37.

882 76 13
                                    

Keesokan harinya,Biru dan yang lainnya sedang berkumpul dikamar Rayyan membahas untuk rencana mereka yang ingin melakukan rekreasi ke gunung.

"Lo beneran,mau rekreasi nya ke gunung?"tanya Rendra menatap ragu kepada Biru.

"Iyalah bang"balas Biru semangat dengan menganggukan kepalanya.

"Tapi kalau nanti Lo kenapa-kenapa disana gimana?,kalau Lo gak kuat?"khawatir Sevina,karena takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kepada adiknya.

"Kalian tenang aja, yang tau soal kondisi tubuh gue kan cuma gue,lagian tubuh gue juga sekarang lagi fit"ucap Biru berusaha untuk meyakinkan mereka.

"Tapi tetep aja Ru,ini beresiko buat kesehatan Lo!"ucap Amara menatap Biru dengan wajah yang serius.

"Kak?,tolong setuju yah,ini permintaan dari Senja loh,jadi aku gak bisa nolak,karena aku mau bahagiain dia"lirih Biru menatap mereka dengan penuh harap.

"Ini permintaan terakhir gue sama kalian"lirihnya lagi dengan menundukkan kepalanya.

Mereka yang mendengar lirihan itu dari Biru langsung menatapnya dengan tajam.

"Apaansih!,gak boleh ngomong gitu ah"sahut Rayyan menatap Biru dengan tatapan tajam.

"oke kalau begitu gue setuju kita pergi ngedaki,asalkan Lo janji sama kita Lo bakalan baik-baik aja"lanjut Rayyan menatap mereka dengan yakin.

"Yaudah gue juga setuju deh"sambung Rendra dengan menghela nafas nya.

"Kita juga"setuju Sevina dan Amara.

"Beneran?"senang Biru yang diangguki mereka.

"Yeyyy, makasih kakak-kakak gue yang paling Gue sayang!"teriak Biru dengan memeluk mereka.

"Kalau ada maunya mah,bisa lembut sama sosweet gini yah"ucap Sevina terkekeh pelan dengan membalas pelukan Biru

"Yaudah nanti gue kabarin yang lain yah, BTW mau kapan pergi ngedaki nya?"tanya Rendra kepada mereka.

"Gimana kalau besok aja"usul Biru.

"Besok?, emangnya Lo bener-bener udah gapapa?"khawatir Amara karena kemarin Biru sempat memuntahkan darah.

"Gue fine kak"balas Biru dengan senyuman nya.

"Yaudah gue kabarin mereka dulu yah"ucap Rendra dengan mengeluarkan handphone nya.

"Senja mah gak usah dikasih tau bang,biar gue aja yang kasih tau nya"sahut Biru dengan senyuman nya.

"Ke ayang mah harus ngajak sendiri yah gayss"ledek Sevina kepada Biru dengan tersenyum miring.

"Iya dong"balas Biru dengan tersenyum bangga.

"Nanti disana,lo mau nembak Senja?"tanya Amara yang membuat Biru terdiam.

"Gak tau kak"balasnya pelan.

"Kalau menurut gue sih Ru, mending Lo tembak aja Senja nanti,kasian dia butuh kepastian dari Lo"usul Rayyan menepuk bahu adiknya dengan pelan.

"Tapi gue takut bang"lirihnya dengan nada yang bergetar.

"Takut kenapa?,takut ditolak?"tanya Rendra yang dibalas gelengan kepala oleh Biru.

"Gue gak takut ditolak bang, gue cuma takut sama hal yang bisa aja terjadi nanti"ucap Biru menatap manik mereka dengan sendu.

"Maksud Lo?"bingung mereka dengan menyerngitkan dahinya heran.

"Gue takut bikin dia hancur bang, gue bukannya udah putus asa atau putus harapan yah,tapi bisa aja kan gue ninggalin dia karena penyakit gue dan kalau itu terjadi saat dia berstatus sebagai pacar gue,dia pasti hancur banget bang"lirih Biru dengan mengigit bibir bawahnya menahan isakan.

Biru Al Ghifari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang