38.

165 20 4
                                    

Warning :
Cerita ini hanya imajinasi penulis, tidak ada hubungannya dengan para karakter di dunia nyata. Harap maklum bila ada typo dalam cerita, sesungguhnya kesempurnaan hanya dimiliki tuhan bukan manusia.



"Chagiya. Ikut ke agensi saja ne. Ayo ikut hyung latihan"

"Aniya hyungie. Koo di rumah saja. Koo benar-benar tidak mood untuk keluar rumah"

"Please sayang. Ikut saja ne. Bagaimana bisa hyung meninggalkanmu sendiri di rumah. Apalagi uri bumonim sudah pulang kerumah masing - masing kemarin" taehyung masih berusaha membujuk jungkook.

Sudah dari tadi pagi ia berusaha membujuk istrinya untuk ikut dirinya melakukan latihan grup yang sudah mulai berlangsung sesuai jadwal lagi.

Sementara itu, jungkook sendiri kekeh tetap tidak mau ikut, dengan alasan malas dan tidak mood. Katanya ia hanya sedang ingin bersantai dirumah.

Taehyung jelas khawatir mendengar itu. Ia tidak mau meninggalkan istrinya yang hamil sendirian di apartemen. Tidak mau mengambil resiko padahal ia yang paling tahu tingkat kestabilan kondisinya saat ini.

"Hyungie. Sungguh. Hyung berangkat saja latihan. Koo tidak apa-apa dirumah sendiri. Kondisi koo benar-benar baik sekarang. Hyungie jangan khawatir" ucap jungkook dengan lembut.

"Tidak bisa chagiya. Sudahlah. Hyung tidak jadi berangkat saja. Hyung minta ijin saja untuk absen"

"Hyungie. Kalau hyungie melakukannya koo akan marah. Hyung sangat tidak bertanggung jawab kalau melakukannya. Koo tidak suka" peringat jungkook tegas.

"Tapi chagiya.."

"Hyungie jebal. Ne?" Sebelum taehyung menyelesaikan perkataanya, jungkook sudah memotong dengan ucapan juga tatapan mata memohon kearah taehyung.

Jungkook sadar sepenuhnya tentang kekhawatiran taehyung. Tapi dia benar-benar sedang malas untuk pergi keluar rumah saat ini. Sementara ia juga menyadari kewajiban taehyung untuk pekerjaan mereka. Jadi hanya ini jalan yang terpikirkan bisa dilakukan.

Lagi pula kedepannya jungkook yakin tidak selamanya jadwal suami dan grup mereka akan selalu longgar seperti saat ini. Pasti ada kalanya ia juga tidak akan bisa terus ikut didalamnya. Lebih baik ia mulai belajar menyesuaikan sejak awal selama masa vakumnya.

Ia juga merasa yakin bisa menjaga dirinya sendiri dirumah. Ia merasa aman, selama ia berhati-hati saat melakukan kegiatan apapun, pasti tidak akan terjadi apa-apa pikirnya.

"Hah... Baiklah" ucap taehyung akhirnya.

Ia merasa tidak berdaya menghadapi tatapan memohon jungkook. Tapi di dalam hati ia sebenarnya masih enggan setuju dengan keputusan istrinya.

Jungkook tersenyum mendengar jawaban taehyung. Merasa lega karena sang suami sudah menyetujui permintaannnya. Dalam hati ia semakin bertekad untuk menunjukkan pada sang suami bahwa ia pasti bisa menjaga dirinya sendiri, saat sang suami sedang pergi kerja.

"Hyung siap-siap dulu kalau begitu. Sudah hampir waktunya hyung berangkat " taehyung beranjak dari posisi duduknya.

Sebelum berlalu ke kamar ia masih menyempatkan untuk membelai kepala sang istri yang kini kembali melanjutkan aktifitas memakan buah nya, di sofa ruang tengah apartemen mereka.

.

Saat ini taehyung dan jungkook berdiri dilorong penghubung pintu keluar. Taehyung sedang memakai sepatunya, bersiap untuk berangkat. Sementara jungkook berdiri menunggu untuk mengantar sang suami berangkat.

Setelah mengenakan sepatunya. Taehyung mendekat pada jungkook merengkuhnya lembut.

"Hyung pergi dulu ne. Hati-hati di rumah. Segera hubungi hyung bila ada keinginan atau kesuliatan apapun. Arra?" Ucap taehyung menekankan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Scandal - Taekook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang