Setelah sampai di apartemen, aku langsung masuk ke dalam apartemen. " Oh ya Hafiz untuk mobilmu nanti kusuruh teman teman kita menjemputnya ke apartemenmu ya. Aku pergi dulu ya," kata Rio.
" Ya hati hati kau disana ya Rio, makasih. Nanti kukirim uangmu ya!" kataku kepada Rio. " Okee," kata Rio. Setelah itu Rio pergi dan aku menuju ke apartemenku.
Aku pun masuk ke apartemenku. Disana aku melihat Aulia nonton. " Oh kau udah pulang, Hafiz? Darimana aja kau, Hafiz?" kata Aulia yang pura pura tak tau padahal dia tau kemana aku pergi.
" Kepo, aku ke kamar dulu," kataku. " Oh," kata Aulia. Aku pun langsung ke kamar. " Mungkin kau gak jawab, tapi aku tau kau kemana, Hafiz," kata Aulia.
Sementara di dalam kamar. Aku pun membaringkan badanku ke ranjang. " Betul kata Rio tadi, apa aku serius aja dengan pernikahan ini. Terus aku putusin si Putri?" kataku bingung.
Sementara di tempat lain. Arya pun berada di tempat persembunyian FBI. " Kalian harus perkuatkan keamanan klien kita. Jangan diulangi kejadian kemarin," kata Arya. " Baik bos," kata anak buahnya Arya.
Di tempat Putri. Putri sedang berada di markas Seojun. " Putri kau pernah bilang ada temanmu yang akan bekerja denganku, mungkin sekarang aku membutuhkannya. Bilang kepadanya aku membutuhkannya," kata Seojun. " Ah ya honey, bentar aku telpon dulu orangnya ya," kata Putri.
Putri pun langsung menelpon Arya. Sementara Arya sedang suntuk suntuk di markasnya tiba tiba mendengar dering handphonenya. Dan langsung mengangkat teleponnya.
" Halo Arya. Uhmm kan kamu bilang ingin kerja sama dengan yang namanya Seojun waktu itu kan. Ya memang aku mengenal Seojun, sekarang Seojun nya mau ketemu denganmu nih. Dia juga setuju dengan penawaranmu untuk bekerja dengannya, Arya," kata Putri.
" Wah kebetulan dia menyetujuinya. Rencanaku gak boleh gagal, aku harus bisa di percayakan oleh Seojun. Tunggu aja kalian menderita, Seojun Putri. Aku tak sabar menantikannya," batin Arya.
" Dimana? Mumpung aku lagi gak ngapa ngapain gitu," kata Arya. " Uhm bentar ya kutanya sama orangnya, soalnya orangnya lagi didekatku ini," kata Putri. Putri pun langsung berbisik ke telinga Seojun.
" Honey dia minta ketemu denganmu, dimana kalian akan bertemu?" bisik Putri. " Di caffee tempat biasa kita ngumpul. Aku akan kesana sekarang," kata Seojun. " Okee honeyy," kata Putri.
" Jadi gimana ini, Putri?" kata Arya. " Ahh nanti akan kukirim tempatnya dimana ya, Arya. Udah dulu ya aku masih ada urusan yang harus aku kerjakan," kata Putri. Setelah itu telpon pun di tutup.
Di markas Arya. " Ada apa bos?" kata Rayan anak buahnya Arya. " Kalian temani aku dengan jarak jauh. Aku akan menemui musuh kita, Seojun. Jangan ada yang menampakkan diri kalian! Ingat itu," kata Arya.
" Kenapa bos ketemu dengannya, nanti dia bisa tau bos nantinya," kata anak buahnya Arya. " Dia gak tau jika aku bekerja di FBI, hanya kalianlah yang diketahui olehnya, sudah ayo ikutin aku. Selebihnya kalian jaga di apartemen klien kita," kata Arya.
Arya pun pergi menemui Putri dan Seojun. " Nah itu orangnya, Pak Seojun. Dia Arya. Dia temanku. Arya ini adalah Pak Seojun kenalanku, nih," kata Putri.
" Aku Seojun. Salam kenal," kata Seojun. " Aku Arya," kata Arya. " Boleh kau pergi Putri, ada yang ingin kubicarakan dengannya," kata Arya. " Oke aku kesana dulu, Pak Seojun," kata Putri.
Putri pun pergi. " Ada apa bapak memanggil saya?" kata Arya. " Apa kau kenal dengan orang ini? Bisakah kau mengintainya dan sekaligus menjaga Putri dari saya? Dan satu lagi tolong kau cari tau tentang perusahaan ini. Kebetulan perusahaan ini lagi bekerjasama dengan perusahaanku. Laporkan semuanya kepadaku, Arya. Nanti untuk gaji biar aku kasih lewat Putri," kata Seojun.
" Oke saya mengerti pak, uhmm terus kapan saya mulai bekerja?" kata Arya. " Sekarang pun bisa. Saya tunggu laporan kamu, Arya. Kalau perlu kau jadi selingkuhan Putri di belakang Hafiz. Nah Hafiz itu pacarnya Putri, pokoknya kau dan Putri terlihat berselingkuh lah gitu, supaya rencanaku bisa sukses. Gimana, mau kan?" kata Seojun.
" Saya terserah bapak aja. Ada lagi yang mau bapak bahas bersama saya?" kata Arya. " Gak ada, ya sudah kamu bisa pergi dari sini. Nah ini handphone buat kamu bisa me menghubungi saya. Kamu pakainya pas telepon saya pokoknya, ngerti kan?" kata Seojun. " Ngerti pak," kata Arya.
Setelah itu Arya pergi dari tempat itu. Arya pun langsung menelpon G-Dragon. " Halo, ini aku Arya. Target udah masuk ke dalam jebakan kita. Aku sudah masuk ke wilayahnya. Untuk beberapa hari ke depan jangan menelponku atau ngasih kode gitu kepadaku. Biar aku sendiri yang memberi kodenya," kata Arya.
" Oke. Terus bagaimana dengan Aulia? Apa Aulia tetap berada di Indonesia? Soalnya Aulia udah minta kerja kepadaku," kata G-Dragon. " Tunggu aba aba dariku, pokoknya kalau udah siap langsung kau terbangkan aja Aulia nya ke Korea," kata Arya. " Oke kalau begitu," kata G-Dragon.
Beberapa tahun ke depan. Arya pun makin akrab dengan Putri. Bahkan teman teman Arya sudah melihat kalau Arya mengencani Putri. Dan saat ini Arya sedang di markas tanpaku.
" Kau kencan dengan Putri? Apa Hafiz tau tentang itu?" kata Raka. " Sebenarnya aku dan Putri tidak berkencan. Uhmm gimana ya aku jelaskan ini. Intinya si Putri ini gak setia dengan Hafiz. Dia banyak rahasia yang kalian tidak ketahui gitu di belakang kalian dan Hafiz tentunya," kata Arya.
" Maksudnya?" kata Raka. " Nanti kalau sudah tepat waktunya aku kasih tau kepadamu. Tapi gak sekarang, soalnya aku masih mencari tau. Intinya aku gak berkencan dengan Putri secara diam diam," kata Arya.
" Ya terserah sih, intinya kau jangan main belakang dengan Hafiz. Bisa heboh si Hafiz nya," kata Raka. " Uhmm," kata Arya. Sementara aku sedang sibuk sibuknya mengurusi perusahaan.
Beberapa tahun ini perusahaanku mengalami kekurangan dalam dana. Dulunya tidak seperti ini, aku masih mencari tau dalang dibalik ini semua.
Sementara Aulia beberapa tahun ini sering mengalami mual. Aulia pun yang merasa akhir akhir ini mengalami hal tersebut lantas dia pergi ke dokter.
Sesampainya di rumah sakit, Aulia diperiksa sama dokter. " Untuk anda yang mengalami hal ini itu memang wajar karena anda sedang dalam keadaan hamil. Selamat anda hamil, ibu Aulia," kata dokter.
" Apaa! Hamil! Ini gak mungkin, ini gak mungkin," kata Aulia. Lalu Aulia pun mengingat kejadian itu untuk kedua kalinya.
Di tahun setelah Aulia diculik (rentangnya aku tak tau kapan ya)...
Aku pulang dalam keadaan mabuk lagi. Ini semua gara gara aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Lalu aku melihat Aulia keluar dari kamar mandi. Kayaknya Aulia habis mandi gitu.
Tiba tiba hormonku naik, dan ini kesempatan yang baik. Sementara Aulia ini adalah nasib yang amat sial untuknya. Aku pun langsung mengendong Aulia menuju kasur. Aulia sempat memberontak kepadaku. Tapi aku pura pura gak tau. Mungkin ini juga efek dari mabukku itu.
Dan kejadian yang sama pun terjadi. Aulia benar benar bingung apa yang harus dia lakukan ke depannya. Akunya pas bangun, aku tidak tau apa apa. Setelah aku melakukannya, aku benar benar tertidur pulas.
Dan kejadian pun berakhir.
Aulia yang mengingat itu pun hanya bisa pasrah. " Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, buk. Anak ini titipan dari Tuhan untuk ibuk. Dan ini untuk vitamin yang harus ibuk minum kedepannya," kata dokter.
" Terimakasih dokter. Saya permisi dulu," kata Aulia. Aulia pun langsung lesu mendengar kata hamil. " Gara gara kejadian itu terulang kembali, aku jadi hamil. Terus bagaimana nasibku kedepannya? Aku gak bisa bercerai dari Hafiz kalau kayak gini jadinya. Ahhh gimana ini," batin Aulia.
Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1
RomanceIni mengisahkan pertemuanku dengan wanita yang menjadi istriku sekarang ini. Nama Aulia. Dia dulunya adalah wanita yang ku bully waktu aku SD dulu. Dulu penampilannya sangatlah culun. Aku beserta teman temanku sering membully dia di sekolah dulu. Ta...