Jangan lupa vote dan komennya 💜
Happy Reading ✨
Xelia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, melihat bagaimana penampilan dirinya. Adakah yang salah?
Kenapa semua selalu memanggilnya gadis jelek? Apa Xelia buruk rupa? Lalu, kenapa jika dirinya miskin? Apa itu sebuah kejahatan?
"Sepertinya aku memang harus berubah," gumamnya yang kini sedang mencuci tangan.
Ia pun pergi keluar setelah selesai. Tepat di depan pintu toilet, tiba-tiba dirinya di guyur air sampai seragamnya basah.
Xelia memejamkan mata sembari menahan sabar, ia mengusap wajahnya yang basah. Kemudian melihat jika yang melakukan itu adalah Nias yang kini tertawa.
"Sorry ya, tadi gue ke pleset, eh airnya kena lo," ujar gadis itu.
Xelia menatap datar gadis jahat yang sedikit alay itu karena penampilannya. Ke pleset katanya? Alasan yang klasik.
Beberapa murid yang lewat tertawa melihat Xelia. Mereka tidak peduli atau mau sekedar menanyakan keadaan Xelia.
Xelia melangkah maju mendekati Nias yang masih mentertawakannya.
"Apa ini menyenangkan buat kamu?" tanya Xelia.
"Emm, gimana ya? Liat lo kayak gini emang hal yang bikin senang," jawab gadis itu tanpa beban.
Xelia menganggukan kepala, paham dengan maksud dari jawaban Xelia. "Kenapa?"
"Ya, ya senang aja. Lagian ...." Nias mendekatkan bibirnya ke telinga Xelia, "...Lagian ini balasan buat lo karena tadi berani dorong dan injek kaki Visya!"
Kini giliran Xelia yang tertawa sinis, gadis itu bersidekap dada, memandang remeh Nias.
"Balasan? Memang apa yang aku lakuin? Aku hanya melindungi diri dari kekerasan yang di lakukan oleh Visya. Salah jika aku melindungi diri?"
Nias tampak kesal mendapat balasan dari ucapannya yang keluar dari mulut Xelia.
"Lagipula, dia cuma aku dorong dan injak jarinya. Bukan aku tampar, aku potong rambutnya, aku rusakin sepetu dia, aku siksa dia tanpa perasaan, aku gak melakukan itu padanya!" seru Xelia menggebu, ketika ia ingat tentang semua perlakuan kasar Visya.
Nias ingin memukul Xelia tetapi urung ketika ada beberapa murid yang memperhatikan.
"Berani lo?"
"Ya, aku gak akan takut lagi. Aku juga tidak akan diam lagi, jadi berhenti untuk menyakiti aku lagi!" Xelia mengambil ember dari tangan Visya lalu ia menutup kepala dan wajah Nias dengan ember tersebut, setelahnya ia pun pergi.
"Xelia!" pekik Nias tidak terima.
***
Setelah sekolah, Xelia pergi untuk bekerja. Karena beruntung kemarin ia mendapat pekerjaan, bekerja di sebuah toko kue yang baru buka dan sedang ramainya pembeli.
Gadis itu masuk ke dalam toko, lalu pergi ke belakang untuk menemui kepala toko yang sedang membuat adonan.
"Permisi, mbak?" panggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XELIA [Tamat]
Teen FictionXelia Natania merupakan seorang gadis remaja yang hidup sendirian semenjak kedua orang tuanya tiada. Hidupnya penuh luka dan duka, apalagi saat dirinya menjadi korban bullying yang di lakukan murid kalangan atas di sekolahnya. Xelia semakin menderi...