Aulia pun pulang ke apartemennya. Dia pun langsung menuju ke kamarnya dan menangis di dalam kamar. " Kenapa aku bisa kayak gini! Uangku belum terkumpul semuanya, kenapa bisa ada anak di dalam perutku ini! Apa yang mesti aku lakukan, terus pernikahanku tidak seperti orang pada umumnya. Kami masih belum mengenal satu sama lain. Apa aku harus membicarakan ini dengan Hafiz? Iya itu bisa aja," kata Aulia.
Sementara aku yang berada di kantor tiba tiba gak enak badan. Aku langsung pulang menuju ke apartemen. Sesampainya di apartemen, aku langsung menuju ke kamar. Aulia pun pas keluar dari kamarnya.
" Hafiz ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Aulia. " Jangan sekarang, kepalaku tiba tiba pusing. Aku mau istirahat," kataku. " Ini penting Hafiz. Gak bisa di tunda," kata Aulia.
Tiba tiba ada yang membunyikan belnya. " Itu ada yang membunyikan belnya. Bukain aja pintunya. Aku mau ke kamar," kataku. Aulia yang ingin mengatakannya lantas tak jadi dan langsung menuju pintu. Dan yang datang itu adalah orangtuanya Aulia.
" Kenapa mereka bisa kesini? Ini tak pas, apa aku ajak masuk aja, terus aku bicara kuat kuat agar mereka tau keluh kesahku tentang rumah tangga kami di pendengaran mereka? Ide yang bagus," batin Aulia.
" Mama papa, ayo masuk! Tumben main kesini," kata Aulia. " Kami rindu denganmu, nak. Apa kabarmu hari ini, nak?" kata mamanya Aulia. " Baik, bentar aku panggil suamiku dulu ya mama papa. Nanti kalau kalian haus panggil aja bibi ya mama, papa," kata Aulia.
Aulia pun masuk ke kamarku. Aku yang mendengar pintu kamarku terbuka lantas membuka mata lagi. " Apa lagi, Aulia? Jangan ganggu aku ya Aulia," kataku kesal. " Ini penting, Hafiz! Penting! Ini menyangkut tentang rumah tangga kita! Sampai kapan kau berselingkuh terang terangan di depanku, hah! Aku mungkin diam, tapi lama kelamaan aku muak dengan hubungan kalian itu!" kata Aulia.
" Kau tau kan kalau kita gak boleh saling ikut campur urusan satu sama lain. Kenapa sekarang kau menolaknya, ini bukan kau ya, Aulia! Mentang mentang temanmu orang terkenal kau jadi bisa melawanku sekarang ya!" kataku.
" Jangan campurkan mereka dalam urusan kita ya, Hafiz. Aku hanya mengatakan satu kali aja kepadamu. Aku hamil! Ya aku hamil Hafiz! Jika aku hamil dan kau masih belum berubah, akhiri aja pernikahan kita. Kita tak saling mengenal satu sama lain bahkan kita tidur pun terpisah. Ogah kali ya kau tidur denganku, sampai sampai kau sudah menyakitiku sedalam ini, pleeasee ceraikan aku Hafiz. Aku sudah tak tahan dengan ini semua," kata Aulia.
" Kau hamil? Hamil katamu, hah! Itu pasti bukan anakku! Ya bukan! Atau mungkin aja itu adalah anak dari hasil hubungan gelapmu di belakangku. Ya sama temanmu gitu," kataku. " Tega kau mengatakan anak ini bukan anakmu! Aku mana pernah melakukan itu kepada teman temanku. Hanya kau, Hafiz! Kau! Ingat gak waktu kau mabuk untuk kedua kalinya didepanku. Pas aku selesai mandi, kau mengendongku dan langsung melakukan itu kepadaku! Dan tega teganya kau mengatakan ini bukan anakmu. Kau keterlaluan, Hafiz!" kata Aulia teriak sampai di telinga orangtuanya.
Di ruang televisi. " Jadi Aulia tidak bahagia dengan Hafiz, mas? Dia rela menikah hanya demi rumah itu, mas? Mas ini gak bisa dibiarin. Ayo bawa pulang anak kita, mas. Sudah cukup Aulia disakiti sama minantu kita, mas!" kata mamanya Aulia.
" Dulu aku melarangmu melakukan ini. Dan sekarang kejadian kan dengan anak kita. Ya sudah kau pergi ke bawah biar aku bawa Aulia turun bersama kita," kata ayahnya Aulia.
Mama Aulia pun menurut. Dan papa Aulia lantas mendobrak pintu kamarku. " Ayah mertua," kataku kaget. " Berani beraninya kau menyakiti anakku! Aulia kemasi barang barangmu. Kita balik ke rumah! Surat cerai bakalan menyusul pas anak itu lahir. Dan kau jangan menemui kami," kata ayahnya Aulia.
Setelah itu Aulia dan papanya Aulia pergi. Aku yang bingung melihat papanya Aulia datang dan mendengar ucapan Aulia lantas langsung terdiam.
Aku pun lantas mengamuk di apartemen, sementara asistenku hanya bisa sabar melihat amukanku.
Di dalam mobil. " Papa gak nyangka dia melakukan hal keji itu kepadamu, nak! Bahkan dia terang terangan selingkuh didepanmu. Kenapa kau gak melarangnya, nak?" kata ayahnya Aulia.
" Gimana gak larang, pa. Aku yang ingin larang dibuat bungkam olehnya, pa. Udahlah pa, jangan bahas nama dia dihadapanku pa. Pa apa setelah kejadian ini aku boleh keluar negri? Aku dapat tawaran kerja disana, pa?" kata Aulia.
" Kau lagi hamil, harus ada yang menemimu. Paling tidak kau harus tanya dokter apakah kamu boleh terbang dalam keadaan hamil. Selamat ya kamu sekarang jadi seorang ibu, untuk mengurus anak kamu biar kami aja yang melakukannya. Kau fokos dengan apa yang kau raih ya, nak," kata ayahnya Aulia.
Akhirnya mereka sampai di rumah. " Istirahatlah kau dikamarmu, nak. Nanti kami akan berdiskusi untuk rumah tangga kalian selanjutnya," kata mamanya Aulia.
Aulia pun masuk ke dalan kamar. Aulia pun langsung tersenyum. " Akhirnya aku bisa pergi dari hadapannya Hafiz. Gedeg aku sama dia lama lama. Kalau bukan untuk melindunginya, udah lama aku meninggalkannya. Apalagi aku harus memantau keuangannya. Bisa repot akunya," batin Aulia.
Aulia pun langsung istirahat. " Mungkin besok aku akan mengatakan bahwa aku akan pindah ke Korea, tapi untuk alasannya aku takkan bilang. Aku akan menetap di Korea sampai aku melahirkan, ya aku harus berdiskusi dulu dengan mama dan papa supaya aku bisa pergi ke Korea. Dan mungkin aku juga akan menanyakan ini kepada dokter apakah aku boleh berangkat ke Korea atau tidak," kata Aulia.
Keesokan harinya. Aulia beserta orangtua dan adiknya sedang sarapan. " Ini sarapanmu, nak. Makanlah demi anak yang kamu kandung ini, ya," kata mama Aulia. " Iya ma. Jadi gimana apa aku boleh ke Korea?" kata Aulia. " Boleh, paling tidak adikmu akan ikut bersamamu," kata papa Aulia.
" Oke baiklah papa," kata Aulia. Setelah selesai sarapan, Aulia pun lantas menuju ke kamarnya. Dia menelpon seseorang disana. " Halo oppa, ini aku. Percepatkan aja aku pergi ke Korea nya. Agar aku tidak merepotkan si Arya lagi, oppa," kata Aulia.
" Benarkah seperti itu? Baiklah kau bisa sampai disini 3 hari setelah hari ini ya. Dan besok harinya kau bisa bekerja. Nanti akan kusuruh anak buahku menjagamu dari jauh, gimana?" kata G-Dragon.
" Boleh oppa, uhmm ya udah aku matikan dulu telponnya. Makasih banyak ya oppa," kata Aulia. Setelah itu Aulia keluar dari kamar dan menuju ke dokter kandungan.
Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1
RomanceIni mengisahkan pertemuanku dengan wanita yang menjadi istriku sekarang ini. Nama Aulia. Dia dulunya adalah wanita yang ku bully waktu aku SD dulu. Dulu penampilannya sangatlah culun. Aku beserta teman temanku sering membully dia di sekolah dulu. Ta...