17.

746 75 8
                                    


•sesampainya mereka ditaman belakang.

Mereka langsung berunding,apa yang harus mereka persiapkan terlebih dahulu,untuk acara bakar-bakar nanti malam.

"Kita mau siapin apa dulu nih pah?"tanya Rayyan kepada Bram.

"Bersihin halaman nya aja dulu,terus nanti kita siapin alat-alat buat bakar-bakar nya"jawab Bram.

Mereka hanya menganggukan kepala nya mendengar jawaban dari Bram,kemudian membersihkan halaman belakang rumah bersama-sama.

Tidak menunggu waktu yang cukup lama, akhirnya acara bersih-bersih pun selesai.

"Akhirnya selesai juga"ucap Rendra dengan membuang nafas nya,kasar.

"Sekarang kita siapin alat buat bakar-bakar nya!!"ajak Biru dengan semangat.

"Aduhh Ru,Lo semangat banget sih, bentar dulu lah masih cape ini"sahut Rayyan dengan lesu,kepada Biru.

"Iyatuh,Lo juga jangan terlalu cape, kan lagi sakit"sambung Amara.

"Huh iya deh iya"pasrah Biru dengan cemberutan di wajahnya.

"Anak papah gemes banget deh,kalo lagi ngambek gitu"ucap Bram gemas, kemudian mencubit pipi Biru.

"Aww papah sakit ih"kesal Biru dengan memegang pipi nya yang di cubit oleh Bram.

"Hehe maaf,siapa suruh bikin papah gemes"balas Bram dengan cengiran nya.

"Tau ah"kesal Biru.

"Hayoloh pah,bocil nya nambah ngambek tuh"ledek Sevina kepada Biru.

"Gue gak ngambek yah,cuma kesal aja"jawab Biru tidak mau dianggap sedang ngambek.

"Masa gak ngambek cemberut gitu mukanya"sindir Amara kepada Biru.

"Terserah deh"kesal Biru.

"Udah ah godain adek kalian nya,kasian dia nya tuh"ucap Bram,membela putra bungsu nya.

"Tuh dengerin papah"sahut Biru dengan tersenyum songong, karena di bela oleh Bram.

Sedangkan saudara-saudara nya hanya menatap Malas kearah Biru.

"Masih cape gak?"tanya Bram kepada anak-anak nya.

"Udah enggak pah"jawab mereka kompak.

"Yaudah ayo kita lanjutkan persiapan nya"ajak Bram kepada mereka dan diangguki oleh mereka.

Kemudian mereka pun melanjutkan persiapan untuk bakar-bakar nya.

Dipertengahan persiapan tiba-tiba Biru merasakan kembali sakit di kepalanya.

"Duh ini kepala gue kenapa sakit lagi sih"batin Biru.

"Biru are you oke?"tanya Amara yang melihat adik nya meringis,seperti menahan sakit.

"Oke,kak"jawab Biru dengan senyuman nya.

"Yakin?"tanya Amara tidak percaya.

"Iya kak"jawab Biru dengan senyuman nya.

"Tapi muka kamu tambah pucat Ru"ucap Amara yang sedari tadi memperhatikan mimik wajah Biru.

"Kenapa Mar?"tanya Bram yang melihat kedua anaknya sedang beradu mulut.

"Itu pah Biru kayaknya lagi nahan sakit,soalnya tadi aku liat dia sempat meringis gitu dan wajah nya juga pucat"jawab Amara kepada Bram.

Bram dan ketiga anaknya yang mendengar perkataan amara langsung mengarahkan pandangan nya kearah Biru.

"Iya Ru,wajah Lo pucat"ucap Sevina khawatir.

"Lo kenapa?"tanya Rayyan khawatir.

"Mending sekarang Lo istirahat aja deh, kayaknya Lo kecapean"sahut Rendra menyuruh Biru untuk beristirahat.

"Kamu kenapa dek?,jujur sama papah"tanya Bram kepada Biru.

"kepala aku sakit lagi kayak ditusuk-tusuk,pusing juga"jawab Biru jujur dengan memegang kepala nya.

"Kita kerumah sakit aja yah,takut nya kamu kenapa-kenapa"khawatir Bram.

"Gak perlu pah,nanti juga sembuh kalo aku istirahat dan minum obat"tolak Biru.

"Yaudah,kalo gitu sekarang kamu duduk aja yah di sana,ini biar papah sama kakak-kakak kamu yang lanjutin"ucap Bram menyuruh Biru untuk duduk di kursi taman belakang dekat rumah mereka.

"Iya pah"jawab Biru lemas,kemudian pergi ke kursi itu di papah oleh Amara dan Sevina.

"Pah kalo gitu aku mau beli obat dulu buat Biru ke apotek yah"ucap Rayyan kepada Bram.

"Iya boleh,hati-hati kamu yah"jawab Bram yang diangguki oleh Rayyan.

Kemudian Rayyan pun pergi menuju apotek.

"Pah"panggil Rendra.

"Iya Ren kenapa?"tanya Bram.

"Kayaknya Biru harus diperiksa deh ke rumah sakit,takut nya ada apa-apa"jawab Rendra khawatir.

"Yang dikatakan kamu benar,kayaknya besok kita paksa aja Biru biar mau kerumah sakit"ucap Bram setuju.

"Semoga gak ada hal serius pada Biru yah pah"lirih Rendra takut.

"Kamu tenang aja,jangan mikirin yang buruk-buruk bang"jawab Bram menenangkan anak nya.

"Iya pah"jawab Rendra tersenyum.







"Masih sakit kepala nya?"tanya Amara kepada Biru dan diangguki oleh Biru.

"Mending kamu ke kamar aja yah"saran Amara.

"Gak mau kak,mau disini aja"tolak Biru.

Amara menghela nafas nya pasrah.

"Yaudah kalo gitu minum ini"ucap Amara mengambil minum yang dibawa oleh Sevina.

"Kak"panggil Biru Setelah menghabiskan minum nya.

"Kenapa?"jawab Amara.

"Biru tiba-tiba ingat sama mama"lirih Biru yang sudah mau menangis.

"Biru"gumam Sevina sedih melihat Biru yang seperti ini.

"Biru kangen sama mama kak"lirih Biru lagi, dengan menahan tangis nya.

"Sama kakak juga kangen sama mama,tapi kamu harus ingat! Bahwa mama selalu ada sama kita, ngawasin kita,karena mama selalu ada disini "ucap Amara dengan menunjuk dada bidang milik Biru.

"Dihati kita"lanjut Amara dengan senyuman nya.

"Yang dikatakan kak Mara bener Ru,mama selalu ada di dekat kita"sambung Sevina.

"Iya kak,mama selalu ada di dekat kita kan,jadi aku jangan sedihh supaya mamah juga gak sedih liat aku yah?"jawab Biru dengan menghapus air mata nya.

"Nah gitu dong jangan nangis"ucap Amara senang.

"Wah ada apa ini"ucap Rendra menghampiri mereka.

"Kepo Lo"jawab Sevina.

"Dih gitu banget Lo sama adek sendiri"kesal Rendra.

"Bodo"jawab Sevina.

Rendra hanya menatap malas pada kakak nya dan langsung duduk di dekat Biru.

"Udah makan belum?"tanya Rendra dengan lembut kepada Biru.

"Belum"jawab Biru dengan menggelengkan kepalanya pelan.

"Kak Mara tolong bawain makan dong buat Biru"pinta Rendra kepada Amara.

"Biru gak laper bang,nanti aja makan nya"sahut Biru kepada Rendra.

"Lo harus makan dulu!,soalnya Lo harus makan obat"paksa Rendra.

"Yaudah deh "pasrah Biru.

"Bubur yah makan nya?"ucap Amara kepada Biru, kemudian pergi ke dapur.





















..........

Bersambung.

Biru Al Ghifari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang