Bab 34

38 12 0
                                    

Happy Reading ✨

  Xelia merasa terharu ketika teman kerjanya menyambut gadis itu ketika baru saja masuk kembali. Mereka semua tampak senang saat Xelia kembali, tentu saja sebab Xelia adalah sosok yang rajin, baik, dan senang menolong. Oleh sebab itu, Xelia di sukai para pekerja toko.

"Kedepannya, jika memiliki masalah atau ada sesuatu yang buruk menimpa kamu, segera cari aku dan katakan, oke?" perintah Rubi, ia merasa bukan teman yang baik karena tidak mengetahui apa yang terjadi pada temannya sendiri.

Xelia tersenyum lalu mengangguk. "Iya, aku ngerti."

Rubi membalas senyuman, lalu mereka semua sama-sama memakan kue yang sudah di siapkan.

Xelia merasa beruntung karena bertemu dengan rekan kerja yang baik dan peduli. Dia bahkan merasa memiliki keluarga, karena kebaikan dan keramahan mereka.

Mereka semua menikmati kue yang di buat, kebetulan toko sedang sepi sehingga mereka bisa sedikit santai.

"Ini dia." Alio muncul dari belakang dengan membawa sepiring puding susu coklat.

"Wah, Mas Alio buat puding nih," celetuk salah satu pekerja, Trika.

Alio hanya tersenyum, pria itu tampak begitu tampan hari ini entah mengapa itu di mata Xelia.

"Sini dong, kita mau cicipi," ujar Rubi.

"Tidak, yang ini khusus untuk Xelia." Alio duduk di sebelah Xelia lalu menyodorkan puding yang di buatnya.

"Wah apa ini? Secara khusus bikin puding cuma buat Xelia?" Rubi berbicara dengan ekspresi meledek.

Alio tidak menanggapi, pria itu memotong-motong puding. "Cobalah."

Xelia merasa malu saat Alio memperlakukannya seperti ini, apalagi para rekan kerjanya memperhatikan.

"Yang lain juga Mas Al-"

"Untukmu saja! Kamu baru sembuh dan ini cocok untukmu, mereka tidak sakit atau terluka!" Terdengar suara Alio tegas.

Melihat tatapan tajam dari Alio, akhirnya gadis itu mencicipi puding buatan Alio. Rasa manis, segar terasa ketika ia mencicipi. Puding ini terasa enak sekali.

"Habiskan, ya?" titah Alio sembari tersenyum.

Xelia hanya bisa mengangguk dan memakan puding dengan malu-malu.

"Ada apa ini Mas Alio? Kok perhatian banget buatin Xelia puding," celetuk Rubi dengan senyum jahilnya.

"Memang kenapa? salah?"

"Nggak sih, cuma ada yang gak biasa aja." Rubi dan yang lain cekikikan sembari memperhatikan Alio dan Xelia.

Alio tidak menanggapi lagi, pria itu memilih membuka ponselnya. Sedangkan Xelia hanya menunduk sembari terus mengunyah puding.

Ketika sore hari tiba, toko tutup lebih awal. Yang lain sudah pulang lebih dahulu, berbeda dengan Xelia yang di tahan Alio dengan alasan menemani pria itu menyusun daftar harga terbaru.

"Semua sudah selesai?" tanya Alio pada Xelia.

"Dikit lagi, tinggal saya simpan aja," jawab Xelia fokus pada laptop.

XELIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang