PART 27

1 0 0
                                    

Aulia pun keluar dari ruangan G-Dragon. G-Dragon pun ingin menangis melihat nasib Aulia. " Kau wanita kuat, Aulia. Setelah anak itu lahir dan kau mulai menceraikan suamimu, aku akan melamarmu. Aku gak mau tau pokoknya Aulia. Selama ini perasaan kita terbagi karena keadaan. Sekarang waktunya kita bersama untuk selama lamanya, Aulia. Aku pastikan itu, Aulia," kata G-Dragon.

Sementara Aulia murung dari keluar dari ruangan G-Dragon. " Kenapa kak? Apa bos menyakiti kakak?" kata Abrar. " Ah gak, Abrar. Kakak hanya sedih karena terpisah dari pekerjaan kakak," kata Aulia.

" Gak, aku yakin kakak murung bukan karena pekerjaan. Ayo cerita aja kepadaku, kak," kata Abrar. " Setelah anak ini lahir, aku akan menggugat Hafiz di pengadilan dan apakah aku bisa menjalin hubungan dengan oppa? Apakah mama dan papa merestui hubunganku dengan oppa? Aku tak begitu yakin, terus apakah selamanya aku di Korea? Bukannya aku disini karena keselamatanku terancam, setelah Seojun dan Putri ditangkap apakah aku bisa pulang ke Indonesia dan bilang soal hubunganku dan oppa kepada orangtuaku. Terus kalau mereka setuju, apakah orangtuaku oppa setuju dengan statusku sebagai janda beranak satu? Apakah aku menyerah aja, dan mencari pekerjaan lain? Huhh kenapa nasibku jadi begini sih," batin Aulia.

" Kalau kakak selesai melahirkan terus mulai berhubungan sama orang sini apakah Abrar setuju dengan hubungan kakak sama orang sini?" kata Aulia. " Kalau orang itu menyayangi kakak dan anak kakak, aku sih setuju aja. Emang itu yang kakak pikirkan?" kata Abrar.

" Sebenarnya kakak dan bos itu saling mengenal. Kau dulu tau kan pekerjaan kakak yang berat itu, ya dia idol yang kakak jaga selama di konser. Dan kami berteman lalu diantara kami saling menyukai. Lalu ya kau tau kan kakak dijodohkan sama ayah dari anak yang kakak ngandung ini. Dan sekarang kakak mau melahirkan lalu anak itu lahir kakak menceraikan ayah anak kakak ini. Kakak ingin mulai berhubungan sama bos kakak, sudah cukup kami berteman. Kami tersiksa, kami butuh pengakuan. Udah cukup kami kayak gini," kata Aulia.

" Oke aku paham kak. Mungkin bos mau menerima kakak dan anak kakak nanti, tapi kalau orangtua kita dan orangtuanya bos apa mereka merestui hubungan kakak dengan bos? Bukan hanya soal status kak, tapi agama kakak dan bos berbeda. Pasti mereka mempertimbangkan hubungan kakak dan bos," kata Abrar.

" Itulah. Apa setelah kakak melahirkan, kita balik ke Indonesia dan mengundurkan diri dari pekerjaan kita? Dan cari pekerjaan baru gitu, atau kakak mencari ilmu ke Arab gitu," kata Aulia. " Buat apa kakak cari ilmu ke Arab? Terus bagaimana dengan anak kakak? Siapa yang mengurusnya?" kata Abrar. " Tentu aja kakak yang mengurusnya, tapi selama kakak di Arab nanti kakak minta tolong untuk diurus anak kakak. Bisa kan?" kata Aulia.

" Enak di kakak aja, nanti kita pertimbangkan itu. Masih lama lagi. Ayo kita check kandungan kakak. Kakak gak boleh stress," kata Abrar. Setelah itu Aulia dan adiknya ke rumah sakit untuk mengecheck kandungan Aulia.

Sementara di hotel. " Ini kamarnya, tuan. Sesuai dengan permintaan tuan saya," kata anak buahnya Arya. Arya yang mendengar suaraku lantas menyeringai. " Oke Hafiz, ayo buka pintunya. Sengaja aku tidak menguncinya agar kau mudah membukanya," batin Arya.

Aku pun dengan kesal lantas membuka pintu. " Kok bisa dibuka? Apa Arya sengaja tidak menguncinya agar aku tak perlu mendobrak pintunya? Ah sudahlah, pokoknya aku harus melihat mereka!" batinku marah.

Sementara Wahyu hanya bisa tercengang. Wahyu pun menarik tangan anak buahnya Arya untuk menjauh dari kamar Arya. Setelah itu Wahyu mengajak anak buahnya Arya mengobrol.

" Apa bosmu sengaja tidak menguncinya? Terus siapa uknown yang kau bilang itu kepada Hafiz?" kata Wahyu. " Kayaknya untuk kamar itu mungkin bos sengaja tidak menguncinya. Tapi untuk uknown bos cuma bilang itu adalah nona Aulia. Eh saya keceplosan. Anda tau bos saya?" kata anak buah Arya.

She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang