Setelah pertemuanku dengan ayahnya Nabila, aku pun memutuskan untuk ke apartemen. Aku benar benar dilema. " Apa yang mesti aku lakukan? Aku harus ceritakan ini kepada papa dan mama," kataku.
Aku pun segera menelpon orangtuaku. " Halo Hafiz gimana kabarmu? Kapan kamu ke Indonesia? Kamu kan udah mau selesai belajar disana, gak ada niatan gitu nyari pasangan gitu. Beberapa tahun ini kamu sibuk dengan status dudamu, terus kamu asyik dengan anakmu. Mama tau kalau kamu udah menjadi seorang ayah, tapi apa kamu gak pengen nikah kembali. Mama kepingin lihat kamu menikah dengan pilihanmu sendiri," kata mamaku.
" Sebenarnya bos di tempat kerjaku menawarkan putrinya untuk jadi istriku. Tapi aku benar benar takut untuk nikah kembali, takutnya kejadian itu terjadi pas aku nikah ma. Takut menyakiti perasaannya ma," kataku.
" Mantapkan aja dulu hatimu, Hafiz. Atau minta petunjuk sama Tuhan agar bisa dibukakan jodoh buatmu, Hafiz. Papa dan mama akan merestui siapa pun yang akan kamu nikahi. Tapi ingat kewajibanmu sebagai ayah jangan lupa, sayangi juga anakmu, Hafiz," kata papaku.
" Iya pa," kataku. " Terus kenalkan calonmu pada anakmu. Minta izinlah kepada Aulia, kalau perlu minta izin kepada Aulia. Banyak jasanya kepadamu, Hafiz," kata papaku. " Iya pa, pasti. Ya sudah aku tutup teleponnya dulu," kataku.
Sementara di dalam markasnya FBI. " Bos salah satu kaki tangannya Seojun masih melarikan diri. Kita sudah mencarinya, tapi tetap tidak tau kemana dia nya, bos," kata anak buahnya Arya.
" Masalahnya dia adalah kunci dari kejahatan, Seojun. Ya sudah biar itu menjadi penyelidikan saya. Kalian jagalah mereka," kata Arya. Tiba tiba penjaga penjara lari lari menghampiri Arya.
" Maaf bos, istri bos atau tahanan ini mengalami kesakitan pada perutnya. Takutnya istri bos akan melahirkan hari ini juga, bos," kata penjaga. " Apaa! Ya sudah kita ke rumah sakit! Kalian jaga kami pas ke rumah sakit, terus sisanya jaga tahanan. Jangan sampai mereka lolos," kata Arya.
Arya pun akhirnya membawa Putri ke rumah sakit ditemani sama anak buahnya. Sesampainya di rumah sakit. Putri langsung ditangani sama dokter. Dan anak Arya pun lahir. Seorang anak cowok yang sangat mirip dengannya.
" Selamat ya pak, istri bapak sudah melahirkan dan anak bapak cowok. Silahkan temuin anak dan istri bapak," kata dokter. Setelah itu dokter itu meninggalkan Arya. Arya pun menemui Putri.
" Nih anakmu sudah lahir, lepaskan aku dari tahanan! Dan ceraikan aku! Karirku hancur gara garamu, Arya! Kau urus aja anak itu, aku ogah mengurusnya," kata Putri.
" Ya setelah ini saya ceraikan kamu. Tunggu anak ini umurnya 5 bulan. Setelah itu kau bisa lepas dari hubungan ini. Dan maaf aku tak bisa melepaskanmu, karena bukti kejahatanmu sangatlah fatal, Putri. Satu lagi tanpa kau suruh, aku yang akan mengurusnya, kau tenang aja Putri," kata Arya.
Arya pun langsung mengendong anak tersebut. Beberapa bulan kemudian. Aku sudah berdiskusi tentang anak bosku kepada Aulia. Aulia membolehkanku menikah kembali asalkan aku bisa adil dengan anakku.
Dan saat ini aku sudah menemukan jawaban dari ayahnya Nabila. Aku pun mau menikahi Nabila demi anakku. Saat ini aku mengajak papa dan mamaku ke Arab untuk menemui ayahnya Nabila.
" Jadi ini jawabanmu, Hafiz. Baik saya senang dengan jawabanmu. Nabila tolong kau terima pinangan Hafiz. Ayah menjodohkanmu ini demi kebaikanmu, nak," kata ayahnya Nabila.
" Iya ayah, aku terima lamarannya. Cuma ada syaratnya. Aku masih dibolehkan untuk kerja di perusahaan papa. Boleh kan?" kata Nabila. " Tanyakan aja kepada Hafiz, karena setelah ini semua yang kamu kerjakan itu adalah tanggung jawab, Hafiz. Papa udah lepas tanggung jawabnya. Tapi kalau untuk biaya pengobatanmu, papa akan tetap membiayainya," kata papanya Nabila.
" Aku sih boleh boleh aja Nabila bekerjanya, cuma asalkan dia gak kelelahan. Itu aja dariku ayah, dan untuk Nabila tolong untuk tidak membatasiku bertemu dengan anakku. Hanya itu yang aku minta," kataku. " Aku tidak akan membatasimu, Hafiz. Tapi ingat satu hal, selama kita menikah jangan bersentuhan badan. Aku tak mau dan kalau kamu melanggarnya aku akan menggugatmu, Hafiz," kata Nabila.
" Iya," kataku. Setelah itu kami berdiskusi tentang pernikahan kami. Sedangkan Aulia sudah diterima kerja di sebuah pondok pesantren. Pemilik pesantren itu dua tahun lebih tua dariku dan Aulia. Namanya Guz Hasyim. Dan Hasyim mempunyai kembaran bernama Gus Barra.
(Untuk Gus Barra akan kuceritakan di season 2 ya, takutnya gak keburu buatnya. Sebenarnya untuk Gus Hasyim dan Gus Barra itu nama dari hayalan author aja. Di dalam mimpi author, emang nanti Gus Hasyim berhubungan dengan Aulia, tapi namanya Gus Hasyim tidak terfikir dari authornya. Pokoknya nama Gus Hasyim itu baru author pikirkan pas buat part ini 😁😁, dan tentu juga dengan Gus Barra)
Saat ini Hasyim sedang memperhatikan Aulia mengurusi anakku. Ummi dari Gus Hasyim pun menghampiri Gus Hasyim. " Kamu gak ngajar, Hasyim? Malah asyik memperhatikan ustadzah Aulia. Suka ya dengan ustadzah Aulia?" kata umminya Gus Hasyim.
" Apa sih ummi. Aku tuh salut dengan ustadzah Aulia, dia bisa meluangkan waktunya untuk mengurusi anaknya. Salut aja aku kepada ustadzah Aulia, ummi. Bukan suka," kata Gus Hasyim.
" Ngaku aja kalau kamu suka dengan ustadzah Aulia. Biar ummi atur perjodohan kalian. Lagian ummi kepingin liat kamu menikah, Hasyim," kata umminya Gus Hasyim.
" Umi mah malah mendesakku, kenapa gak Barra aja yang duluan menikah. Lagian jadwalku padat untuk mengurusi pondok ini, ummi," kata Gus Hasyim. " Iya, mumpung kamu masih muda. Pesantren ini butuh pewaris dari keturunan kamu, nak. Makanya nikah, ummi udah nyari berbagai perempuan yang baik baik untukmu, tapi kamu malah menolaknya. Sedangkan untuk ustadzah Aulia, matamu gak berkedip, nak. Apa benar kamu menyukai ustadzah Aulia?" kata umminya Gus Hasyim.
" Ummi udah ya, mending ummi pantau santri perempuan. Bukannya ummi ada pengajian sama santri perempuan, nanti keburu telat ummi sampainya," kata Gus Hasyim. " Kamu bisa aja, Hasyim. Ya udah ummi pergi dulu," kata umminya Gus Hasyim.
Setelah itu umminya Gus Hasyim pergi. Gus Hasyim pun langsung masuk ke pondok. Sementara Aulia pun langsung memanggil anakku. " Udah dulu mainnya ya nak, mama mau mengajar sekarang. Kamu jangan nakal ya," kata Aulia. " Iya maa," kata anakku.
Aulia pun langsung mengendong anakku ke ruangan mengajarnya. Setelah itu Aulia mengasih mainannya kepada anakku. " Nih, main ya. Jangan ribut pas mama ngajar ya," kata Aulia.
Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋
![](https://img.wattpad.com/cover/367185596-288-k665984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1
RomantikIni mengisahkan pertemuanku dengan wanita yang menjadi istriku sekarang ini. Nama Aulia. Dia dulunya adalah wanita yang ku bully waktu aku SD dulu. Dulu penampilannya sangatlah culun. Aku beserta teman temanku sering membully dia di sekolah dulu. Ta...