Kartika mengetuk pintu ruang kerja Gayatri dengan takut-takut. Perempuan itu kemudian mendorong pintu pelan, menatap kakaknya yang masih sibuk mengerjakan proyek peluncuran Escapadio, merek terbaru dari LuxeModa. Ketika Gayatri mendongak, wajah seriusnya masih terasa begitu mengintimidasi.
"Ada apa, Tik?" Gayatri meletakan bolpoinnya saat melihat Kartika masuk ke ruangan. Ia menyandarkan tubuh di kursi sambil menghela napas keras-keras karena kelelahan.
"Sibuk, Mbak?" Kartika berbasa-basi. Ia memegang dua lembar kertas di tangan kanannya dan paper bag di tangan kiri.
Gayatri menggeleng. Ia melirik ke arah jam dinding. "Udah jam makan siang, ya?" Perempuan itu mengangkat tangan ke atas, merenggangkan tubuh yang pegal-pegal.
Kartika mengulum senyum seraya meletakan paper bag-nya di atas meja Gayatri.
"Masak apa si Mas Janu hari ini? Enak juga ya gue bisa minta pajak makan siang tiap hari," celoteh Gayatri sambil tertawa.
Kartika ikut tertawa mendengar ucapan kakakanya. Kian memang ada gila-gilanya. Berhubung jalan yang dia lewatidari apartemennya ke restoran lumayan bisa di-searahkan dengan kantor Adhyaksa, lelaki itu selalu menyempatkan diri mengirimkan masakannya ke kantor bagaikan katering premium. Seringnya masakan rumahan biasa saja: tumis sayur dan daging dengan nasi.
Katanya, karena ia malas masak sedikit-sedikit hanya untuk dirinya sendiri, jadi sekalian masak banyak saja untuk Kartika. Gayatri yang melihatnya minggu lalu menanyakan jika ia bisa ikut serta dalam program 'katering ala Janu' ini dan membayar biayanya, namun Kian menolak dan menyatakan akan memasak sekalian untuk Gayatri.
"Hari ini, Mas Kian masak baked rice, katanya."
Gayatri mengambil wadah alumunium dari dalam dengan senyum lebar. Sementara, Kartika duduk di hadapan Gayatri sambil menyodorkan lembaran formulir ke hadapan Gayatri dengan takut-takut.
"Mau cuti?" Gayatri bahkan hanya melirik sedikit untuk tahu isi dari formulir itu.
Kartika meringis sambil mengangguk pelan. "Jumat ini setengah hari soalnya mau ke Semarang, sama bulan depan gue mau pergi ke Bali." Ia mengulum bibir dengan khawatir.
Gayatri mendesis. Sebagai atasan Kartika, Gayatri memang bertanggung jawab dan jadi pihak yang dimintai persetujuan untuk cuti ini. Dan rasanya jadi menegangkan walaupun Gayatri adalah kakak kandungnya sekalipun.
Kakaknya itu menatap ke arah dua formulir yang ada di mejanya bergantian. "Ini buat acaranya Stefani?" Kartika mengangguk dan wajah Gayatri langsung tidak senang. "Terus, ke Bali-nya dari Jumat sampai Selasa?"
Kartika menelan ludah. "Itu... sekalian jalan, um..." Ia menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. "Gitu deh, Mbak."
Gayatri mendesah kasar. Ia mengambil bolpoin dan dengan cepat menandatangani dua formulir tersebut sebelum menyerahkannya pada Kartika.
"I hate Stefani so much. Selain dari kelakuan dia yang sus banget, lo tahu kan gue nggak setuju waktu dia minta lo jadi juri Royal Chef karena akan nyita waktu lo buat syuting dan nggak konsentrasi kerja di sini." Gayatri berucap dengna nada sebal. "But this time, gue mau nggak mau harus support acara dia karena ini cuma satu-satunya cara lo ngehabisin waktu bareng Mas Janu."
Kartika tersenyum lebar. Ia tahu, kakaknya itu memang tidak bisa abai tentang fakta yang satu itu.
"And I can't imagine kalau Papa masih di Indonesia dan tahu lo ikut beginian." Gayatri berkata lagi. "Well, gue rasa, dia tahu. Dia cuma pura-pura nggak tahu."
Kartika menelan ludah. Aditya memang sudah pindah ke Singapura beberapa bulan lalu untuk menghabiskan masa tuanya.
"Gue laper!" Gayatri berucap sambil membuka bungkusan foil-nya. "Sogokan Mas Janu boleh juga. Pantesan kemarin dia nanya, 'mau dibuatin makanan apa, Tri? Si Tika nggak tahu mau makan apa, soalnya.' Halah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Flavors Unbound
عاطفيةFLAVORS UNBOUND is noun phrase refer to an exploration of diverse tastes, free from conventional limits, embodying creativity and the unrestricted potential for unique experiences. ADHYAKSA SERIES NO. 3 * Biarpun terlihat menyerah karena akhirnya...