40.

735 78 18
                                    

Biru masih terbaring di ranjang pesakitan itu dengan beberapa alat yang semakin bertambah pada tubuh Biru untuk menunjang kehidupan nya.

Waktu berjalan begitu cepat hingga tidak terasa Biru sudah koma hampir dalam waktu 2 bulan.

Dalam waktu yang lama itu juga Senja sering menemani dan mengajak mengobrol Biru walaupun tidak ada balasan dari sang empu,hanya suara nyaring elektromagnetik yang membalas obrolan dari Senja.

Seperti sekarang,Senja sedang berada di ruangan Biru menemani Biru yang masih enggan untuk membuka matanya, sedangkan teman-teman Biru akan menyusul setelah mereka selesai mengerjakan tugas tambahan dari guru disekolah nya.

Senja sudah sedikit lama berada disana karena sepulang sekolah dia langsung menuju rumah sakit untuk menemui sang pujaan hatinya,dia rutin melakukan itu setiap hari nya, kadang-kadang sampai menginap karena tidak mau meninggalkan Biru.

Begitu pun teman-teman Biru mereka juga sering menjenguk bahkan sesekali menginap di rumah sakit untuk menunggu kebangunan Biru dari komanya.

"Huh,kamu gak kangen sama aku?, padahal aku udah kangen banget sama kamu lohh"lirih Senja dengan memanyunkan bibirnya.

Kemudian dia menggapai tangan Biru yang bebas infus.

"Ayo dong bangun!,ini udah lama loh kamu tidurnya,emangnya kamu enggak cape berbaring terus di ranjang ini?"

"Jujur aku kangen banget di gangguin sama kamu Ru,kalau dulu aku muak di gangguin kamu sekarang sebaliknya Ru,aku malah mau di gangguin sama kamu.Makanya ayo bangun!,gangguin aku lagi!"lirihnya dengan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Biru untuk memecahkan tangisan nya disana.

Sedangkan disisi lain Amara dan Rayyan yang sedari tadi menyaksikan dan mendengarkan semua lirihan Senja kepada Biru dari luar hanya menatap Senja dengan iba.

"Lo gak mau bangun Ru?,kasian loh bidadari Lo nangis mulu"gumam Rayyan terkekeh dengan menahan air mata yang mulai ingin turun dari pipi nya.

"Iyatuh,katanya Lo gak mau liat bidadari Lo nangis,kalau gitu bangun dong!"sambung Amara dengan tertawa pelan kemudian setelah nya menangis dipelukan Rayyan.

(Kalau kalian bertanya-tanya,kemana Bram dan yang lainnya?,nah mereka lagi pulang dulu untuk bersih-bersih dan membawa baju ganti untuk mereka makanya mereka bergantian untuk menjaga Biru,kalau teman-teman Biru mereka masih disekolah karena ada tugas tambahan).

Karena mereka tidak kuat melihat Senja yang masih menangis di dada bidang Biru, akhirnya mereka berinisiatif untuk menghampiri Senja dan menenangkan gadis itu.

Glep....

Amara langsung saja mengusap bahu Senja pelan dengan tetesan air mata yang terus berjatuhan di pipinya.

"Lo jangan sedih terus,Lo harus kuat biar Biru juga kuat buat lawan penyakit nya"lirih Amara menenangkan Senja.

"Bener yang dikatakan Amara,Lo jangan sedih Mulu,karena Biru pasti gak mau liat orang yang dia cintai menangis apalagi menangis nya karena dirinya"sambung Rayyan ikut mengusap bahu Senja.

Senja yang sedang menangis di dada bidang Biru mendengar ucapan mereka langsung mendongakkan kepalanya dan menghapus air mata nya.

"Iya kak!,gue gak bakal nangis,gue kuat!, untuk Biru gue pasti kuat!"lirihnya mengigit bibir bawahnya menahan isakan yang ingin keluar dari bibirnya.

Amara dan Rayyan yang mendengar itu hanya tersenyum simpul.

"Walaupun itu sulit,tapi kita harus berusaha untuk kuat yah!"ucap Amara dengan memeluk Senja.

Senja hanya mengangguk membalas ucapan Amara kemudian membalas pelukan Amara.

...

Biru Al Ghifari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang