PART 24

2 0 0
                                    

Selama beberapa minggu Arya sibuk mencari bukti kejahatan Seojun dan Putri. Sedangkan aku gimana caranya agar perusahaan aku bisa kembali ke sedia kala.

Tiba tiba ayahku tiba ke kantorku. " Lihatlah gara gara ulahmu, selain istrimu pergi meninggalkanmu perusahaan yang kamu bangun hancur seketika. Biar ayah yang ambil ahli perusahaanmu. Ayah tak yakin kau bisa mengatasinya dengan baik," kata ayahku.

" Ayah, jangan ungkit tentang Aulia. Ayah selalu membela Aulia dibandingkan aku. Aku ini masih anak ayah atau tidak, hah! Sampai kapanpun aku takkan mau mendengar nama Aulia," kataku kesal.

" Jika kau tak melakukan kesalahan kepada Aulia, mungkin aja keadaanmu tak seperti ini. Mungkin ini akibatnya kau berselingkuh terang terangan didepan Aulia. Kau ini udah mau menjadi ayah, tapi kelakuanmu masih sama seperti kau masih bujang. Jika sampai Aulia mengirimkan surat cerai maka jangan harap kau bisa mengurusi perusahaan ini, biar ayah yang urus semuanya! Kau harus meninggalkan fasilitas yang kuberikan, mulai detik itu juga kau akan hidup sederhana. Jangan mengandalkan bantuan aku," kata ayahku.

" Ayah yang memberikan fasilitas ini, bukan aku gitu? Gak salah dengar aku, ayah? Ayah jangan ngaku ngaku ya! Ini dari hasilku sendiri, susah payah aku membangun relasi bisnis ini, lalu ayah mengatakan bahwa ayah yang memberikan fasilitas ini? Mana, coba buktikan kepadaku, ayah!" kataku kepada ayahku.

Plaakk. Ayah menamparku. " Kurang ajar kau ya, Hafiz! Relasi bisnis kau itu dariku ya, asal kau tau aja! Ayah bersusah payah meyakinkan para investor untuk menanam sahamnya di perusahaanmu. Kau lah yang memohon kepadaku waktu sebelum kau menikah! Ayah ingat semuanya, ya Hafiz! Ayah gak pelupa asal kau tau aja ya!" kata ayahku.

" Mana coba buktikan kepadaku, ayah! Jangan asal ngomong aja ya, ayah! Aku butuh buktinya," kataku. " Bukti kau bilang! Baik, nanti temuin aku dirumah, akan kuberi buktinya semuanya padamu. Tapi kau minta maaflah pada Aulia, karena mungkin saja ini adalah azabmu dari Aulia," kata ayahku.

" Sampai kapanpun aku takkan minta maaf pada Aulia. Lagian aku tak pernah salah, ayah!" kataku kepada ayahku. " Kau banyak salah ya! Banyak! Bahkan Aulia banyak menyembunyikan kesalahanmu pada kami asal kau tau ya!" kata ayahku.

" Aku takkan pernah salah! Aku takkan pernah meminta maaf kepada Aulia, karena aku tidak mempunyai kesalahan sama Aulia," kataku.

" Iya kalau kau memang tak punya salah, kenapa anak kalian bisa hadir dalan rahim Aulia? Ayo mau kau buktikan kalau kau tidak salah gitu, Hafiz? Udahlah ngaku dan minta maaf lalu bujuklah istrimu agar tidak jadi kalian bercerai," kata ayahku.

" Kenapa ayah ngotot banget jika anak yang dikandung sama Aulia itu anakku? Bisa aja itu bukan anakku, lagian tanpa ayah tau Aulia punya teman cowok dan mungkin saja Aulia begituan sama teman cowoknya, kita gak pernah tau sifat Aulia dibelakang kita," kataku.

" Aulia itu anak baik baik. Gak mungkin dia kayak gitu, kalau kamu mungkin karena kamu bergaul dengan anak anak berandalan. Mungkin kamunya yang harus merubah sifatmu itu," kata ayahku. " Ah sudahlah mending ayah keluar dari ruanganku, banyak yang harus aku urus," kataku. " Justru mulai detik ini kamu harus keluar dari ruangan ini, karena ayah yang akan mengambil semua. Keluar!" kata ayahku.

Aku yang mendengar kata keluar dari ayahku lantas menahan amarah dan pergi dari ruanganku. " Sial sial sial!" kataku kesal. Sementara ayahku sedang menelpon seseorang.

Dan orang yang ditelpon itu adalah Aulia. " Nak, ayah sudah mengambil alih perusahaan Hafiz. Jadi kamu bisa memantau keuangannya, dan ayah yang akan menghandle semuanya disini," kata ayahku. " Makasih banyak ayah, coba ayah kirim data datanya kepadaku. Biar aku check semuanya dari sana," kata Aulia.

" Baik," kata ayahku. Sementara Aulia sedang bersama G-Dragon. Data data itu sudah dikirim sama ayahku dan Aulia langsung memperlihatkan kepada G-Dragon.

" Oke ayah, nanti ayah pantau aja perusahaan Hafiz. Sementara aku akan cari cara agar perusahaan Hafiz tidak diambil oleh perusahaan lain," kata Aulia. " Iya, jangan terlalu dipikirin. Kamu sedang mengandung. Biar nanti ayah aja yang cari solusinya. Ya sudah ayah lanjutin pekerjaan Hafiz dulu," kata ayahku.

Setelah itu telpon ditutup. " Jadi apa langkah selanjutnya? Seojun sudah menanam sahamnya di perusahaan suamimu, apa yang mesti kita lakukan?" kata G-Dragon.

" Gimana kalau oppa nanam saham di perusahaan Hafiz. Tapi pakai nama samaran agar Seojun tidak mengetahuinya. Beritahu ini kepada Arya juga agar dia bisa membiarkan kita memasuki areanya Seojun yang selama ini kita tidak ketahui, oppa," kata Aulia.

" Benar juga. Ya sudah nanti aku akan nyari nama samaran untuk hal itu. Terus sampai kapan kamu di Korea? Akhir akhir ini aku lihat badanmu makin gemuk, apa kamu hamil, Aulia?" kata G-Dragon.

" Iya oppa, sebenarnya saya sedang hamil. Dan saya lagi ada masalah sama suami saya oppa. Rencananya setelah saya melahirkan saya akan menggugat cerai suami saya. Untuk apa dipertahankan pernikahan ini tanpa adanya cinta diantara keduanya," kata Aulia.

" Terus gimana dengan anak kalian? Masa anak kalian harus merasakannya. Setidaknya anak kalian butuh sosok figur orangtuanya. Cobalah buka hatimu untuk suamimu, Aulia. Bicarakan ini juga kepada suamimu, Aulia," kata G-Dragon.

" Gak bisa kami bicarakan oppa. Ini sudah keputusan kami berdua. Aku yang akan memenuhi sosok figur orangtua untuk anakku. Menjadi ayah sekaligus ibu. Atau perlu oppa juga bisa jadi ayah buat anakku atau member lainnya gitu," kata Aulia.

" Emang masalahnya apa sampai kamu mau menggugat suamimu?" kata G-Dragon. " Sebenarnya anak ini ada di perutku hadir dengan kesalahan dari suamiku, oppa. Ya dia begituan denganku sambil mabuk. Dia memaksaku untuk begituan, padahal aku tidak mau oppa," kata Aulia.

" Apa! Maksudmu anak ini ada dengan hasil yang kayak gitu? Tega amat suamimu, Aulia. Kalau emang kamu ingin bercerai, aku dukung. Enak aja dia, tapi apa dia menerima anakmu ini, Aulia?" kata G-Dragon. " Boro boro dia ngaku oppa, dia bilang anak ini ada karena kita berhubungan. Padahal oppa tau kan kalau kita tidak saling bersentuhan, aku hanya disentuh olehnya. Udahlah oppa biarkan aja aku kerja disini. Kalau aku balik ke Indonesia bisa gak aman buatku, apalagi aku lagi mengandung oppa," kata Aulia.

" Iya kamu gak usah pulang ke Indonesia. Tetaplah disini. Dan ini gajimu sama gaji adikmu. Aku tak bisa berkata kata untuk suamimu, Aulia. Pokoknya untuk rencana penangkapan Seojun nanti kita pikirkan lagi. Dan aku lihat simpan data data keuangan perusahaan suamimu. Takutnya kalau kamu yang simpan bisa hilang, dan aku tak bisa memantau kejahatan apa lagi yang akan Seojun lakukan," kata G-Dragon.

" Iya oppa, pegang aja dulu," kata Aulia." Ok saya pergi dulu. Banyak urusan yang harus saya urus," kata G-Dragon yang langsung pergi. Sementara Aulia pergi ke tempat adiknya.

Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋

She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang