Ruangan serba putih itu kini diwarnai dengan suara tangisan dari bayi mungil yang mengubah suasana tegang menjadi tenang.
Bayi mungil yang masih kemerahan itu segera dibersihkan oleh perawat lalu diletakkan di dada sang ibu untuk mengatur suhu tubuh bayi, memulai ikatan antara ibu dan bayi, dan memfasilitasi inisiasi menyusui.
Caddie yang masih mengatur napas seolah kembali tenang menatap haru sang buah hati yang kini berada dalam dekapannya.
Ia tidak bisa menahan air mata kebahagiaannya. Pun demikian dengan Damon.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup Caddie, ia melihat seorang Damon Gustavo menitikkan air mata.
Meski wajah tampan itu seolah datar dan dingin, tapi kedua matanya memerah karena terus mengeluarkan air mata.
Jemari mungil itu sekarang menggenggam jari telunjuk sang ayah, meremasnya seolah mencari pegangan.
Tangis kerasnya tidak berhenti memecah keheningan ruangan.
Dengan menggerakkan kepala dan membuka mulut, jemari kecil bayi itu seolah mencari-cari sesuatu.
Dokter langsung mengarahkan Caddie untuk menyusui buah hatinya.
Dengan masih terharu, Caddie mengeluarkan salah satu payudaranya, mengarahkan perlahan putingnya ke dalam mulut kecil itu.
"Sshh... Geli..." ringisnya pelan begitu mulut kecil itu menemukan makanan pertamanya. Sesuatu yang langsung membuatnya berhenti menangis saat itu juga.
Damon masih tersenyum hangat menatap pemandangan indah di hadapannya.
Ia ingat betul bagaimana tadi istrinya berjuang antara hidup dan mati. Wajah Caddie yang pucat pasi, bibirnya yang bergetar, bahkan air mata yang terus keluar dari mata indahnya.
Damon ingat semua itu. Bagaimana rengekan istrinya yang kesakitan saat berjuang mengeluarkan malaikat kecilnya dari dalam sana.
Sampai bagaimana suara tangisan putra pertamanya terdengar begitu merdu di telinga Damon.
Membuat perasaan yang tadinya gundah gelisah berubah menjadi haru bahagia. Menenggelamkannya pada larut warna yang cerah ceria.
Telunjuk Damon kini dilepaskan oleh jemari kecil itu.
Kini jemari kecil itu sibuk mencubit-cubit kecil payudara ibunya. Seolah mencari kesenangan untuk dirinya.
"Asinya lancar, Bu?" tanya seorang perawat yang tadi membersihkan bayinya.
"Lancar, Sus," jawab Caddie sambil masih tersenyum haru lalu menatap Damon yang masih berdiri di sebelah ranjang rumah sakit.
"Kau ingin coba gendong?" tawar Caddie.
Damon menggeleng cepat. "Tidak."
"Loh, kenapa?"
"Aku tidak bisa dan tidak biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRAZY HUBBY (TAMAT)
Romance#Mature of content. Please be wise# *** "Siapa yang bilang kau jelek? Kelihatan nya payudara mu begitu menggiurkan" Dengan santai nya dia berkata begitu. "Dasar om-om mesum!" Aku melotot tajam ke arah nya. Dia hanya tersenyum miring. Sangat menjengk...