39. Getaway

8.8K 946 34
                                    

[Ting tong 75k]

Walaupun gosip menerpa, acara meet and greet dan private dining tetap berlanjut. Hal yang disyukuri oleh Kian dan Kartika adalah, orang-orang yang datang untuk private dining memang adalah orang-orang yang menyukai hasil 'karya tangan' Kian. Bukan sekadar penggemar ingin berfoto saja. Lagipula kalau dipikir-pikir, seseorang yang berani merogoh kocek hampir setengah juta per orang untuk makan malam bukan orang sembarangan, bukan?

Acara itu tetap berjalan dengan baik. Kartika juga mendapatkan pemasukan dari beberapa kue yang dijual untuk dibawa pulang. Rasanya, semua berjalan dengan baik.

Karena dipesankan oleh manajemen, Kian dan Kartika berada di kamar yang berbeda. Dan mereka sepakat untuk tetap tidur di kamar terpisah untuk menghindari hal-hal yang tidak mereka inginkan.

Tetapi pagi ini, seusai mereka buru-buru check out dari hotel yang disediakan manajemen, Kian membawa Kartika ke sebuah vila yang begitu cantik. Tak terlalu besar, tetapi terasa nyaman. Tempatnya agak jauh dari keramaian membuat suasananya terasa begitu tenang. 

Ketika Kian bilang kalau mereka akan extend sampai Selasa, Kartika tidak bertanya lebih lanjut. Kian juga bilang sudah menyiapkan semuanya dan Kartika tinggal menikmati. Kini, Kartika jadi penasaran, apa saja yang sudah Kian persiapkan. Dan melihat hal yang di depannya terasa begitu sempurna. 

Berjalan perlahan ke arah lemari pajangan, Kartika bisa melihat bingkai foto dengan dua anak kecil di sana.  "It's you. and Kak Kania, right?" Perempuan itu tersenyum lebar sambil mengacungkan bingkai.

Kian tersenyum saat Kartika menyebut nama kakaknya.

Lagi, Kartika memandang sekeliling. "Is it  your family's?"

"Techically, mine, karena sekarang di atas kertas, vila ini punyaku. Papa sudah bagi-bagi warisan tiga-empat tahun lalu. Katanya biar lebih mudah kalau ada apa-apa." Kian mengangkat bahu. 

Kartika mengangguk-angguk. Semua orang sudah melakukannya. Aditya juga.

"Kamu bisa tidur di kamarku dan Kak Kania, di sana." Lelaki itu menunjuk ke arah pintu di sebelah kiri. "I'll sleep in my parents' room."

Dagu kartika terangguk pelan. Sekelibat pikiran bermain di dalam kepalanya, perlukah ia berkata bahwa ia ingin tidur satu ranjang dengan Kian? Namun detik kemudian, ia menggelengkan kepala. 

"Kamu ada rencana apa hari ini?" tanya Kartika tiba-tiba.

"Belum tahu." Kian tersenyum miring. "Kamu sendiri ada rencana mau ke mana hari ini?" balas Kian balik.

Kartika menggeleng. "Nggak tahu," jawabnya. "Mungkin ngurusin kerjaan sebentar."

"You are no fun!" cibir Kian.

Kartika meringis. Walau dapat izin cuti, Gayatri tetap membredelnya dengan segala macma pekerjaan. Jadi, ia tetap harus bekerja barang satu-dua jam sejenak.

"Kamu mau jalan-jalan?" tanya Kartika lagi. "Kalau mau, aku bisa pas sore-sore. Kasih aku waktu sampai jam tiga atau jam empat."

Kian menggeleng. "Take your time, Sayang." Ia berucap lembut. "Jujur aja, aku mau nyantai, mau liburan, udah lama nggak liburan." Kian menghela napas. "Sudah empat tahun kerja back to back tanpa bisa ninggalin restoran, capek banget. Weekend aja nggak libur. Ya, mana bisa libur, sih, ya..."

Kartika mengangguk pelan. Ia mengerti maksud Kian. Saat menjajal Keiku, ia pun juga melakukan hal yang sama.

"Jadi memang, tujuanku cuma mau goler-goler. Aku sudah minta Pak Wayan untuk belikan beberapa bahan makanan, so I can cook for us. Atau kita bisa beli di luar. Apapun itu." Kian berkata lagi. Ia menarik tangan Kartika ke arah sofa lalu melempar tubuh mereka bersamaan sebelum memeluk tubuh tunangannya erat-erat. I just want to spend my time with you tanpa ada gangguan dari mana-mana."

Flavors UnboundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang