PART 18

1 0 0
                                    

Arya pun sampai di lokasi anak buahnya. Arya pun langsung menghampiri anak buahnya. " Sebagian dari kita sudah pada menyebar bos, apa kita juga menyusul mereka?" kata anak buahnya Arya. " Oke tapi sebagian dari kalian menyebar yang lain. Cari di ruangan ruangan, mana tahu klien kita ada di ruangan tersebut," kata Arya.

" Baik bos," kata anak buahnya Arya. Arya dan anak buahnya menelusuri ruangan ruangan. Di lain tempat. " Cepat katakan dimana kalung itu, atau gak kami apain kamu!" ancam anak buahnya Seojun. " Sudah kukatakan kalau kalungnya sudah aku jual. Bilang itu kepada bosmu," kata Aulia. " Oke kalau itu yang kau katakan, ada yang ingin kami tanyakan kepadamu apakah kamu tahu keberadaan musuh bos kami?" kata anak buahnya Seojun.

" Aku tak tahu keberadaan musuh kalian dimana. Memang aku berteman dengannya tapi aku jarang berkomunikasi dengannya," kata Aulia. " Benarkah seperti itu? Kayaknya kami gak yakin dengan ucapanmu itu," kata anak buahnya Seojun. " Ya sudah kalau kalian tidak percaya dengan ucapanku. Aku tak peduli. Lepaskan aku!" teriak Aulia. Arya yang mendengar teriakan Aulia lantas menyamar supaya tidak ketahuan dengan anak buahnya Seojun.

" Coba tanyakan kepada yang lain apakah mereka sudah menghajar mereka semua. Kalian pakailah ini. Cepat sebelum ada orang lain melihatnya. Klien kita sudah berteriak teriak didalam sana," kata Arya. " Kata mereka, mereka sudah menghajar antek antek musuhmu, bos. Jadi bisa kita masuk ke dalam," kata anak buahnya Arya. " Kau tunggulah diluar. Kabari kami jika ada orang yang menuju ke ruangan sana. Aku dan yang lain akan masuk ke dalam," kata Arya.

Setelah itu Arya menyuruh anak buahnya untuk mematikan listrik. " Bos listriknya sudah kami padamkan. Apa langkah kita selanjutnya?" kata anak buahnya Arya. " Lemparkan bom asap agar kita pergerakan kita tidak ketahui oleh mereka. Dan yang lain bius mereka dan bawa ke tempat persembunyian kita. Aku yang akan membawa klien kita ke apartemennya lagi," kata Arya.

Anak buahnya Arya langsung melaksanakan perintah Arya. Setelah mereka membuat bom asap, anak buahnya Seojun tidak melihat apa apa. " Siapa yang berani menyusup kita? Cepat suruh anak anak," kata anak buahnya Seojun terpotong karena anak buahnya Arya langsung membius anak buahnya Seojun.

Arya pun langsung melepaskan ikatan di badan Aulia. " Sekarang kau aman, Aulia. Aku yang akan mengantarkanmu pulang ke apartemen," kata Arya. " Makasih Arya, sumpah mereka menanyakan kalung itu kepadaku. Untung aku sudah menyerahkannya kepadamu. Kalau tidak ntah apa yang terjadi kepadaku," kata Aulia. " Aku tahu cepat atau lambat Seojun akan melakukan rencananya. Kabari penculikan ini kepada G-Dragon, dan kasih tahu pendapatnya kepadaku nanti, Aulia. Kita harus segera pergi dari sini sebelum Seojun menyadarinya," kata Arya.

" Pasti! Ayo kita pergi dari sini," kata Aulia. Setelah itu Arya dan Aulia pergi dari tempat itu dan menuju apartemen. Setibanya di apartemen. Tiba tiba anak buahnya Arya menelpon Arya. " Bos suami klien sudah mabuk parah, dan sedang dibawa ke sebuah hotel bersama kekasihnya musuh klien bos," kata anak buahnya Arya.

" Oke! Kalian pantau saja dari jauh merekanya, nanti akan kupikirkan bagaimana menyelematkan suami klien kita," kata Arya. Arya pun langsung mematikan teleponnya. Aulia yang mendengar telepon Arya lantas kebingungan. " Ada apa, Arya? Ada masalah?" kata Aulia. " Suamimu akan dijebak oleh Putri. Aku ingin menyelamatkan Hafiz, tapi aku takut meninggalkanmu sendirian disini. Takutnya kejadiannya terulang kembali kayak tadi," kata Arya.

