Bab 4

78 24 7
                                    

Happy reading 🌷🌷

Brak.

Xelia terkejut saat gadis itu tengah larut membaca sebuah novel di kelas, ia mendongak dan melihat seorang murid laki-laki berdiri tepat di hadapannya.

Laki-laki itu menatap marah ke arah Xelia. Aura yang dimiliki laki-laki seolah menyeramkan di mata Xelia.

"A-ada a-apa?" tanya Xelia tergagap.

"Ada apa? Lo masih nanya ada apa?" bentak laki-laki itu membuat Xelia memejamkan mata.

"Lo gak usah pura-pura gak tau, lo kan yang ngelapor ke pak Roto saat gue ngerokok tadi?"

Xelia baru ingat sosok laki-laki ini, yang berada di gudang tengah merokok bersama dua murid lainnya dan dipergoki oleh pak Roto yang Xelia beritahu.

"Berani juga lo!"

Xelia menatap takut laki-laki ini, ia meremas kertas buku novelnya ketika laki-laki ini mendekatkan wajahnya.

"Karena lo laporin gue, akhirnya gue dan temen gue di hukum. Seumur hidup selama gue sekolah, gak pernah gue merasakan dihukum tapi karena lo gue merasakannya!"

"Ta-tapi kamu salah ka-karena ngerokok di sekolah," cicit Xelia berusaha menahan rasa gugupnya setengah mati.

Brak.

Laki-laki itu kembali menggebrak meja cukup kencang. "Memang kenapa? Masalah buat lo, hah?"

Xelia memilih menundukkan kepala saat laki-laki ini terus menatapnya tajam.
Nyalinya menciut sebab di hadapkan dengan sosok Reyko, murid laki-laki yang terkenal di Sma Kalana.

Yah Reyko Kanza Yudistira, sosok laki-laki tampan yang terkenal disekolah karena sering menorehkan banyak prestasi, juga di kenal sebagai seorang putra pengacara tersohor di negeri ini.

Xelia baru ingat siapa Reyko, gadis itu sepertinya mencari perkara karena berani berurusan dengan Reyko, yang desas-desusnya seorang anggota geng motor.

"Lo pikir, lo siapa? Berani banget nyari gara-gara." Reyko menarik paksa buku novel milik Xelia lalu menyobeknya secara kasar.

"Jangan, tolong jangan di robek." Xelia berusaha menghentikan apa yang Reyko lakukan namun justru dirinya malah di dorong hingga terjatuh mengenai meja.

Setelah puas merobek-robek buku novel, Reyko beralih menatap Xelia. Laki-laki itu menarik rambut panjang Xelia, membuatnya berdiri.

Xelia meringis, merasakan sakit pada kepalanya.

"Bikin mood gue ancur aja lo. Udah tau gue lagi kacau, lo malah bikin tambah kacau!" sentak Reyko semakin menarik tarikan pada rambut Xelia.

"Gue kasih peringatan sama lo, kalau sekali lagi lo cari gara-gara sama gue. Lo liat apa yang bakal gue lakukan!" ancam Reyko, laki-laki itu mendorong Xelia hingga terjatuh lagi kemudian ia pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.

Xelia menghapus setetes air mata di pelupuk matanya. Ia memunguti sobekan buku novel yang di sobek Reyko.

Kebetulan kelas sedang sepi sebab masih pada jam istirahat, hanya ada dirinya sendiri sehingga tidak ada yang membantunya.

XELIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang