Bab 25

37 17 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen 💜

Happy Reading ✨

  Xelia tiba di toko setelah dari rumah sakit, gadis itu masuk dan melihat jika di kasir ada sang atasan yang tengah melayani pembeli.

“Sore mas Alio,” sapa gadis itu setelah pembeli pergi.

“Sore juga,” balas Alio.

“Kok mas Alio yang jaga? Emang Rubi kemana?”

“Dia izin pulang lebih awal, sisanya bagian shif malam.”

Mendengar apa yang dijelaskan oleh Alio, Xelia merasa tidak enak karena datang terlalu lama sampai atasannya harus turun tangan melayani pembeli.

“Maaf mas, saya terlambat datangnya sampe mas Alio harus layani pembeli,” ucap Xelia menyesal.

It’s oke, lagipula saya sedang senggang,” cakap Alio, pria itu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan. “Kamu ada kegiatan di sekolah sampai segini baru pulang?”

Xelia menggeleng pelan. “Bukan, tadi saya habis dari rumah sakit.”

“Hah? Kenapa? Apa kamu terluka?” Alio dengan cepat memeriksa keadaan Xelia, mencari dimana gadis ini terluka.

Xelia merasa tidak nyaman dan menjauh dari Alio.

“Bukan gitu. Saya habis jenguk kakak kelas yang dirawat, dia sudah satu bulan dirawat karena habis di pukuli.”

Alio bernafas lega saat tahu Xelia tidak terluka. “Dipukuli?”

“Iya, kak Elsa sampai patah kaki karena di pukuli sama Visya. Dia memang keterlaluan sampai menyebabkan korbannya masuk rumah sakit.”

“Benarkah? Visya itu, gadis yang saat itu ada di ruang kepala sekolah?”

“Iya, dia yang merundung saya.” 

“Jadi bukan hanya kamu korbannya? Ini keterlaluan, dia harus di laporkan. Oh iya, apa kamu sudah mendapat bukti?” 

Xelia berpikir sejenak sampai ia memutuskan untuk menunjukkan flashdisk pemberian Elsa. 

“Saya dapat ini dari ibunya kak Elsa. Katanya ada rekaman cctv saat kak Elsa di sakiti oleh Visya,” terang Xelia.

Alio mengambil benda kecil itu, dia pun mengajak Xelia ke ruangannya. Kedua manusia itu serius melihat layar laptop ketika Alio mengotak-atiknya.

Rekaman berputar, memperlihatkan adegan saat Elsa di aniaya oleh Visya dan kedua temannya. Gadis itu tampak begitu tidak berdaya tetapi Visya sama sekali tidak peduli.

“Dia memang jahat, bagaimana mungkin ada perempuan kasar seperti dia yang tega memukuli perempuan lain?” heran Alio, tidak percaya ada perempuan se kasar Visya.

Xelia hanya diam, tapi di satu sisi ia merasa lega karena mendapat satu bukti yang bisa membuktikan jika Visya bersalah.

“Ada hal lain yang saya temukan juga.” Alio menunjukkan beberapa foto yang membuat Xelia melebarkan matanya tidak percaya.

Foto-foto itu berisi Visya dan Reyko dalam posisi yang begitu intim, terlihat keduanya sedang di mabuk asmara.

“Entah bagaimana tanggapan orang tuanya yang donatur itu melihat kelakuan putrinya,” ejek Alio menatap sinis foto-foto yang ia temukan di sebuah file.

“Saya sudah pindahkan rekaman dan foto-foto itu. Xelia, kamu sudah mendapatkan bukti jika Visya ini memang bersalah karena melakukan perundungan,” kata Alio dengan senyum tipisnya.

Xelia hanya membalas dengan senyum juga. Gadis itu memilih melanjutkan pekerjaannya. Setidaknya ia bernafas lega karena memiliki bukti aib dari seorang Visya. Mungkinkah ini sudah cukup untuk memojokkan Visya?

“Xelia?”

Sang pemilik nama menoleh ke arah Alio yang memanggilnya. Pria itu mendekat seraya memberikan flashdisk.

“Bagaimana rencanamu selanjutnya?”

Xelia tidak langsung menjawabnya, gadis itu juga belum tahu langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya.

“Nanti saya akan pikirkan lagi mas. Yang penting sekarang ada rekaman dan foto-foto itu yang bisa mempermalukan Visya,” jawabnya.

Alio mengangguk. “Ya kau benar. Saya harus pergi, bekerja dengan baik dan jika kau butuh bantuan soal kasus ini, maka katakan saja.”

Xelia mengangguk seraya tersenyum. “Terima kasih mas Alio.”

Alio membalas senyuman kemudian pria itu pergi keluar dari toko.

***

 Pagi-pagi sekali Xelia dikejutkan dengan sebuah paket yang diantarkan kepadanya. Gadis itu yang masih mengenakan piyama tidurnya membuka sebuah paket yang diterima. Ketika paket berhasil dibuka, Xelia mengernyit bingung saat ia mendapat sebuah flashdisk.

“Apa maksudnya ini?” gumam gadis itu tidak mengerti.

Ia memeriksa siapa yang mengirim tetapi itu hanya inisial. Terselip sebuah kertas di dalam kotak paket itu, Xelia membuka dan membacanya.

Untukmu. Semoga ini membantu

Xelia membaca tulisan kecil itu, ia masih tidak mengerti tapi penasaran apa isi dalam benda kecil di tangannya ini. Untuk mengetahui apa isinya, maka Xelia memerlukan laptop tapi ia tidak memilikinya.

“Apa boleh aku minta tolong mas Alio?” pikirnya. Siapa tahu bos nya itu mau membantu.

“Tapi gak enak ah, dia kan bos aku.” Xelia ragu-ragu tapi di satu sisi ia begitu penasaran dengan isi yang di dalam flashdisk ini.

Sehingga pada akhirnya gadis remaja berambut sebahu itu memutuskan untuk meminta tolong kepada Alio.

Disinilah Xelia berada, di ruangan Alio tengah menunggu pria itu yang berada di kamar mandi. Beberapa saat Alio keluar dan sedikit terkejut dengan kehadiran Xelia.

“Ada apa?” tanyanya.

Xelia tampak ragu untuk mengatakan apa tujuannya. “Maaf mas Alio kalau saya tidak tahu diri karena mau meminta tolong lagi.”

Xelia menunjukkan flashdisk di tangannya. “Pagi ini ada yang ngirim paket dan isinya ini. Ada surat yang bilang ini buat saya dan semoga bisa membantu saya. Saya penasaran apa isinya, jadi apa boleh saya memeriksa isinya lewat laptop mas Alio?” tanya Xelia hati-hati.

“Oh seperti itu. Baik, sini saya periksa lagi.” 

Xelia menatap senang atasannya ini, gadis itu memperhatikan laptop Alio yang sedang di utak-atik oleh pria tampan itu. Beberapa menit Alio berkutat sampai ia menemukan lagi sebuah rekaman.

Rekaman kamera yang kali ini sangat mengejutkan Xelia, tatapan gadis itu tampak antara binar dan tidak percaya.

Alio samanya, pria itu penasaran siapa yang memberikan Xelia flashdisk berisi rekaman kamera ini. Rekaman memutarkan adegan dimana saat Visya menyakiti Xelia di gudang sekolah, terlihat cukup jelas.

Xelia bahkan tidak tahu jika di gudang sekolah ada cctv. Apa ini memang pertolongan dari Tuhan? Jika iya maka ia amat bersyukur karena doanya terkabul.

Alio memandang Xelia yang tampak senang. “Lihat? Bukti sudah lengkap, tunggu apalagi? Balaskan dendammu, buat Visya malu dengan kelakuannya sendiri.”

Xelia membalas tatapan Alio dan mengangguk. Sudah waktunya para perundung seperti Visya mendapat balasannya.

Di samping Xelia, Alio tersenyum misterius dimana ia sedang menyiapkan kejutan besar untuk pegawainya ini, kejutan yang akan membuat Xelia sangat berterima kasih kepadanya.

****

🍇🍇🍇

XELIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang