@.chefkian — 1 week ago
[Hei, Tik. It's me. Janu]
[Aku serius soal tawaran collab-ku loh. Tik.]@.chefkian — 1 day ago
[Please HMU if u are interested ya, atau kamu bisa chat Whatsapp ku.]
[Here is my number +6281xxxxx]Kartika memijat pelipisnya. Sudah seminggu sejak pesta Katya kemarin. Seminggu setelah pertemuannya dengan Kian. Setelahnya, semuanya tampak aneh.
Kartika masih kembali masuk ke kantor seperti biasa. Vania belum menghubunginya terkait pertemuan kedua dengan Kian dan calon istrinya, Adrianna. Keiku semakin hari semakin sepi.
Kecuali, satu. Pengikut Instagram-nya yang membeludak.
Dari setiap saudara-saudaranya—selain Wira yang enggan mengaktifkan media sosialnya, Kartika punya pengikut yang paling sedikit. She is just a plain girl. Tidak seperti Gayatri yang punya gaya classy yang membuatnya dikagumi setiap makhluk di muka bumi, atau Darma yang tampak seperti hot daddy dalam Instagram-nya—Oh, hail Mbak Salsa for making that image for him—, atau Ramdan yang terlihat seperti cowok playboy yang bikin setiap perempuan tergila-gila.
Tidak ada yang menarik dari kehidupan Kartika yang tidak jelas itu. Tidak ada yang bisa dijual.
Hingga, Kian menandainya dalam sebuah foto minggu lalu. Satu foto dan semuanya berubah.
Jika itu belum cukup menjungkir balikan dunia Kartika, sebuah pesan yang masuk di malam pada hari yang sama membuatnya terkaget. Sebuah pesan di kotak masuk Instagramnya. Pesan yang sedang ia buka. Berisikan ajakan Kian untuk membuat kolaborasi menu di restorannya.
Kartika belum membalas pesan tersebut. Ia bingung harus membalas apa.
Buatnya, Kian adalah orang yang paling ia hindari. Ia susah payah mencoba melupakan lelaki itu. Pacaran dengan lelaki lain, menyibukkan diri dengan Keiku dan BeauteMe, semuanya! Tetap saja, takdir yang begitu kejam di kehidupan ini membawa Kian ke hadapannya—lagi-lagi—sebagai lelaki yang tak bisa dijangkau karena sudah punya tunangan.
Lihat, takdir begitu jahat, bukan?
Perempuan itu membalik layar iPhone 6S miliknya sambil menundukan kepala. Ia mencoba mengatur napas. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Bunyi ketukan pintu membuat Kartika menoleh. Dari pintu, tampak kepala Tesa—sekretarisnya—menyembul. "Permisi, Bu kartika." Suara itu terdengar begitu halus. "Tadi, Nina—sekretaris Bu Salsa—telepon. Dia nanyain apa Ibu sore ini available atau tidak."
Kartika menghela napas keras. Ia sudah tahu. Kemarin, Salsa sudah memberitahu soal rencana dan maksud kedatangannya. Tim manajemen yang menaungi publisitas Kian berencana untuk membawa kolaborasi ini ke jenjang yang lebih serius.
Kartika sudah tahu siapa orangnya. Stefani. Jadi, tepat ketika Salsa menyampaikan hal tersebut, Kartika langsung menghubungi Stefani dan marah-marah.
Stefani jelas menanggapinya dengan tawa renyah sambil berkata, "This is beneficial for both of us. No, for three of us. Buat gue, of course, duit. Buat lo, naikin branding Keiku, dan buat kalian berdua ya buat PDKT!"
Terserah Stefani, deh! Kartika pening kalau temannya yang satu itu suka banyak akal.
Stefani punya kemampuan persuasif yang sangat mahir. Terlahir dari keluarga konglomerat media dan stasiun televisi, she is just a words-player. Bukan maksudnya mengotak-atik kalimat hingga membuat diksi yang indah—walau dia juga ahli melakukannya—tetapi, Stefani bisa mengotak-atik sebuah fakta menjadi fakta lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/367781596-288-k879145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavors Unbound
RomanceFLAVORS UNBOUND is noun phrase refer to an exploration of diverse tastes, free from conventional limits, embodying creativity and the unrestricted potential for unique experiences. ADHYAKSA SERIES NO. 3 * Biarpun terlihat menyerah karena akhirnya...