-
"Sudah berhasil kau bakar?"
"Kau meragukan ku?" balas seseorang di hadapannya.
"Bagus lah kalau begitu. Sialan sekali Caddie. Berani-beraninya dia melupakan ku!" geram pria itu sambil kembali menghisap rokok di jemarinya kemudian menghembuskan asapnya ke udara.
~~~
Kebun bunga di belakang mansion Damon memiliki daya tarik tersendiri bagi Caddie.
Sudah hampir sebulan sejak kejadian kelam itu, Caddie sudah mulai kembali membuka diri. Damon juga tidak terlalu mengekangnya lagi. Membiarkan Caddie berkelana ke sana kemari di mansion-nya.
Damon selalu pulang malam karena masih sibuk mencari dalang di balik penculikan Caddie.
Pun juga Damon sedang mengusut siapa pelaku pembakaran di salah satu gudang senjatanya yang ada di Italia timur.
Seseorang sedang ingin bermain-main dengannya.
"Olive, tolong gabungkan bunga yang ini dengan bunga lily yang itu," tunjuk Caddie sambil memerintah Olive.
"Baik, Nyonya."
Olive pun beranjak pergi mengikuti perintah Caddie.
Caddie tengah merangkai bunga. Sudah seminggu ini ia belajar merangkai bunga lalu memajang rangkaian bunga-bunganya di berbagai ruangan mansion.
Caddie masih asyik sendiri dengan dunianya, tidak menyadari Damon yang sedari tadi sudah pulang dan tengah berdiri di belakangnya.
Damon tersenyum hangat. Caddie-nya sudah mulai kembali lagi. Sebab beberapa waktu lalu, sehabis kejadian itu, Caddie jadi lebih sensitif dan sering menangis.
"Kali ini bunga-nya mau kau letakkan di mana?"
Caddie tersentak kaget lalu menoleh. Senyum Caddie mengembang melihat Damon tengah berdiri tersenyum ke arahnya.
"Tidak tahu. Niatku tadi, aku ingin memberikannya padamu. Jadi nanti terserah kau ingin taruh di mana bunga-nya."
Caddie mendekati Damon. Mendongak karena tinggi Caddie hanya sebahu Damon.
Damon pun sedikit menunduk.
"Untukku?"
"Ya, untukmu," jeda-nya sambil masih tersenyum manis. "Kenapa? Kau tidak suka bunga?"
Damon menunduk mengecup kening Caddie lalu mendekapnya.
"Aku suka apapun yang kau suka."
Caddie merasa nyaman dalam dekapan Damon, hingga ia juga mengeratkan pelukannya.
"Ini masih sangat siang, tumben sekali kau sudah pulang," gumam Caddie.
"Aku rindu kau, Addie."
Hening sesaat sebelum Caddie kembali bersuara.
"Damon?"
"Hmm?"
Caddie mengurai pelukannya. "Apa tidak jadi pulang ke Indonesia?" tanya Caddie sambil mengerucutkan bibirnya.
"Situasinya sedang tidak memungkinkan, sayang."
"Lalu kapan?"
"Aku tidak bisa memastikan kapan."
Caddie kembali cemberut. Damon menyeringai. Meraih tengkuk Caddie, mencium bibirnya gemas.
Caddie sedikit panik. Sebab ini di luar ruangan terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRAZY HUBBY (TAMAT)
Romance#Mature of content. Please be wise# #SUDAH REVISI# *** "Siapa yang bilang kau jelek? Kelihatan nya payudara mu begitu menggiurkan" Dengan santai nya dia berkata begitu. "Dasar om-om mesum!" Aku melotot tajam ke arah nya. Dia hanya tersenyum miring...