Bab 23

51 19 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya 💜

Happy Reading ✨

"Akh!"

Suara pekikan itu terdengar ketika Xelia terjatuh ke belakang dengan bokong membentur lantai. Bisa ia rasakan seberapa sakitnya, bahkan jika boleh Xelia ingin menangis saat ini juga.

Gadis itu meringis kemudian mengedarkan pandangan ketika mendengar suara tawa yang cukup kencang hingga ia mendapati kedua teman Reyko keluar. Kedua laki-laki itu tertawa sangat puas melihat Xelia yang terduduk di lantai akibat terjatuh.

"Hahaha, kasian. Pasti sakit," ejek Ezya begitu puas tertawa kencang.

Leon di sebelahnya juga ikut mentertawakan, seolah melihat Xelia terjatuh adalah hal yang lucu.

Xelia hanya diam dengan wajah datar, gadis itu berdiri sendiri dengan kedua mata tak lepas memandang dua laki-laki ini tajam.

"Makanya kalau jalan hati-hati."

Xelia yakin ia tidak jalan tergesa-gesa barusan dan ketika melihat ke bawah ia mendapati sebuah kulit pisang yang mungkin barusan di injak hingga dirinya terjatuh.

"Ini pasti ulah kalian?" terkanya.

"Kalo iya, kenapa?" Ezya menjawab dengan wajah tampak tengil.

Xelia menghembuskan nafas panjang, gadis itu maju beberapa langkah ketika dua laki-laki ini sibuk tertawa.

Bugh.

Tawa Ezya terhenti ketika ia mendapat pukulan pada wajahnya dan itu di lakukan oleh Xelia.

Ezya memandang tidak percaya Xelia yang berani memukul wajahnya.

"Maksud lo apaan, hah?" marah Ezya tidak terima.

Xelia tidak menjawabnya. Gadis itu merunduk lalu mengambil kulit pisang tadi dan melemparnya ke wajah Ezya. "Lain kali gak usah jahil, itu bahaya tau!"

Ezya tampak marah tidak terima, sebelum ia melontarkan kata-kata pedas kepada Xelia, gadis itu pergi lebih dulu sembari menyenggol bahu Ezya.

Leon di sebelahnya terperangah, melihat bagaimana Xelia memukul Ezya.

"Sialan tuh cewek! Liat aja, bakal gue bales!"

  Xelia pergi untuk mencuci tangannya, gadis itu merasa tangannya kotor karena sudah melayangkan pukulan pada wajah Ezya.

Selesai mencuci tangan, Xelia berjalan untuk keluar tetapi dari luar lebih dahulu masuk Visya dan kedua temannya.

"Tutup!"

Nias menuruti apa yang di katakan Visya. Kini ketiga gadis itu menghalangi jalan bagi Xelia, memojokkan Xelia yang tampak biasa saja.

Justru Xelia merasa kesal dan jengah karena gadis angkuh seperti Visya selalu saja mengganggunya.

"Heh, culun! Apa lo lupa dengan peringatan-peringatan yang pernah gue kasih tau, hah?!" kesal Visya masih ingat bagaimana Xelia membeberkan perbuatan Visya di hadapan kepala sekolah.

XELIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang