Sudah hampir seminggu Caddie hanya berdiam diri di kamar.
Tidak. Lebih tepat nya ia di kurung Damon disini. Bahkan ia tidak diperbolehkan keluar kamar.
Jika sudah waktu makan, para pelayan akan datang membawakan nya makanan. Atau jika Caddie sedang menginginkan sesuatu, ia akan menekan tombol dekat pintu kamar agar Nelly datang.
Ponsel baru yang Damon berikan juga ternyata hanya bisa di gunakan untuk membuat panggilan telepon. Itupun hanya ada nomor Damon 1 dan nomor Damon 2.
Benar-benar menyebalkan.
Setiap hari, Caddie hanya akan membaca novel-novel nya yang Damon belikan untuk nya sambil memakan sesuatu untuk menemani kebosanan nya.
Harusnya Caddie merasa senang. Sebab tiba-tiba hidupnya di perlakukan bagai ratu di sebuah istana besar. Namun entah mengapa ia merasa rindu dengan kehidupan nya dulu sebelum menikah dengan Damon.
Caddie yang bar-bar dan mandiri melakukan apapun sendiri.
Caddie hanyalah anak tunggal yang hidup kesepian selama ini. Saat baru menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar, ayah nya selingkuh dan pergi meninggalkan Caddie dan ibu nya.
Hidup berdua hanya dengan ibunya membuat Caddie juga harus bekerja paruh waktu saat SMA.
Jadi kabar saat Damon akan membawa Caddie tinggal di Itali cukup membuat Caddie sedih. Namun ibunya memerintahkan Caddie untuk pergi. Ibunya bilang Caddie juga harus merasakan bagaimana indah nya dunia. Tidak terus menetap di kota kelahirannya.
Ibu Caddie pun sekarang tinggal bersama di rumah nenek nya. Beruntung keluarga ibu Caddie pun banyak dan bisa di andalkan untuk menjaga ibu nya.
Hiburan lain Caddie selama di sini hanyalah balkon kamar. Ia lebih sering menghabiskan waktu di sana setiap senja menjelang malam.
Ia sungguh cukup lelah meladeni nafsu Damon yang selalu menggebu-gebu setiap hari. Membuat nya kewalahan sendiri. Sakit memang. Namun entah mengapa ia sungguh menikmati setiap sentuhan Damon.
Gila memang.
Saat ini Caddie tengah rebahan santai di sofa panjang yang berada di balkon kamar nya. Menikmati semilir angin malam, memandangi city light Itali yang indah.
Tangan nya sibuk mencomoti beberapa cemilan di pangkuan nya. Mengunyah nya santai lalu menelan nya.
Ceklek...
Suara pintu yang terbuka membuat Caddie menoleh ke arah pintu. Damon masuk dengan keadaan lumayan acak-acakan. Jas yang tersampir di pundak nya. Kemeja maroon yang di gulung hingga ke siku. Rambut nya yang berantakan. Bahkan ia melempar tas, sepatu dan jas nya asal.
Caddie terkekeh pelan lalu bangkit dan berjalan menghampiri Damon.
Sampai di hadapan nya, Damon langsung menunduk menarik tengkuk Caddie untuk memagut bibir ranum nya. Dengan satu tangan lagi menarik pinggang Caddie agar merapat ke tubuh nya.
Ciuman nya turun ke leher jenjang Caddie. Mengendus, menyesapnya, lalu meninggalkan jejak.
"Aahh Damon... Jangan meninggalkan jejak"
Seolah Damon tidak mendengar nya, ia terus membuat jejak baru di sana sini. Tangan kiri nya beralih dari wajah Caddie menuju gundukan daging bulat yang sedari tadi menggoda nya.
Meremas bulatan kiri nya. Bermain-main hingga Caddie merasa terbang. Setiap sentuhan Damon membuat nya seperti mabuk kepayang.
"Kau sengaja memakai pakaian tipis begini untuk menggodaku?" tanya Damon setengah berbisik dengan wajah masih bermain di leher Caddie.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRAZY HUBBY (TAMAT)
Romance#Mature of content. Please be wise# *** "Siapa yang bilang kau jelek? Kelihatan nya payudara mu begitu menggiurkan" Dengan santai nya dia berkata begitu. "Dasar om-om mesum!" Aku melotot tajam ke arah nya. Dia hanya tersenyum miring. Sangat menjengk...