Beberapa bulan kemudian. Aulia terima kerja di pesantren di Jawa. Dia menjadi ustadzah disana. Aulia pun membawa putranya untuk pergi ke Jawa.
Dan saat ini orangtuanya Aulia melepaskan Aulia ke bandara. " Kamu yakin akan kerja di pesantren itu? Mending kerja aja disini jangan jauh jauh. Apalagi kamu bawa anak kecil," kata mamanya Aulia.
" Ma sudah saatnya Aulia mandiri. Mama jangan khawatir, Aulia dan anak Aulia bakalan baik baik saja. Aulia pergi dulu," kata Aulia.
Aku pun juga ikut ke bandara. " Ini mainan untuk anak kita. Ajak dia bermain di dalam pesawat. Kalau dia sudah lelah, tidurkan aja dia," kataku. " Iya. Pas aku sampai aku akan mengabarimu. Dah semuanya," kata Aulia.
Aulia pun langsung pergi meninggalkan kami semua. Sementara aku, aku sudah bertekad ingin ikut berhijrah bersama Aulia.
Setelah Aulia pergi, aku pun memutuskan pergi ke daerah Arab. Sekaligus dengan tujuan berhijrah. Selama aku berhijrah, aku banyak menemukan hal yang baru yang belum aku temuin di negeri Arab.
Dan disaat itu pula aku bertemu dengan wanita asal Indonesia yang fisiknya cacat namun gigih cari uang di negeri Arab. Namanya Nabila. Dia wanita pekerja keras dan dia dikelilingi beberapa bodyguard.
Ya Nabila adalah anak orang kaya Arab Indonesia. Nabila juga yang membantu seluruh hidupku selama di Arab. Sampai suatu ketika Nabila menyuruhku untuk menemui ayahnya.
Saat ini aku berada di rumahnya Nabila. " Mungkin Nabila fisiknya cacat, tapi ada suatu hal yang tidak kamu ketahui, Hafiz. Selain cacat, Nabila juga terkena kanker pas usia nya 29 tahun. Sempat sembuh, cuma drop pas pernikahan Nabila berakhir di pengadilan. Kamu tau bahwa Nabila itu janda, jadi karena kamu sering menemani Nabila berobat, saya tidak ingin nama kamu dan Nabila buruk maka saya putuskan untuk menikahkan kalian. Dan sekaligus saya kepingin di akhir hayatnya Nabila ditemani sama pasangannya. Tolong beritahu ini kepada orangtuamu, Hafiz," kata ayahnya Nabila.
Aku terkejut dengan permintaan orangtuanya Nabila. Bukannya aku tak menerima, tapi aku takut menyakiti perasaan Nabila. Cukup Aulia aja yang merasakannya.
" Gimana ya om, uhm saya pikirkan dulu. Memang saya bekerja disini sambil nuntut ilmu juga kan, cuma kalau untuk menikah saya masih trauma. Om tau kan saya seorang duda, saya punya anak juga bahkan. Takutnya anak dan orangtua saya tidak menyukai anak om," kataku.
" Itu terserah kamu, saya hanya ingin menyampaikan ini kepadamu. Ya sudah lanjutkan lagi pekerjaanmu," kata ayahnya Nabila. Aku pun langsung pergi dari sana.
" Menikah ya? Aku bahkan belum memikirkan hal itu. Harusnya aku tidak bekerja disini, ujung ujung mereka memintaku untuk menikahi putri mereka. Bukan karena fisik putrinya aku tidak ingin menikah, tapi aku takut sifatku terjadi lagi pada putri mereka. Lebih baik aku menghindarinya. Tapi ahh apa aku ceritain ini pada ayah sama mama tentang hal ini? Gak enak terus aku ditanyain hubunganku dengan putri mereka," batinku.
Aku pun sampai di apartemen. Ya aku walaupun aku kerja, aku tidak tinggal di rumah bosku. Aku merebahkan diriku di ranjang. Kulihat foto anakku masih bayi. " Papa kangen denganmu, nak. Kalau papa lulus, papa akan langsung menemuimu, nak," kataku langsung memejamkan mata.
Beberapa waktu telah berlalu. Aku dan Aulia fokus dengan urusan masing masing. Sampai waktu itu tiba, aku telah lulus dari pendidikanku. Saatnya aku pulang ke Indonesia dan aku akan mengundurkan diri dari pekerjaanku.
" Urusan saya disini telah selesai bos, kemungkinan saya akan kembali ke Indonesia dan tidak akan kembali kesini. Paling saya kesini kalau untuk urusan agama, selebihnya akan tinggal di Indonesia, bos. Jadi izinkan saya untuk mengundurkan diri dari sini," kataku.
" Saya ada penawaran buatmu, Hafiz. Beberapa anak buah saya pernah bilang kepadaku, bahwa kamu dulu adalah seorang CEO terkenal di Indonesia kan. Nah jadi untuk kau kembali jadi CEO saya ada satu penawaran buatmu? Apakah kamu mau menerimanya? Tawaran itu mengenai perkataan saya di waktu yang lalu, kamu mengingatnya kan Hafiz?" kata ayahnya Nabila.
