PART 22

1 0 0
                                    

Beberapa minggu kemudian. Aulia pun akhirnya terbang bersama adiknya. Sedangkan orangtua Aulia dan orangtuaku berdiskusi di rumahku terkait masalah rumah tangga kami.

" Jadi gimana pak, apakah pernikahan ini masih dilanjutkan? Disini anak saya yang paling tersakiti oleh anak bapak, jadi saya dan istri memutuskan untuk mereka berpisah daripada saling menyakiti satu sama lain," kata ayahnya Aulia.

" Saya paham pak, tapi sekarang kondisi Aulia sedang hamil. Gak baik Aulia menuntut cerai dari anak saya. Minimal untuk anak yang dikandung sama Aulia itu lahir baru kita diskusikan lagi masalah rumah tangga anak kita. Yang ngejalanin itu kan mereka, jadi alangkah baiknya kita tanyakan kepada mereka," kata ayahku.

" Mama sih setuju dengan perkataan besan, lebih cepat lebih baik untuk anak kita berpisah. Untuk urusan cucu nanti kita aja yang merawatnya kalau emang mereka gak sanggup merawatnya," kata mamaku.

" Ya gak gitu juga, mama! Minantu kita lagi hamil, kita harus jaga perasaan orang hamil juga. Aulia juga butuh support dari suaminya. Mana tau Aulia ada keinginan gitu ngidam, nah dengan ngidamnya itu lambat laun luluh hati anak kita, ma," kata ayahku.

" Masalahnya kami yang gak mau mereka rujuk kembali. Kasian Aulia nya, pak! Terang terangan dia selingkuh didepan anak saya selama beberapa tahun ke belakang atau pas mereka habis nikah anak bapak bawa ceweknya di depan anak saya. Gimana perasaan anak saya, pak! Coba bapak pikirin! Tolonglah pak, lepaskan belenggu yang memberatkan anak kita. Oh ya satu lagi ya pak, ini ada Aulia ngasih sesuatu kepada bapak. Tolong di terima ya," kata ayahnya Aulia.

Ayahku pun membuka isi amplop tersebut. Ada beberapa jumlah lembaran uang merah didalam amplopnya. " Ini buat apa, pak? Kenapa Aulia mengasih uang ini kepada saya?" kata ayahku.

" Dia bilang dia ingin melunasi urusan rumah milik istri saya itu. Dan disana ada check juga untuk melengkapi jumlah uang tersebut. Jadi sekarang kami gak ada lagi berurusan dengan bapak dan teman teman bapak. Saya permisi," kata ayahnya Aulia.

Ayahnya Aulia dan ibunya Aulia langsung pergi dari kediaman orangtuaku. " Hafiz benar benar keterlaluan! Harusnya dia gak menyelingkuhi minantu kita, ini malah sebaliknya! Kenapa mama biarin anak kita selingkuh didepan Aulia sih! Mama terlalu memanjakan dia," kata ayahku.

" Mama gak pernah memanjakan anak, kita! Minantu, bahkan mama ogah bilang dia minantu itu tidak pantas masuk ke keluarga kita. Dan kenapa mama gak melarang Hafiz, karena Hafiz masih sayang dengan selingkuhannya. Papa yang terlalu egois dengan anak kita, ya!" kata mamaku.

" Aku egois! Egois dari mana sih, ma! Dari mana! Aku sengaja menjodohkan Hafiz dengan Aulia agar Hafiz bisa merubah kebiasaannya. Itu aja, selama ini papa melihat kalau Aulia memang anak yang pantas untuk dijadikan istri dari anak kita, ma. Daripada kekasih yang dia kenalkan pada kita, Aulia jauh lebih baik dari kekasihnya itu. Orangtua Aulia mendidiknya hingga Aulia kayak sekarang ini, ma!" kata ayahku.

" Menurut papa seperti itu, tetapi menurut mama bukan seperti itu! Kekasihnya yang pantas untuk anak kita! Sedangkan pilihan papa, dia keluarga yang gak pantas untuk kita! Sudahlah mama mau ke tempat Kania (btw dia itu kakakku ya). Kangen mama sama anaknya Kania," kata mamaku.

" Terserah!" kata ayahku kesal dan langsung meninggalkan mamaku. Sedangkan aku, aku terlalu syok ditinggal sama Aulia beberapa minggu ini. " Aku keterlaluan kayaknya ngomong sama Aulia! Harusnya aku terima aja anak itu, arrggghh! Pasti papa tau semuanya tentang masalah ini!" kataku kesal.

Tiba tiba handphone ku berdering. Aku pun segera mengangkat teleponnya. " Halo!" kataku. " Bos perusahaan kita mengalami penurunan yang sangat drastis bos! Bahkan orang yang kerjasama dengan kita ingin mengakui perusahaan bos jadi perusahaannya. Ini gawat sekali, bos!" kata asistenku.

Sementara Arya sedang berada di markas sembunyi milik FBI. " Bos perusahaan milik suami klien kita mengalami penurunan yang jauh bos, bahkan kabarnya perusahaan itu akan diakui oleh perusahaan musuh klien kita. Apa yang mesti kita lakukan?" kata Rayan asisten FBI.

" Tidak, perusahaan suami klien kita tidak akan diambil sama perusahaan musuh klien kita. Tenang aja, semuanya udah di handle sama klien kita. Kalau perusahaan itu akan diakui sama musuh kita, aku yang akan mengambil perusahaan itu. Tenang aja, pokoknya kalian cari bukti sebanyak banyaknya. Biar aku yang akan melakukannya di lapangan," kata Arya.

Arya pun langsung menge chatt Aulia. Ini isinya yaa...

Arya: " Sekarang perusahaan suamimu akan diakui sama Seojun. Waktunya kita beraksi, Aulia"

Aulia: " Baik, kau pantau perusahaan itu dari jauh, Arya. Biar aku yang memantau keuangannya"

Arya: " Oke, kalau begitu aku harus terang terangan merebut Putri dari Hafiz agar rencana kita bisa terlaksana dengan baik"

Aulia: " Pasti! Pokoknya kau harus nyari bukti kejahatan mereka semuanya. Nanti kalau bukti itu udah ke kumpul, kau ungkapkan semua identitasmu dihadapan mereka lalu jebloskan mereka ke penjara yang sulit mereka lolos"

Arya: " Oke. Kabari juga kepada mertuamu, bahwa perusahaan anaknya akan diambil ahli oleh Seojun. Biar kau ada yang membantu gitu"

Aulia: " Pasti! Udah ya aku tutup wa nya ya, soalnya aku banyak kesibukan yang harus aku lakukan"

Arya: " Iya, pokoknya kau harus hati hati di Korea. Mana tau ada sebagian anak buah Seojun yang mematai matai sampai ke Korea"

Aulia: " Aman kalau disini aku dijaga ketat oleh penjaga klienmu, Arya! Ya udah salam buat semuanya dariku"

Arya: " Pasti!"

Setelah itu Arya langsung menemui Putri. Dalam beberapa minggu ini Arya akhirnya menjalin asmara dengan Putri. Ya walaupun demi pekerjaan, tetapi dia akan berpura pura pacaran dengan Putri demi mengumpulkan semua kejahatan Putri.

Sesampainya di caffee. " Sayang!" kata Putri. " Maaf ya, tadi macet. Uhmm sampai kapan kita sembunyi sembunyi dari Hafiz? Aku ingin tau kita berhubungan tanpa ada rahasia gitu. Terbuka aja gitu dihadapan semua orang," kata Arya.

" Kau tau kan sayang, aku ini model. Nanti bisa jelek reputasiku jika aku berpacaran terang terangan di hadapan rekan sesama model gitu. Kayak gini aja terus ya," kata Putri.

" Kamu ini! Terserah kamu aja deh," kata Arya. " Oh ya bosmu tadi mengabariku untuk menemuinya di tempat kamu pertama kali bertemu dengan bos. Ada yang ingin beritahu denganmu," kata Putri.

" Apa? Masalah perusahaan Hafiz ya? Kebetulan itu sedang viral di media," kata Arya. " Iya masalah seputar itu, sayang," kata Putri. " Oke," kata Arya.

" Ya udah sana temuin bosmu, sayang! Aku mau nongkrong dulu sama teman teman," kata Putri. " Ya, hati hati Putri," kata Arya. Putri pun langsung meninggalkan Arya. " Oke sebentar lagi kalian akan aku jebak selama lamanya. Kalian takkan bisa lolos dari aku," batin Arya.

Bagaimana kisah selanjutnya. Lanjut di part selanjutnya yaa. Bakalan seru deh, ini ceritanya sebenarnya dari mimpi author aja pas author tidur dan kadang kadang muncul cuma sekarang gak muncul muncul hehehe. See yaa sampai jumpa semuanya yaa. Byeee 👋👋

She Is Too Perfect For This Delinquent Me Chap 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang