PART 2

1 0 0
                                    

Aku pun sampai di hotel dan langsung menuju lift. Ketika pintu lift terbuka, aku melihat kedua orang tua kami sedang mengintip di dinding kamar kami. " Hah sudah kuduga mereka melakukan itu. Apa ku chat ibu biar mereka pergi dari sana. Jika aku kesana pasti aku akan di interogasi oleh mereka," kataku dengan kesal. Sementara di depan kamarku. " Besan, pasti saat ini mereka sedang melakukan malam pertama mereka. Saya sih berharap akan mendapatkan cucu dari mereka," kata ayahku kepada orangtuanya Aulia.

" Mereka baru mengenal satu sama lain, gak mungkin langsung gas aja. Pasti mereka berkenalan terlebih dahulu. Ini dah tengah malam besan, takutnya tetangga yang lain pada gak nyaman dengan kita. Sudahlah lebih baik kita balik ke kamar kita masing masing," kata ayahnya Aulia.

" Iya si papa mah ada ada aja. Betul tuh apa kata besan kita, udahlah pa, mama capek. Ayo kita istirahat. Ganggu yang lain ntar, mungkin mereka gak sempat melakukan hal itu karena mereka kecapean habis acara pernikahan mereka, udahlah ayo kita ke kamar," kata mamaku.

" Mama dan besan aja duluan ke kamar. Saya masih tetap disini pokoknya. Saya masih cukup penasaran dengan kegiatan mereka berdua," kata ayahku. " Ah terserah papa aja. Ya sudah ayo besan kita ke kamar aja. Biar si papa disini sampai pagi kalau perlu," kata mamaku kepada orangtuanya Aulia.

Mamaku beserta orangtuanya Aulia langsung menuju ke kamar. Aku yang melihat pergerakan mereka lantas bersembunyi dari mereka. Pas mamaku menuju ke arahku, aku langsung memegang tangan mamaku.

Mamaku yang mau berteriak lantas aku membekap mulut mamaku biar orangtuanya Aulia tidak curiga. Setelah orangtuanya Aulia masuk ke kamarnya lantas aku melepaskannya.

" KAMU! Jadi daritadi kamu dari luar, pantas aja mama gak mendengar suara kalian dari dalam. Mama harus bilang ini ke papa," kata mamaku. " Mama tau aku ogah tidur berdua dengannya, jadi aku keluar untuk mencari hiburan. Suruh papa ke kamar, kalau gak aku akan berdiri disini sampai papa pergi," kataku.

" Oh jadi begitu. Mama sih sebenarnya juga ogah kalau kamu tidur berdua dengannya. Jadi kamu habis darimana? Mama tebak kamu nonkrong sama teman temanmu, iya kan? Jawab mama sebelum mama membantumu untuk menyuruh papa ke kamar," kata mamaku.

" Aku habis menemui Putri dari restoran tempat kami berkencan. Ini aku baru pulang, takutnya papa mencariku di pagi hari. Eh malah melihat mama, papa, beserta mertua ada di depan kamarku. Pleasee maa, suruh papa balik ke kamar. Aku ngantuk kali ini maa," kataku memohon kepada mamaku.

" Jadi kamu masih berhubungan dengannya. Oke kalau begitu rahasiamu mama pegang. Mama kira kalian sudah putus, ternyata masih berlanjut. Mama sih setuju setuju aja dengan hubungan kalian, tapi jangan sekali kali kalian menunjukkannya hubungan kalian di depan papa apalagi mertuamu. Bisa ngamuk merekanya. Mama hanya bisa membantumu dari jauh, udahlah mama ngantuk. Mama akan telpon papamu di dalam kamar," kata mamaku yang langsung menuju ke kamarnya.

Setelah itu aku melihat papa menuju ke kamarnya dengan wajah yang sangat kesal. Aku pun langsung bersembunyi dari hadapan papa. Setelah papa memasuki kamarnya, lantas aku langsung ke kamarku dan langsung menghidupkan lampunya. Aulia yang mendengar suara pintu terbuka lantas melihat ke arahku.

" Sekarang kau bisa bobok. Aku akan menghidupkan suara mendesah seolah olah kita melakukan malam pertama kita," kataku. " Mending jangan Hafiz, anggap aja kita kelelahan karena acara pernikahan kita. Gak usah berbohong seolah olah kita melakukannya. Natural aja, di depan mereka kita bilangnya kita gak sempat melakukan itu karena kita kecapean. Sudahlah aku mau istirahat dulu," kata Aulia.

Aulia pun langsung menutup matanya. Sedangkan aku hanya menghela nafas dan langsung ke kamar mandi untuk bersih bersih. Setelah itu aku langsung berbaring di sofa. Aku takkan pernah tidur seranjang sama Aulia dan akan memikirkan tempat tinggal yang terpisah dari orangtuaku.

She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang