"Olive, kenapa Tuan mu itu senang sekali memerintah?" Cebik Caddie kesal.
Olive hanya tersenyum hangat ke arah Caddie. "Nyonya menjadi satu-satunya wanita yang tuan bawa kesini"
Alis Caddie bertaut. "Benarkah? Mansion seluas dan semewah ini hanya aku yang pernah di bawa nya kesini? Kau jangan menutupi kelakuan tuan mu itu Olive."
"Benar Nyonya. Untuk apa saya berbohong."
"Kalau begitu, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?"
"Boleh. Nyonya bebas bertanya apapun padaku." Balas Olive dengan masih tersenyum manis ke arah Caddie.
Caddie masih memainkan pistol kecil di tangan nya. Kini Caddie sedang di ajari Olive cara menembak. Melanjutkan belajar nya yang tertunda lusa kemarin. Damon yang memerintah langsung Olive untuk mengajari Caddie.
Mereka tengah berada di ruang kedap suara yang luas, di salah satu ruangan di mansion Damon.
"Sejak kapan kau bekerja untuk Damon?"
"Sejak berusia 12 tahun nyonya" balas Olive ramah.
Caddie cukup terkejut mendengar nya. "Apa kau bilang? 12 tahun? Yang benar saja Olive!"
"Iya nyonya. Pun pandai menembak Tuan juga yang mengajari ku."
Kini Caddie merasa lebih tertarik mendengarkan cerita Olive daripada melanjutkan belajar menembak nya.
Caddie meletakkan pistol kecil di tangan nya ke atas meja di samping nya. Meraih lengan Olive untuk duduk di sofa pinggir ruangan.
"Cepat ceritakan semuanya, aku ingin dengar" tukas Caddie penasaran.
Caddie merasa ia juga harus tau kan masa lalu Damon.
Olive masih setia tersenyum. "Saat itu ayah ku terjerat hutang oleh seorang yang berkuasa di kota, kemudian dia di bunuh oleh beberapa orang suruhan nya di hadapan ku."
Caddie membulatkan matanya kaget. "Astaga! Olive aku benar-benar tidak bermaksud un-"
"Tidak apa Nyonya. Semua sudah berlalu. Aku sudah baik-baik saja sekarang" potong Olive cepat sambil masih tersenyum seolah memang itu semua tidak ada apa-apa nya lagi.
Lalu Olive melempar pandangannya ke arah lain. "Saat aku hendak lari dari orang-orang itu, aku tidak sengaja menambrak seseorang hingga aku terjatuh. Saat aku mendongak, seorang pria menjulang tinggi dengan jubah hitam nya yang besar. Membantu ku untuk berdiri."
"Lalu? Setelah itu apa? Siapa pria itu? Damon kah?" Cecar Caddie penasaran.
Olive menoleh menatap Caddie hangat kemudian mengangguk. "Itu Tuan Damon. Menolong ku dari kejaran orang-orang jahat itu. Menyelamatkan ku dan membawa ku kesini."
Caddie menunduk dan terdiam. Ternyata Damon yang Caddie kenal cukup menyeramkan punya sisi baik lain yang tidak ia duga.
"Tuan begitu baik. Nyonya adalah wanita yang beruntung." Ucap Olive sambil membenarkan letak kacamatanya yang ingin turun.
Caddie mendongak dan tersenyum menatap Olive. "Sepertinya begitu. Tapi Olive, aku harus minta maaf karena aku membuat mu menceritakan kisah kelam mu." Sesal Caddie di akhir kalimat.
Olive menggeleng. "Tidak nyonya. Ini memang sudah menjadi takdirku. Aku berhutang nyawa kepada Tuan, dan aku akan mengabdikan diriku kepada keluarga Tuan. Itu janjiku."
Braakk...
Baru saja Caddie akan berbicara, namun suara dobrakan pintu yang terbuka keras membuat keduanya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRAZY HUBBY (TAMAT)
Romantik#Mature of content. Please be wise# *** "Siapa yang bilang kau jelek? Kelihatan nya payudara mu begitu menggiurkan" Dengan santai nya dia berkata begitu. "Dasar om-om mesum!" Aku melotot tajam ke arah nya. Dia hanya tersenyum miring. Sangat menjengk...