4. We're Just Friends

12.3K 1.4K 131
                                    

"Tik? Halo? Kamu dengerin aku?"

Suara Kian membuat Kartika mendongak dan tergagap. Ia buru-buru menggeleng. Menampilkan senyum palsunya dengan cepat. Kartika tak ingin tertangkap basah tengah melamuni Kian—apalagi jika Kian tahu bahwa dirinya tengah berkhayal kalau-kalau Kian jadi miliknya.

"Dengerin kok, dengerin," jawab Kartika cepat sambil membuka agendanya. "Jadi, Mas Janu itu ketemu sama Mbak Adrianna di acara televisi kan, ya?"

Kartika membuka-buka buku catatan dengan gugup. Ia buru-buru menuliskan satu dua kalimat di sana.

Kian mengerutkan dahi. Ia menatap Kartika yang mencatat dengan bingung. "Kamu ngapain nulis begituan?"

"Buat referensi," jawab Kartika sambil memain-mainkan tangannya gugup.

"Referensi?"

"Menurut Mas Janu, apa yang bikin pernikahan Mbak Atri segitu heboh dan bagusnya?" tanya Kartika menyilangkan tangan di atas meja. Ia menatap Kian, menunggu lelaki itu berbicara.

Kian jelas kebingungan. Ia tidak mengerti. Semua ini bukan keinginan ataupun rencananya. Bagaimana mungkin ia tahu? Lelaki itu menggelengkan kepala. "Aku nggak tahu. Yang kutahu, Ad mau pernikahan kayak Atri karena her wedding is kinda the most lavish wedding of the year. Udah kayak royal wedding-nya William dan Kate Middleton, tahu?"

Kartika tertawa kecil. Pernikahan kakaknya hari itu memang begitu heboh. Bagaimana tidak? Pernikahan itu adalah pernikahan Direktur Utama dari perusahaan properti terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan Wakil Direktur Utama dan sekaligus putri dari eks Direktur utama perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Besides, that is Gayatri Adhyaksa Putri's wedding. Mana mungkin pernikahannya akan berakhir biasa-biasa saja?

"Lagipula, Atri's every move goes viral. Apapun yang dia pakai, yang dia lakukan, yang dia kerjakan, semuanya jadi hits—and goals, if I may add." Kian menambahkan.

Senyum kecil meluncur dari bibir Kartika. Benar kata Kian, apapun yang kakaknya lakukan selalu viral dan selalu jadi 'the goals of everyone'. Misal, hubungannya dengan Dikta. Kini semua orang ramai-ramai melabel hubungan Gayatri dan Dikta sebagai couple goals of the year dengan tambahan 'love will find a way' atau 'Jodoh nggak akan ke mana'  atau hal-hal lain semacam itu.

Oh, all thanks to our queen, Salsabilla Anjani Wibisono-Adhyaksa. Istri Darma satu itu memang  publicist handal yang piawai memainkan cerita-cerita tersebut agar 'ramah' dikonsumsi publik. 

Tidak salah, sih. Mengingat Gayatri dan Dikta memang dipertemukan setelah lima tahun 'putus'. Tetapi, buat sirkel internal yang tahu busuk-busuknya, cerita cinta Gayatri sejujurnya tak seindah dongeng-dongeng putri kerajaan seperti yang orang tahu begitu.

Again, the persona is the persona, the story is the story, and what's on the surface is on the surface. Tidak semua orang perlu tahu kedalaman cerita mereka yang membuat naik darah itu, kan?

"Mas Janu tahu, apa yang membuat pernikahan itu begitu luar biasa?" Kartika mengulang pertanyaannya. Ia tersenyum simpul. "Mbak Atri incorporates all her personal stories and thoughts with Mas Dikta into it. She thought about the wedding by incorporating elements of their personalities, the story of their first meeting, their hobbies, the activities they often do, what they both likes and all of that was reflected in the pre-wedding photos, videos, dress, song selection, and even down to the invitation cards. It's all very personal, crafted entirely by her and her alone."

Kian terperangah. Ia mengerjapkan mata saat mendengar Kartika menjelaskan.

"Aku di sana sebenarnya nggak berbuat banyak. Cuma membantu mencarikan vendor yang tepat untuk Mbak Atri. Dia yang membuat konsepnya sendiri." Kartika menarik napas. "Jadi, kalau aku disuruh membuat sama persis seperti Mbak Atri, aku kembalikan ke klien, mau buat yang sama persis dalam artian plek-ketiplek atau membuat konsep serupa yang memasukan setiap unsur personal mempelai ke dalam acara ini?"

Flavors UnboundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang