Bab 16

55 22 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya 💜

Happy Reading ✨

 Plak.

Suara tamparan yang cukup keras terdengar membuat murid yang lewat menoleh ke sumber suara. Dimana pipi kanan Visya jadi sasaran empuk tamparan dari Xelia.

Visya merasa tidak percaya dengan apa yang di lakukan Xelia kepadanya, ia memegangi pipi kanan yang terasa panas dan sedikit perih.

“Lo!” Visya menunjuk Xelia dengan wajah memerah akibat menahan amarah.

“Jangan, bawa, orang tuaku!” kesal Xelia saat Visya mengejek mendiang orang tuanya.

“Berani banget lo nampar Visya, hah!” sentak Clea seraya mendorong Xelia hingga gadis itu mundur beberapa langkah.

Xelia tidak merasa bersalah, justru ia puas karena bisa melakukan apa Visya sering lakukan kepadanya. Tidak peduli jika kini para murid membicarakannya.

Visya masih diam dengan sorot mata yang tajam, menatap Xelia murka. “Maksud lo apa, hah?”

“Apa? Kamu gak terima? Lupa? Kamu sering nampar aku juga!” teriak Xelia terlanjur kesal.

Visya mengepalkan tangan, gadis itu berusaha untuk tidak meledak mengingat banyak murid yang kini memperhatikan.

“Kapan aku melakukan itu?”

Xelia berdecih pelan, “Memang ini kamu, Visya. Seorang manusia bermuka dua! Kamu berakting didepan banyak orang sebagai sosok baik padahal di belakang, kamu suka sakitin fisik aku!”

“Jangan nuduh sembarangan! Lo lupa, lo pernah nuduh Visya dan nyatanya itu cuma omong kosong!” seru Nias.

Xelia mengangguk-anggukkan kepala, paham bagaimana para perundung ini memainkan drama. Kalau begitu, jika Xelia memancing apakah mereka akan tetap diam?

“Oke. Kalau kalian anggap aku nuduh!” Tiba-tiba Xelia menjambak rambut Visya.

Gadis itu juga mencakar pipi Visya hingga lecet.

“Akhh! Sialan lo Xelia! Apa maksud lo hah!” Baru mendapat perlakuan seperti itu, Visya sudah marah besar. Gadis itu juga menjambak rambut sebahu Xelia kencang.

“Rasain ini!” 

Visya menguatkan jambakan, begitu pula Xelia melakukan hal yang sama.

Nias dan Clea berusaha memisahkan keduanya yang kini saling jambak rambut. Kedua gadis itu sama-sama tidak mau mengalah, tidak peduli jika mereka sekarang jadi tontonan.

“Lepasin gue sialan!” maki Visya menahan sakit pada kepala.

“Lepas? Gak semudah itu. Dulu kamu juga suka jambak rambut aku, kamu gunting rambut panjangku yang aku rawat selama ini. Memang apa yang kamu lakukan padaku akan aku lupakan begitu saja? Nggak!” Xelia menarik kuat rambut Visya, sampai-sampai gadis itu tersungkur ke depan.

“Visya!” pekik Nias dan Clea bersamaan.

Jambakan terlepas dan Visya terjatuh, bersamaan dengan itu muncul pak Roto serta Reyko dan kedua temannya.

“Hei, apa-apaan ini!” teriak pak Roto memecah kerumunan.

“Visya!” Reyko terkejut ketika kekasihnya terduduk dengan rambut berantakan.

Karena ada guru dan kekasihnya, Visya langsung menangis kencang.

“Ada apa?”

“Sa-sayang, sakit. Ra-rambutku di jambak, aku di tampar,” ujar Visya menangis.

XELIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang