1 tahun kemudian.
Xelia berlari keluar dari area sekolah dengan senyum mengembang, gadis itu melambaikan tangan ke arah seorang pria tampan yang berdiri dekat mobilnya.
Xelia mempercepat larinya karena tidak sabar untuk memeluk pria itu.
"Jangan lari!" tegur pria tampan itu berteriak tetapi di abaikan oleh Xelia yang terus berlari.
Bruk.
"Aww." Xelia meringis saat ia terjatuh sampai lututnya membentur aspal.
Pria tampan itu mendekat dengan cepat dan memeriksa keadaan Xelia. "Kan tadi sudah aku bilang jangan lari!"
Xelia memanyunkan bibir, menyesal karena tidak mendengar apa yang pria ini katakan.
"Biar di obati di mobil." Xelia di gendong ala bridal style, pria itu dan Xelia masuk ke dalam mobil.
Lutut Xelia segera di obati, tidak lupa di tutup oleh plester. Xelia tersenyum manis pada pria di hadapannya.
Sang pria mengusap lembut kepala Xelia. "Gimana ujiannya?"
"Baik dan lancar, sama sekali gak kesulitan," jawab Xelia.
"Bagus, kamu memang anak yang cerdas."
Xelia lagi-lagi tersenyum sebagai balasan. Beberapa detik kemudian, pria itu mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya kepada Xelia.
"Buat aku?" tanya Xelia menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, bukalah."
Xelia mengambil kotak tersebut dan membukanya, kedua matanya melebar melihat apa yang di berikan oleh pria ini. Gadis itu menatap pria di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.
"I-ini seriusan buat aku?"
"Iya, sayang. Untuk kamu."
Xelia tersenyum sangat lebar, ia menatap binar isi dalam kotak ini. Sebuah kalung berbandul bulan yang tampak mengkilap dan indah.
"Biar aku pakaikan." Pria itu mengambil kalungnya kemudian memakaikannya ke leher Xelia.
"Begitu cantik seperti pemiliknya."
Xelia tersipu mendengar pujian dari kekasihnya, yah kekasih. Satu tahun berlalu dan Xelia memiliki seorang kekasih yang tidak lain adalah sosok bos nya sendiri, yaitu Alio.
Pria itu jatuh cinta pada pegawainya sendiri, Xelia dan menyatakan perasaannya setahun lalu hingga pada akhirnya Xelia menerima sampai hubungan keduanya bertahan sejauh ini.
Alio sangat menyayangi Xelia, pria itu benar-benar tulus dan selalu memperlakukan Xelia sebaik mungkin. Alio sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan Xelia yang selama ini hidup penuh air mata.
Xelia sendiri merasakan kebahagian yang diberikan oleh Alio. Ia merasa beruntung karena Alio benar-benar tulus mencintainya.
"Hari ini aku ingin mengajakmu pergi menemui orang tuaku," cakap Xelia.
"Iya, aku ikut saja. Asalkan bersama kamu."
Xelia tersenyum geli, menjadi kekasih Alio sering sekali dirinya mendapat pujian atau gombalan dari pria tampan ini.
Alio melajukan mobilnya pergi meninggalkan area dekat sekolah. Tujuan keduanya adalah pemakaman umum tempat kedua orang tua Xelia di makamkan.
Jaraknya lumayan jauh dari sekolah, sehingga memerlukan waktu beberapa puluh menit. Sepanjang perjalanan, tangan Alio terus menggenggam tangan sang kekasih dengan eratnya, seolah enggan melepas sedetik saja sosok Xelia.
Alio dan Xelia akhirnya tiba di TPU, langsung saja keduanya memasuki area pemakaman. Dua pusara dengan nama Leni dan Erick yang terukir dimasing-masing batu nisan.
"Ayah, ibu, aku datang dan kali ini gak sendirian." Xelia berjongkok di samping makam kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu, aku bawa Mas Alio. Dia pacar aku sekarang," cakap Xelia sembari terkikik geli.
Alio di sebelahnya tersenyum. "Saya Alio, tante, om. Salam kenal."
Xelia ikut tersenyum, gadis itu lebih dulu menabur bunga di atas makam kedua orang tuanya. Tangannya terulur mengusap kedua nisan orang tuanya.
