Happy Reading ✨
Setelah di rawat selama tiga hari, Xelia akhirnya keluar dari rumah sakit. Kondisinya mulai membaik, luka di kepala maupun tangannya juga berangsur sembuh.
Selama Xelia di rawat, sang atasan dengan setia menemani Xelia. Alio membiayai perawatan Xelia, pria itu juga yang sering menemani Xelia selama di rawat.
Bahkan kini ketika Xelia diizinkan pulang, Alio yang menjemputnya, pria itu juga yang akan mengantarkan Xelia pulang.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Alio kepada Xelia ketika keduanya sudah berada di mobil.
Xelia menoleh lalu tersenyum tipis. "Sudah mendingan, saya baik-baik aja."
"Syukurlah, tapi kamu tetap harus perbanyak istirahat. Jangan dulu melakukan kegiatan atau banyak aktifitas, mengerti?"
Xelia mengangguk mengerti. "Mas Alio, terima kasih banyak karena sejauh ini Mas Alio sering bantu saya."
"Saya benar-benar berhutang budi pada Mas Alio, banyak bantuan yang Mas Alio berikan kepada saya," cakap Xelia sangat beruntung karena di pertemukan dengan orang sebaik Alio.
"Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan," jawab Alio tidak terlalu di mengerti Xelia.
"Kamu butuh bantuan maka aku membantu kamu."
Xelia ber oh ria seraya tersenyum manis, apapun alasannya Alio tetap baik dimata Xelia sebab pria tampan ini banyak membantunya.
Selama beberapa menit keduanya hanya diam, larut dengan pemikiran masing-masing.
"Xelia?"
Sang pemilik nama menoleh. "Iya?"
"Apa kamu tidak mau mengunjungi Visya?" tanya Alio sesekali melirik Xelia di sampingnya.
Xelia terdiam mendengar nama gadis jahat itu di sebut. Masih segar dalam ingatan, tiga hari lalu Visya mendatanginya dan berniat untuk melenyapkan Xelia.
"Apa dia sudah di tangkap?" tanya Xelia memang belum mendengar kabar gadis jahat itu.
"Dia sudah di tangkap, polisi sudah melakukan penyelidikan dan Visya akan di tetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan kakak kelasmu," jelas.
Mendengar itu ada rasa lega dalam hati Xelia. Ia merasa puas karena gadis jahat tak berhati itu akan mendapat hukuman.
"Aku sedikit mendengar, baru beberapa hari di penjara, Visya sudah tidak tahan. Bahkan dia pasti akan selalu berteriak minta di bebaskan."
Xelia tertawa kecil. "Pasti akan berisik di kantor polisi."
"Kamu benar."
"Oh iya aku hampir lupa. Boleh aku tanyakan sesuatu?" tanya Alio memelankan sedikit laju kendaraannya.
"Boleh, apa itu?"
Alio diam sejenak, pria itu seperti ragu-ragu bertanya.
"Benarkah jika kekasih Visya, dia pernah melecehkanmu?"
Xelia terkejut mendengar jika Alio mengetahui tentang ini. Berbicara kejadian di malam pesta ulang tahun Clea saat itu, Xelia merasa kotor. Dia tidak suka menyadari jika tubuhnya pernah di jamah oleh Reyko.
"Xelia, kenapa? Itu benar, kan?"
Xelia menarik nafas pelan lalu mengangguk samar sebagai jawaban.
Melihat itu Alio merasa iba kepada Xelia, gadis ini benar-benar hidup penuh penderitaan.
"Kamu bisa tenang sekarang karena laki-laki brengsek itu sudah menerima hukumannya."
Xelia menoleh cepat ke arah Alio, menatap penasaran setelah mendengar apa yang pria ini katakan.
"Ternyata dia sebelumnya pernah melakukan hal yang sama pada salah satu adik kelas di sekolah kamu, bahkan sampai anak itu mengandung dan brengseknya laki-laki itu enggan bertanggung jawab," jelas Alio masih fokus menyetir.
"Sekarang ia di laporkan lalu di tangkap, aku juga sudah membuat laporan atas namamu."
"Mas Alio tau darimana soal ini?"
Alio tersenyum simpul, pria itu berhenti berkendara ketika tiba di tempat tujuan, dia menoleh ke samping ke arah Xelia.
"Karena aku menyeledikinya selama ini. Saat di interogasi, laki-laki itu akhirnya mengakui jika dia pernah menyentuhmu," terang Alio dengan tatapan lekatnya.
Lagi, dan lagi. Alio selalu ada menjadi garda terdepan bagi Xelia, pria ini sudah benar-benar membantunya sejauh ini.
Kedua mata Xelia berkaca-kaca, ia tidak pernah menyangka jika ada yang membantunya sampai sejauh ini.
"Terima kasih banyak Mas Alio."
***
Xelia menatap datar seseorang di balik jeruji besi, gadis itu merasa ada kepuasan melihat pemandangan di hadapannya.
"Bagaimana Visya, bukankah ini menarik karena sekarang kamu mendapat balasan atas apa yang kamu perbuat!" kelakar Xelia dengan wajah datarnya.
Visya dengan wajah babak belur, penampilan berantakan menatap sengit Xelia.
"Sialan! Ini semua karena lo Xelia!" teriak Visya mendekat, mencengkram kuat jeruji besi.
"Kenapa? Kenapa gue harus berakhir kayak gini?!"
"Apalagi? Sudah aku katakan ini balasan atas apa yang sudah kamu lakukan. Sejauh ini kamu banyak menyakitiku, ejekan dan hinaan keluar dari mulutmu! Bahkan kamu berniat membunuhku? Bukankah itu kelewatan Visya?"
Visya hanya menatap penuh amarah Xelia, ingin rasanya ia mencakar wajah gadis miskin dihadapannya ini.
"Aku sungguh tidak mengerti kenapa kamu merundungku? Seolah itu adalah sebuah kesenangan untuk kamu. Pernahkah kamu kasihan karena aku aku terluka baik batin maupun fisik. Jadi, sekarang sudah seharusnya kamu mendapat balasan ini!"
"Selamat menjalani kehidupan di penjara Visya dan renungi semua kesalahanmu!" Setelah mengatakan semuanya, Xelia pergi dengan perasaan puas.
"Argh! Sialan! Berhenti lo Xelia, gue bunuh lo! Arghh!!" Visya berteriak seperti orang tidak waras, gadis itu meraung-raung ingin di keluarkan dan Xelia hanya mengabaikannya.
Xelia keluar dari kantor polisi, menghela nafas lega lalu menghampiri Alio yang menunggunya didekat mobil.
"Bagaimana?" tanya Alio setelah Xelia mendekat.
Xelia menarik kedua sudut bibirnya, "Sudah baik-baik saja. Saya sudah mengatakan apa yang ingin saya katakan pada Visya."
Alio ikut tersenyum mendengarnya. Ia pun mengajak Xelia segera masuk ke mobil untuk ia antar ke rumah gadis itu.
****
🍇🍇🍇
KAMU SEDANG MEMBACA
XELIA [Tamat]
Teen FictionXelia Natania merupakan seorang gadis remaja yang hidup sendirian semenjak kedua orang tuanya tiada. Hidupnya penuh luka dan duka, apalagi saat dirinya menjadi korban bullying yang di lakukan murid kalangan atas di sekolahnya. Xelia semakin menderi...