Warning :
Cerita ini hanya imajinasi penulis, tidak ada hubungannya dengan para karakter di dunia nyata. Harap maklum bila ada typo dalam cerita, sesungguhnya kesempurnaan hanya dimiliki tuhan bukan manusia.Temaram. Adalah hal pertama yang jungkook lihat saat ia membuka netranya. Itu adalah keadaan kamarnya dan taehyung saat ini. Hanya disinari cahaya dari lampu tidur di sudut ruangan.
Kelambu putih tipis di jendela melambai - lambai, tertiup angin dari luar jendela yang memang sengaja dibuka.
Sedikit pemandangan dari luar jendela dapat jungkook lihat. Diluar masih gelap. Melirik jam diatas meja nakas, masih pukul 4 kst.
Jungkook menggerakkan kepalanya di atas batal halus miliknya. Mencoba semakin menyamankan posisi tidurnya.
Ia hendak berbalik untuk merubah posisi. Namun sebuah tangan yang sedari tadi berada di atas perut nya yang mulai buncit, menghalangi. Membuat pergerakanya sedikit terbatas.
Pelakunya tentu saja sang suami. Posisi tidur sambil memeluknya dari belakang dengan tangan berada diperutnya, menjadi posisi favorit sang suami sekarang.
'Supaya bisa terus memegang baby' katanya. Dan jungkook, jelas tidak bisa melarang hal itu. Karena dia akui, dia juga sangat menyukai tindakan suaminya itu.
Mengurungkan niatnya untuk berbalik. Jungkook malah semakin menyamankan posisinya dalam dekapan sang suami.
Melihat kebawah pada perut buncitnya. Jungkook tidak bisa menahan senyum. Tangannya ikut membelai perutnya sendiri. Mengusapnya perlahan di beberapa bagian yang tidak terjangkau tangan suaminya.
'terus tumbuh lah dengan sehat aegy. Bubu dan daddy sudah tidak sabar ingin segera menyambut mu' ucapnya dalam hati.
Kebahagiaan memenuhi hatinya. Apalagi setelah merasakan, sedikit respon dari buah hatinya dengan getaran - getaran kecil yang muncul dari dalam perutnya.
Jungkook memejamkan matanya. Berusaha untuk kembali terlelap. Namun setelah beberapa saat berlalu, bukannya berhasil kembali ke alam mimpi, ia malah semakin tidak mengantuk.
Sekarang yang ia rasakan malah sedikit haus. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.
Kembali menggerakkan kepalanya untuk melihat persediaan air di kamar. Ia hanya bisa menemukan bahwa persediaan mereka juga sudah habis. Jadi mau tidak mau ia harus pergi ke dapur untuk mengambil air, kalau ingin minum.
Ia mencoba memindahkan tangan sang suami dari perutnya secara perlahan. Jungkook kira ia berhasil tanpa mengusik tidur taehyung. Tapi nyatanya salah.
"Chagiya. Kamu bangun?. Ada apa?".
Taehyung dengan sensitifitasnya yang tinggi langsung terbangun karena sentuhan jungkook pada tangannya.
"Hyungie. Mianhae. Apa koo membuat hyungie terkejut?"
Jungkook menoleh pada sang suami yang kini bangun dengan menyanggah setengah badannya menggunakan tangan. Kemudian mengusap wajahnya berusaha menghilangkan kantuk yang masih menggantung.
"Chagiya ada apa? Kenapa sudah bangun ini masih terlalu pagi?" Tanya tehyung. Kesadarannya sudah terkumpul sepenuhnya. Sudah terbiasa bersikap siaga sejak kandungan jungkook semakin bertamba usia.
"Hyungie koo haus. Ingin minum. Maaf karena koo, hyungie harus terbangun"
Taehyung tersenyum mendengar ucapan jungkook. Ia menepuk kepala sang istri lembut. Merasa lucu karena sikap sungkan sang istri padanya masih sering muncul.
"Hyung ambilkan ne. Apa air yang di nakas masih ada?"
"Sudah habis hyungie. Sudah tidak ada"
"Kalau begitu biar hyung ambilkan didapur ne. Tunggu disini sebentar".