PART 4

1 0 0
                                    

Aku beserta istri dan orangtuaku akhirnya tiba di rumah. " Kapan kapan kalian mampirlah di rumah kami ya. Hati hati, terutama kau Hafiz jangan ngebut ngebut! Kau bawa calon dari ibu anak anakmu, jadi jangan kau terlalu kencang dengan kendaraanmu itu. Nanti calon cucuku gak hadir hadir dalam kehidupan tuaku ini," kata ayahku kepadaku. " Ya," kata malas. Setelah itu aku langsung pergi dari sana.

Di dalam mobil. " Kamu harusnya gak usah ketus dengan ayahmu itu. Setelah ini kita akan kemana?" kata Aulia. " Apartemen. Ingat setelah sampai di apartemen kita tidur terpisah. Dan untuk urusan kebersihan akan kusuruh orang untuk membersihkannya. Kau tak usah membersihkan apartemenku. Kau tak perlu melakukan kewajibanmu sebagai istri, lakukan seperti kau belum menikah dulu. Seperti apapun lah gitu, jangan kau ikut campur dengan urusanku. Urusi urusan kita masing masing. Ingat itu. Dan untuk nafkah, aku akan ngasih nafkah itu per bulan kepadamu. Aku akan menyetujui apapun yang kau lakukan selama itu baik untuk kehidupanmu, ingat itu. Nanti kau bisa tidur duluan, aku akan nginap di apartemen temanku. Hubungi aku jika itu sangat urgent, paham kan!" kataku kepada Aulia. Aulia hanya menganggukkan kepalanya.

Beberapa jam kemudian. Kami pun sampai di apartemen. Di dalam apartemen. " Di mana kamarku, Hafiz?" kata Aulia. " Disana. Kamar itu jarang aku pakai. Sesekali ada orang yang membersihkannya. Kalau urusan makanan, nanti ada orang lain yang akan memasaknya untukmu. Mintalah kepada orang tersebut jika kau benar benar lapar," kataku.

" Ah ya," kata Aulia. Setelah aku memasukkan barang Aulia ke kamar aku pun langsung keluar dari apartemen. Sementara Aulia hanya terdiam melihat kepergianku. Aulia pun menghidupkan televisi. Tiba tiba hp Aulia berdering. " Aulia kau pasti tau suaraku ini kan? Ya aku hanya mengabari kalau minggu depan aku akan ke Indonesia, tepatnya di Jakarta. Harap kau menceritakan kisahmu kepadaku, biar aku tau apa yang kamu lakukan di tempat asalmu. Dan satu lagi ada yang ingin aku ceritakan yang penting kepadamu pas aku tiba nanti. Untuk konser kami biar pihak agensi yang memberi tahunya kepadamu ya Aulia, apa yang mesti kau lakukan. Jadi gak sabar aku ke Jakartanya," kata orang tersebut.

" Ah iya, baiklah nanti kita bertemu di Jakarta. Sudah lama kamu tidak konser ke Jakarta. Kalau urusan makanan nanti bilang aja kepadaku. Nanti kabarin aja kapan kau berangkatnya biar aku siap siap menyambutmu," kata Aulia. " Iya, sampai jumpa di hari H nya ya," kata orang tersebut.

Setelah itu Aulia pun mematikan teleponnya. " Pekerjaanku mulai minggu depan akan berat, gimana bagi waktunya antara aku bersama Hafiz dengan waktu kerjaku ini? Hah ini sangat membingungkan untukku. Belum saatnyaa Hafiz tau tentang pekerjaanku sesungguhnya ini," kata Aulia frustasi.

Sebenarnya pekerjaan asli Aulia ada cru untuk konser konser yang di support oleh pemerintah dan agensi tempat pekerjaan Aulia ini. Dia ditempatkan untuk penjagaan konser pas acara konser itu berlangsung. Konser yang akan Aulia jaga ini adalah konser dari luar negri. Ya misalnya kayak acara konser Blackpink gitu, Aulia ditempatkan di tempat penjagaan di konser Blackpink gitu. Kayak gitulah pokoknya. Ini hanya berdasarkan mimpi author aja ya hehehe. Jangan dibayangkan yaa. Oke lanjut yaa...

Sementara di tempat Hafiz. Hafiz sedang nongkrong di basecampnya. " Harusnya kau merencanakan honeymoon bersama istrimu, eh malah kau kesini. Gak betah ya kau berada di dekat istrimu?" kata Wahyu. " Ya jelas gak betah lah, orang istrinya dulu adalah orang yang kita bully pas kita SD dulu. Siapa namanya, aku lupa lagi, padahal tadi pagi sempat kau ucapkan di telepon tadi, Hafiz. Duh kok cepat lupa akunya ya," kata Raka.

" Alah lagak kau ya Rak, Aulia dia jadi istriku untuk sekarang ini. Lagian dia juga ogah menerimaku sebagai suaminya. Dia terlalu udik untukku tau, iya sih dia sekarang lebih islami penampilannya. Tapi tetap aja untuk di lingkungan kita seperti ini dia gak pantas bersanding denganku," kataku sambil meminum wine.

" Aulia ya? Kayak apa dia sekarang? Kalau kata kau dia udik, berarti emang gak pantas kau bersanding dengannya. Uhmm, kau masih berhubungan dengan Putri? Model itu? Lebih baik kau putuskan aja si Putrinya, kasian Putri di gantung harapan olehmu, Hafiz," kata Wahyu.

" Masih. Sampai kapanpun aku takkan putus dengan Putri. Di mana Arya? Daritadi aku tidak melihatnya? Oh ya aku mau nelpon Putri dulu," kataku. " Yee bucin bucin," ejek Rio. " Diam kau Rio, iri bilang aja," kataku kesal.

" Arya katanya gak bisa kesini. Bosnya ngasih pekerjaan super banyak hari ini. Jadi dia harus mengerjakan pekerjaannya di kantornya," kata Raka. " Oh, ya sudah. Orang sibuk," kataku. " Kau tak ke kantor doo, Hafiz?" kata Rangga. " Nanti setelah menelpon Putri," kataku. " Ohh, iyee lah tuhh," kata Rio.

Aku pun langsung keluar dan menelpon Putri. Di apartemen Putri. Tiba tiba pas Putri begituan dengan orang tersebut, handphonenya berdering. " Duh lagi enak enaknya malah ganggu. Cepat kau angkat biar aku lanjutkan yang kita lakukan. Angkat cepat!" kata orang tersebut.

Putri pun langsung mengambil handphonenya dan melihat ke arah handphonenya. " Hafiz menelponku. Kau jangan membuat aku mendesah, bisa bisa dia curiga denganku," kata Putri. " Ya," kata orang tersebut.

Putri pun langsung angkat teleponnya. " Halo babee darimana aja kamunya? Kok gak ngangkat teleponku sih? Enak ya kamu begituan sama istrimu, sampai sampai lupa denganku, babee? Sebenarnya prioritas kamu ke siapa sih? Ke aku atau istrimu sih? Kesal deh akunya," kata Putri sambil menahan desahannya akibat begituannya dengan orang disampingnya.

" Maafkan aku sayang, tadi aku habis ngantar orangtuaku ke rumah tadi. Aku dan dia tidak lagi tidur di hotel, melainkan di apartemen sekarang. Dan aku takkan begituan samanya sampai kapanpun. Hanya denganmu nanti aku akan begituannya," kataku.

" Ish kau ini babe. Ya sudah. Kau udah sarapan? Uhmm, udah dulu ya aku mau bersiap siap untuk pemotretan aku nanti siang yaa. Nanti aku teleponnya. Sampai jumpaa," kata Putri sambil menahan desahan.

Putri pun langsung mematikan teleponnya. Sementara aku hanya bisa tersenyum mendengar suara Putri. Tanpa aku ketahui jika Putri sudah berselingkuh denganku. Dan mungkin ini awal mulanya hubunganku mulai tak baik dengan istriku Aulia sampai sampai aku bercerai dan melakukan kesalahan yang fatal untuk Aulia.

Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋

She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang