35.Musnahnya hama

376 13 0
                                    

Haloww,udah lama nggk comeback btw kalian penasaran nggk sih,cerita ini bisa jadi buku atau nggk ya? jawabannya nanti deh aku kasih tau hehehehe

btw sekarang langsung ke ceritanya yaa...

happy reading...

~~~~~~~~

Alea menggelengkan kepalanya,saat ini perasaan Alea campur aduk. kecewa, marah,kesal,kasihan. semuanya ada di dalam benak nya itu.

Alea ikut berjongkok melihat keadaan teman nya itu yang sudah menangis sejadi jadinya.

"Jujur kalau boleh gue ngomong,gue kecewa sama lo Lan, tapi keadaan ngelarang gue buat kecewa sama lo apalagi lo nangis kayak gini"Alea memeluk batin yang sedang terluka itu.

"Lo lukain darah daging lo sendiri demi mamah yang nggak waras lo itu. jujur gue kecewa sama perlakuan lo kayak gitu"Alea menundukkan kepalanya sembari memeluk Bulan.

"Aku juga kecewa sama kamu Lan.."Seseorang lelaki keluar dari belakang pot bunga besar,dia menghampiri kedua wanita yang sedang menangis itu.

Betapa terkejutnya Bulan melihat sosok yang berada di depannya itu,suaminya sendiri mendengar percakapan kedua insan perempuan tersebut.

"Aksa..?"Bulan kaget dan berdiri menghadap sang suami,betapa terkejutnya dia bahwa tau suaminya itu mendengar percakapan mereka tadi.

Bulan menunduk dengan rasa bersalah yang kuat di dalam hatinya sambil memegang perut yang berisi darah daging nya sendiri.

"Kenapa nunduk? ayo tatap aku Lan"Dengan suara lantang Aksa berbicara kepada sang istri,Bulan mengangguk lalu menatap sang suami lekat dan takut.

"Kenapa ngelakuin itu? aku sebagai suami kamu udah ngerasa gagal Lan nggk bisa ngejagain kamu dari bahaya. tapi kamu? kamu udah ngehancurin kepercayaan aku,di rumah sakit itu semuanya jadi saksi bahwa aku nangis lihat kamu dalam kondisi sekarat apalagi kamu dalam posisi ngandung anak aku,anak kita,anak yang udah kita nantikan"Penjelasan Aksa mmebuat Bulan meneteskan air matanya,jujur kalau boleh ngomong saat ini Bulan juga merasa kecewa kepada dirinya sendiri dan nekat melakukan hal yang berbahaya supaya adik tirinya itu berhasil dalam rencana mencelakakan dirinya sebagai kakak tiri.

"Maafin aku sa,aku nggk punya pilihan lain,aku nggak berdaya waktu itu.."Bulan semakin merasa bersalah,dia menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengalir banyak.

Aksa bergeleng kepala melihat tingkah laku sang istri lalu dia melihat ke arah Alea sambil berbicara kepadanya.

"Le,lo ke ruang tengah sama yang lain biar Bulan gua yang urus"Alea menganggukkan kepalanya lalu dia pergi ke ruang tengah bersama yang lain.

Aksa mengangkat tubuh Bulan lalu membawanya ke kamar untuk menenangkan pikiran sang istri.

Di dalam kamar Bulan dan Aksa saling pandang satu sama lain namun tak berbicara entah lah saat ini Aksa merasa kecewa namun tak bisa berbuat apa apa.

"Kamu kecewa nggak sama aku Sa?"Bulan memegang tangan Aksa dengan gemetaran.

Aksa melepaskan tangan yang di pegang oleh Bulan lalu dia beralih topik ke pembicaraan yang lain.

"Kamu istirahat aku nggk mau kamu banyak gerak"Dengan rasa kecewa campur kasihan akhirnya Aksa tak banyak bicara,ia memilih menidurkan Bulan dan meninggalkan Bulan sendirian di kamar.

Namun bukannya meninggalkan sendirian tapi Aksa memanggil 8 anggota sairozz untuk menjaga di depan pintu ruangan nya yang saat ini di pakai oleh istrinya.

"Lo semua jagain istri gua,jangan sampai keluar,kalau dia butuh apa apa salah satu dari kalian ambil barangnya yang lain tetap berjaga,dan kalau sampai ada apa apa sama Bulan, gua nggk segan segan untuk bunuh kalian semua,paham?"Semuanya menuruti kemauan sang ketua,akhirnya Aksa pergi dengan mengunci kamarnya dan memberikan kunci itu kepada anak buahnya.

AIRAKSA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang