19. Cara Damon Menenangkan Caddie

8.5K 277 0
                                    

Terhitung sudah dua hari sejak kejadian kemarin, Caddie masih saja murung. Padahal Damon sudah mencoba berbagai cara untuk menghibur istrinya.

Mulai dari merayu, membujuk, bahkan Damon rela tidak berangkat ke kantor hingga hari ini.

Beruntung Loic pengertian. Abang satu-satunya itu juga bilang pernah berada di posisinya dulu, saat Leslie tengah mengandung.

Memang sulit sekali untuk mengerti perempuan. Padahal Damon orang yang cepat tanggap. IQ-nya juga di atas rata-rata. Tapi cuma istrinya yang tidak pernah bisa Damon mengerti.

"Amore Mio... Aku harus apa agar kau tidak mendiamkan aku terus?"

Damon terus membujuk istrinya. Berharap Caddie akan membalas ucapannya.

"Habis ini masuk ya sayang. Angin malam tidak baik untukmu dan Baby."

Hening.

Tatapan istrinya itu masih kosong. Tidak bergeming barang sejenak. Hanya sesekali mengedipkan mata karena semilir angin malam yang menerpa wajah cantiknya.

Damon menghela nafas. Bangkit dari duduknya dan menuju ruang kerjanya, meninggalkan istrinya yang masih duduk termenung di kursi panjang yang ada di balkon kamar.

Damon harus segera melakukan sesuatu. Ia tidak boleh membiarkan istrinya berlarut-larut dalam kesedihan begitu.

Langkah kaki Damon yang lebar membawanya sampai ke pintu ruang kerjanya.

Di sana ada Theo yang hendak pergi keluar.

"Theo," panggil Damon.

Theo menoleh lalu menunduk sopan.

"Iya, Tuan?"

"Siapkan beberapa tiket pesawat untuk penerbangan malam ini juga dari Jakarta ke sini. Beli saja lebih dari yang dibutuhkan. Aku tidak tahu pasti butuh berapa, mungkin 5," jelas Damon tenang.

Theo mengangguk lalu melenggang pergi.

Damon membuka pintu ruang kerjanya, duduk di kursi kebesarannya, dan menyandarkan tubuhnya yang lelah.

Dengan tergesa, Damon mengeluarkan ponselnya, mendial nomor Alex.

"Yo, Bro?" sapaan Alex terdengar begitu dia mengangkat panggilan Damon.

"Pastikan mereka berangkat malam ini. Aku tidak ingin mendengar alasan apapun," titah Damon tegas.

Suara kekehan Alex terdengar di ujung sana.

"Oke, aman," jawab Alex cepat.

"Hmm."

Setelah mengakhiri panggilan, Damon meletakkan ponselnya sembarangan di atas meja kerja, menyalakan komputer, lalu jemarinya sibuk menari di atasnya.

Pandangannya fokus menatap layar monitor. Hingga ketukan di pintu membuyarkan konsentrasinya.

"Tuan, maaf... Nyonya pingsan."

Suara Nelly yang gemetar membuat Damon panik dan langsung beranjak dari duduknya. Ia berlari cepat menuju kamar.

Istrinya tengah terbaring lemah di atas ranjang.

Nelly bilang tadi Caddie ingin naik ke atas ranjang, namun langsung pingsan begitu saja.

Damon segera mendial nomor Dokter Terra. Memastikan agar dia cepat sampai ke sini dalam 5 menit. Lebih dari itu, Damon mengancam akan membunuhnya.

Jelas, tidak sampai 5 menit, Dokter Terra datang dengan terengah-engah. Kali ini, ia juga membawa seorang perawat muda wanita untuk membantunya.

Dengan perintah Dokter Terra, perawat muda itu dengan telaten memasangkan infusan di tangan kanan Caddie, lalu menyambungkannya dengan cairan infusan yang sudah disiapkan oleh Dokter Terra.

MY CRAZY HUBBY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang