaku ke kamar yang sudah dipesannya. Dan setelah itu Rio langsung mengabari Arya kalau aku sudah berada bersamanya.
Keesokan harinya. Di apartemen Arya. Arya pun langsung membuka hp nya. " Oh Hafiz nya sudah bersama Rio. Syukurlah, yang penting jangan dibawa ke apartemennya. Bisa gawat kalau dibawa ke apartemennya," kata Arya. Sementara di apartemenku. Aulia pun langsung menelepon G-Dragon.
" Apaa! Kau di culik kemarin sama anak buahnya Seojun! Sekarang kau tak apa apa kan, Aulia?" kata G-Dragon. " Iya oppa, aku tak apa apa. Untung saja Arya cepat melepaskanku dari anak buahnya Seojun. Mereka sempat menanyakan kabarmu dan kalung itu. Kalau aku tetap memakai kalung itu, bisa habis aku nya oppa," kata Aulia.
" Iya. Untung saja kalung itu berada bersama Arya saat ini. Apa aku percepat saja keberangkatanmu ke Korea? Ini sudah membahayakanmu, Aulia. Gak mungkin juga Arya membantumu kan, dia harus mengumpulkan banyak bukti untuk kejahatan Seojun supaya Seojun bisa dihukum seberat beratnya, Aulia," kata G-Dragon.
" Iya oppa. Aku terserah oppa saja pokoknya," kata Aulia. " Oke Aulia, terus suamimu tahu kau kemarin diculik?" kata G-Dragon. " Tidak, dia tidak tahu oppa. Udahlah aku kabarin saja kapan aku bisa ke Koreanya ya oppa," kata Aulia. " Pasti Aulia, sudah ya aku mau ngerjain tugas tugasku. Nanti kukabarin kau kapan kesininya yaa," kata G-Dragon.
Setelah itu Aulia mematikan teleponnya. Aulia pun langsung keluar kamar dan langsung menuju ruang televisi untuk melupakan kejadian kemarin. Sementara di hotel. Aku terbangun dari mabuk. Aku terkejut aku tidur bersama Rio. " Ngapain aku disini bersama Rio? Apa yang aku lakukan? Ahh kepalaku sakit akibat aku terlalu banyak minum, bukannya kemarin aku bersama Putri? Astagaa," kataku yang langsung bangun dari tempat tidur.
Setelah itu aku langsung ke kamar mandi. Aku memuntahkan seluruh isi di dalam perutku. Rio pun langsung terbangun dari tidurnya gara gara suara muntahanku. " Oh di kamar mandi si Hafiz nya," kata Rio yang langsung bangun menuju ke kamar mandi.
" Kau! Sudah bangun kau nya Rio?" kataku yang melihat Rio di depan kamar mandi. " Muntahin saja semuanya. Iya aku terbangun gara gara dengar kau muntah," kata Rio. " Oh, terus ngapain aku disini? Bukannya kemarin aku sama Putri ke hotelnya, mana si Putri nya Rio?" kataku.
" Aku disuruh sama Arya untuk menjauhkanmu dari Putri! Kalian hampir melakukannya di hotel! Untung saja aku tepat waktu ke hotel kalian dan membawamu pergi dari sana," kata Rio. " Ya baguslah aku melakukan itu dengan Putri! Dia kekasihku, aku berhak melakukan itu dengannya," kataku.
" Justru Aulia yang berhak melakukan itu denganmu. Aulia itu istrimu, sedangkan Putri hanya kekasihmu, bukan lebih tepatnya selingkuhanmu. Kau gak memikirkan nasib Aulia, Hafiz!" kata Rio. Aku terdiam mendengar ucapan Rio.
" Benar juga ucapannya. Tapi aku belum bisa menerima Aulia jadi istriku. Padahal aku dan Aulia juga sudah melakukan ini, tapi kenapa aku bisa bahagia dengan aku tidak melakukan itu kepada Putri. Ahh ada apa denganku sebenarnya sih," batinku kesal.
" Ah sudahlah aku ingin pulang. Antarin aku ke apartemen sekarang juga, Rio," kataku kesal. " Dih gak berterimakasih denganku, Hafiz. Sudah capek capek aku bawa kamu kesini, paling tidak ganti uang check hotelnya," kata Rio.
" Iya nanti aku ganti," kataku kesal. Setelah itu mereka check out dari hotel tersebut lalu menuju ke apartemenku. Sementara Putri kesal dicuekin oleh selingkuh cowoknya selain Seojun dan akunya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1
RomanceIni mengisahkan pertemuanku dengan wanita yang menjadi istriku sekarang ini. Nama Aulia. Dia dulunya adalah wanita yang ku bully waktu aku SD dulu. Dulu penampilannya sangatlah culun. Aku beserta teman temanku sering membully dia di sekolah dulu. Ta...