" Tentang hal itu? Astaga masih aja ingat, sedangkan aku sudah ingin melupakannya. Dan mengenai posisiku sebagai CEO, emang aku membutuhkan banyak investor untuk membangun perusahaanku kembali jaya. Tapi apakah aku harus terima tawarannya? Ahhh," batinku.
" Mengenai menikahi anak bos saya? Uhmm saya masih ragu untuk melakukannya bos, maafkan saya," kataku. " Jangan ragu, Hafiz. Kalau kamu menikahi anak saya, saya akan membantu investasi di perusahaanku," kata ayahnya Nabila. " Saya masih belum memikirkan hal itu om. Dan saya belum membicarakan ini kepada orangtua saya," kataku. " Harusnya kamu membicarakan ini kepada orangtuamu. Supaya kamu mendapatkan keuntungan atas kerja kerasmu selama ini. Pernikahan ini bentuk bonus saya untukmu, Hafiz," kata ayahnya Nabila.
" Nanti saya akan bicarakan setelah saya ke Indonesia. Dan untuk mengetahui keputusan orangtua saya, saya bicarakannya kepada bos. Jadi untuk pengunduran diri saya bagaimana bos?" kataku. " Kamu benaran ingin mengundurkan diri? Kalau memang kamu ingin, saya berikan untukmu dan laksanakan keinginan saya juga hari ini juga. Jangan pas kamu pulang ke Indonesia, kelamaan," kata ayahnya Nabila.
" Kenapa bos memaksa saya untuk menikahi anak bos? Pasti bos merencanakan sesuatu. Katakan pada saya bos!" kataku. " Huh! Ketahuan juga maksud tujuan saya untuk menikahi kamu dengan putri saya. Saya akan mengatakan alasannya. Kamu kenal dengan foto ini?" kata ayahnya Nabila
(Nah untuk karakter ini namanya Clay ya. Dia adalah mantan suaminya Nabila. Selain jadi mantan, dulunya Clay ini kenal dengan Putri. Dia adalah orang ke sekian kalinya pernah mencicipi tubuh Putri. Ya bisa dibilang selingan bagi Putri lah ini. Dia ini kaki tangannya Seojun. Hanya dia yang lolos dari kejaran FBI. Dia juga yang buat bisnis gelap Seojun semakin meroket di pasar gelap. Bahkan para FBI ini gak tau sebenarnya dia ini anggotanya FBI). Untuk lebih jelasnya tokoh karakter ini saya perkenalkan di season 2 ya...
" Siapa dia bos?" kataku. " Mantan menantu saya. Clay adalah mata mata dari orang ini," kata ayahnya Nabila. " Mata mata siapa, om?" kataku. " Kamu kan pernah terlibat dengan Seojun, nah dia ini mata matanya Seojun. Seojun menyuruhnya untuk masuk ke dalam keluarga saya, ketika saya terima dia baik baik malah seenaknya ingin merusak apa yang saya bangun dari sebelum Nabila lahir," kata ayahnya Nabila.
" Seojun yang mana bos?" kataku gak yakin. " Yang buat masalah denganmu, Hafiz," kata ayahnya Nabila. " Jangan bilang si Seojun itu? Terus buat apa Seojun menyuruh Clay mematai bos? Apa yang Seojun incar dari bos?" kataku. " Uang, dia tau karena aku pengusaha yang paling kaya. Dan ingin merebut apa yang saya sukai," kata ayahnya Nabila.
" Terus dimana dia bos?" kataku. " Setelah perceraian Nabila, kami tidak pernah lagi melihatnya. Saya takutnya merencanakan sesuatu dan ingin mengincarmu. Dan pastinya dia merencanakan agar bosnya bisa keluar dari penjara," kata ayahnya Nabila. " Kalau dia berhasil membebaskan Seojun, apa yang akan dia lakukan bos?" kataku. " Mungkin membujuk Nabila rujuk. Saya tidak ingin mereka rujuk, jadi sebelum mereka rujuk, saya ingin kamu menjadi suami dari anak saya, Hafiz," kata ayahnya Nabila.
" Tapi saya belum bisa memutuskannya, om. Saya harus diskusi dulu dengan keluarga saya," kataku kepada ayahnya Nabila. " Diskusikan aja dulu sebelum kamu benar benar resign dari pekerjaan ini dengan orangtuamu. Saya akan tunggu jawabanmu," kata ayahnya Nabila.
Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1
RomanceIni mengisahkan pertemuanku dengan wanita yang menjadi istriku sekarang ini. Nama Aulia. Dia dulunya adalah wanita yang ku bully waktu aku SD dulu. Dulu penampilannya sangatlah culun. Aku beserta teman temanku sering membully dia di sekolah dulu. Ta...