" Apa kau gak meminta anak buahmu menyelematkan Hafiz?" kata Aulia. " Masalahnya yang kutakutkan itu ada anak buahnya Seojun mengenali anak FBI. Uhmm apa aku minta tolong kepada teman temanku? Ah ya tadi di tempat bar, aku sempat melihat Wahyu dan Rio disana. Ya aku disana itu mengintai kegiatan Hafiz, bukan untuk kesenanganku semata ya Aulia," kata Arya.

" Boleh itu. Salah satu dari mereka saja yang menyelamatkan Hafiz. Terus cari sudah hotel begitu. Takutnya kalau dia bawa ke apartemen bisa membahayakanku nantinya," kata Aulia. " Iya juga ya. Oke aku telpon salah satu dari mereka," kata Arya. Arya pun langsung menelepon Rio.

Rio yang sedang di bar pun merasa ada getaran di sakunya lantas merogoh sakunya dan mengambil handphonenya. Lalu mengangkat telepon dari Arya. " Halo Rio, kau bisa membantu tidak?" kata Arya. " Apa? Kau menganggu kesenanganku tahu! Cepat katakan sebelum aku marah ini!" kata Rio. " Apakah Hafiz masih di bar?" kata Arya. " Hafiz tadi dia pergi bersama Putri kalau tidak salah," kata Rio. " Bisa kau susul mereka?" kata Rio.

" Mereka sudah pergi jauh dari bar ini, Arya!" kata Rio. " Ah ya aku lupa kalau ada temanku yang melihat Hafiz masuk ke sebuah hotel. Nah aku boleh minta tolong gak untuk kau kesana lalu seret Hafiz dan check in di hotel semalam saja begitu. Jangan bawa ke apartemennya deh," kata Arya.

" Oke kau kirimkan alamat yang diberikan temanmu itu kepadaku. Ntar aku bawa Hafiz pergi dari hotel yang dia nginap lalu cari hotel lain untuk check in, tapi kau harus ngasih uang dulu. Biasa komisi kecil kecil an untukku," kata Rio. " Dasar ya sudah nanti aku transfer uangnya ke rekening kamu, Rio. Perhitungan banget jadi orang. Tolong ya Rio," kata Arya.

Setelah itu Arya langsung mematikannya. " Kebiasaan ini anak! Suka mematikan telepon padahal aku belum mengatakannya," kata Rio yang di bar. Sementara Arya pun langsung turun dari mobil. " Aku temani kau dari belakang. Nanti setelah kejadian ini aku akan pindah tempat untuk menjagamu dari jauh, Aulia," kata Arya. " Gak usah. Jadi gak enak aku samamu, Arya," kata Aulia.

Rio pun langsung pergi dari bar. Aulia dan Arya sampai di apartemenku. " Masuk kau lagi, Aulia. Ini sudah malam," kata Arya. " Makasih untuk yang tadi ya Arya," kata Aulia. " Sama sama Aulia. Aku pergi dulu. Nanti akan kusuruh anak buahku jaga di dekat lift. Supaya mudah menjagamu," kata Arya. Setelah itu Arya pergi dan mengirimkan alamat hotel kepada Rio.

Sementara Rio pun langsung menuju ke hotel yang disuruh oleh Arya. " Ngapain sih Arya menyuruhku menganggu kegiatan Hafiz dan Putri? Biarin mereka melakukannya ya. Tapi kan Hafiz sudah menikah, gak seharusnya Hafiz menyelingkuhi istrinya secara terang terangan seperti ini. Aku akan menjauhkan Hafiz dari Aulia dan Putri kalau begitu," kata Rio.

Arya pun sampai di apartemennya dan langsung beristirahat lalu menunggu kabar dari Rio. " Semoga Rio bisa menyelamatkan Hafiz dari wanita ular itu. Gedeg aku lama lama melihat hubungan mereka. Hafiz gak memikirkan perasaan Aulia apakah Aulia tersakiti akibat perilaku Hafiz kepadanya. Ah lelahnya, mending aku istirahat saja," kata Arya yang langsung memejamkan matanya untuk tidur.

Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋

She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang