Halo👋
Selamat datang di cerita keduaku😍Kali ini cerita berjudul Xelia, merupakan project menulis bersama EWAcademy yang di mulai pada tanggal 1 Mei 2024. EWAcademy, group kepenulisan berisi jajaran para author hebat dengan karya-karya memukau.
Dukung author pemula ini dalam berkarya. Semangat dan dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya💜
Jangan lupa, setiap bab tekan tombol vote kemudian berkomentar yah.
Terima kasih.
Happy Reading🌷🌷
"Kamu di pecat!"
Kalimat yang beberapa menit lalu terdengar oleh telinga seorang gadis remaja bernama Xelia Natania. Gadis itu baru saja dipecat di restoran tempatnya bekerja. Dikarenakan Xelia sudah melakukan banyak kesalahan, dan kesalahan hari ini tidak dapat di toleransi lagi oleh sang manager.
Gadis yang memakai kaos hitam longgar dan celana selutut itu berjalan dengan wajah lesu di atas trotoar. Pikirannya ribut, memikirkan bagaimana memenuhi keperluan hidup jika sekarang saja ia sudah kehilangan pekerjaan.
Xelia menghembuskan nafas pelan. Netranya melihat ke arah sebuah cafe, di sana ada beberapa remaja yang mungkin seusianya, asyik bercengkrama sembari makan enak. Mereka tampak tertawa lebar seolah tidak memiliki beban.
Xelia merasa iri, usianya sama seperti mereka tapi ia tidak bisa seperti mereka. Dirinya tidak ada waktu untuk sekedar bermain, ia hanya di sibukkan memikirkan biaya hidup.
Rasanya ia ingin sekali seperti mereka, tetapi takdir berkata lain yang mengharuskannya merasakan pahitnya kehidupan.
Tidak mau larut dalam meratapi nasibnya saat ini, Xelia pun bergegas untuk pulang ke rumahnya yang jaraknya tinggal satu kilometer.
***
Xelia tiba di rumahnya yang berada di sekitar lingkungan agak kumuh. Gadis itu mengernyit saat didepan rumahnya ada seorang wanita tua dan anak kecil, sepertinya tengah menunggu.
"Xelia! Sini kamu!" Wanita tua itu tampak marah kala melihat sosok yang ditunggunya sejak tadi.
Xelia mendekat, ia merasa tidak memiliki masalah dengan wanita ini.
"Ada ap-"
Plak.
Pipi Xelia jadi sasaran empuk tamparan dari tangan wanita tua itu. Gadis remaja itu memandang tak mengerti wanita tua di hadapannya ini.
"Dasar! Gara-gara anak saya di ajak main sama kamu, dia susah di atur. Dia sering membangkang dan melawan perkataan saya!" Wanita itu marah-marah, menyalahkan Xelia yang bahkan tidak tahu apa-apa.
"Maksud ibu apa?"
"Intinya, dia bergaul sama kamu, bikin dia jadi nakal dan badung!" pekik wanita tua itu.
Xelia melihat ke arah anak perempuan di samping wanita tua ini. Ia mengenal anak ini, memang sering dirinya ajak bermain untuk sekedar menemaninya mengisi waktu lapang.
"Pokoknya mulai sekarang, kamu jangan ajak main anak saya lagi! Dasar anak gak jelas!" Setelah marah-marah, wanita itu pun pergi begitu saja bersama anaknya.
Xelia memandang pilu anak dan ibu itu. Jika anak itu nakal, kenapa malah jadi dirinya yang di salahkan?
Beberapa buliran bening menetes dari pelupuk matanya. Xelia merasa hidupnya menyedihkan, ia bahkan disalahkan atas sesuatu yang tak di perbuatnya.
'Tuhan, kenapa? Kenapa hari-hariku harus selalu di iringi air mata? Kapan aku bisa tersenyum sehari saja.'
Sampai sini dulu.
Sampai bertemu di chapter selanjutnya👋
🍇🍇🍇
KAMU SEDANG MEMBACA
XELIA [Tamat]
Teen FictionXelia Natania merupakan seorang gadis remaja yang hidup sendirian semenjak kedua orang tuanya tiada. Hidupnya penuh luka dan duka, apalagi saat dirinya menjadi korban bullying yang di lakukan murid kalangan atas di sekolahnya. Xelia semakin menderi...