"Ayah, ibu, sekarang aku sudah baik-baik saja. Aku juga merasa tenang saat ini, terima kasih pernah mengajarkanku untuk tidak menyerah begitu saja dalam hidup. Apa yang aku lalui selama ini menyadarkanku, jika Tuhan tidak akan membiarkan hambanya menderita dalam waktu yang lama," cakap gadis itu dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Kalian tidak perlu khawatir lagi, aku lebih kuat sekarang. Aku tidak akan mengeluh dan menangis lagi, aku akan terus hidup dengan baik seperti yang selalu kalian katakan ketika kalian muncul dalam mimpiku."
"Bahagia terus dan tenang di sana ayah, ibu. Doakan aku juga agar bisa tersenyum selalu dan hidup bahagia disini. Aku selalu sayang kalian berdua, kalian bintang di hatiku, kalian penyemangat hidupku. Walau kita tidak lagi hidup bersama tapi ayah dan ibu tetap aku anggap berada di sisiku." Tidak terasa bulir-bulir bening dari matanya menetes membasahi pipinya.
Xelia tidak dapat membendung kesedihannya dan rasa rindu kepada kedua orang tuanya yang sudah pergi tiga tahun lalu.
Alio di sampingnya merangkul Xelia, mengusap lembut kepala gadis itu.
"Kalian berdua tenang saja, aku akan menjaga dan menyayangi Xelia sebaik mungkin. Xelia tanggung jawabku dan akan aku pastikan dia hidup bahagia selalu, itu janjiku," ucap Alio dengan penuh ketulusan.
"Aku akan mencintainya sepenuh hati dan menemaninya sampai akhir waktu."
Xelia mendongak, menatap haru pria tampan ini yang benar-benar tulus kepadanya. Ia beruntung bisa memiliki Alio.
Alio membalas tatapannya kemudian mendaratkan sebuah kecupan di kening Xelia.Ada sebuah kehangatan yang di rasakan Xelia, sebuah rasa yang sudah lama tidak ia rasakan. Mungkin, kisah sedihnya sudah berakhir kini saatnya ia menjalani kehidupan penuh kebahagiaan bersama Alio.
Apa yang di laluinya memberikan sebuah pelajaran berharga bahwa hidup itu tidak selalu berjalan mulus. Kehidupan tidak selalu membuat kita nyaman, tetapi penderitaan dan kesedihan juga tidak akan terus menerus kita rasakan, ada saatnya kita bisa mendapat apa itu kebahagiaan.
Xelia belajar banyak hal dari apa yang di laluinya selama ini. Ia merasa bangga pada dirinya karena bisa bertahan sejauh ini walau pada awalnya semua terasa sulit.
Semoga kedepannya semua baik-baik saja dan kehidupan Xelia seorang korban bullying bisa selalu bahagia.
END
***
Terima kasih sudah membaca kisah Xelia sampai akhir.
Mohon maaf bila ending tidak memuaskan atau terkesan monoton. Maaf jika masih terdapat salah kata, penempatan tanda baca atau alur yang kurang menarik🙏
Dimanapun kalian berada, siapapun yang saat ini dalam keadaan terpuruk, terbelit banyak masalah atau merasa sedang di uji ... tetaplah sabar dan bertahan.
Yakinlah jika Tuhan akan memberimu jalan keluar dan memberikan kebahagiaan berlipat ganda.Jangan lupa untuk selalu berpikir positif, perbanyaklah tersenyum dan terus berdoa untuk semua masalahmu. Semoga setiap yang membaca kisah ini di beri kebahagiaan dan kesuksesan.
Sampai jumpa di karya-karya author lainnya dan jangan lupa beri dukungan untuk kisah Xelia ini 💜
Salam hangat dari gadis penyuka warna ungu dan hijau 💜💚
Salam juga dari kota hujan disini
Bogor ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
XELIA [Tamat]
Teen FictionXelia Natania merupakan seorang gadis remaja yang hidup sendirian semenjak kedua orang tuanya tiada. Hidupnya penuh luka dan duka, apalagi saat dirinya menjadi korban bullying yang di lakukan murid kalangan atas di sekolahnya. Xelia semakin menderi...