15. Perkelahian

1.7K 228 24
                                    

"Dagu lo kenapa bengkak, Gal?"

Gala mengalihkan atensinya dari Zade dan Lyla yang tengah menyanyi asal-asalan di depan ruang karaoke. Pemuda itu tak langsung menjawab alih-alih menatap tajam Kevin yang tengah menyesap minuman kaleng di tangannya dengan santai.

"Gue tanya, bukan minta dipelototin," sentak Kevin sambil melempar bungkus jajan remuk ke arah Gala yang langsung memiringkan tubuhnya ke samping.

Karena Gala menghindar, lemparan itu mengenai kepala Gama yang sedang bermain ponsel sambil mengemut lolipop. Namun, Gama yang tak merasa terganggu sama sekali hanya melirik sekilas lalu sudut bibirnya terangkat menciptakan seringai mengejek yang ditujukan langsung untuk Gala.

"Dia habis kena serang sama cewek. Culun banget, kan?" Gama berbicara tanpa mengeluarkan lolipop dari dalam mulutnya, hingga batang putih dari permen itu tampak bergerak-gerak di sudut bibir. "Lo tau, Vin? Matanya sampe merah tadi. Argh!" Ia spontan memekik tertahan kala sikutan penuh kebencian Gala menusuk ulu hati.

"Diem lo temen nggak guna! Gue nggak minta lo ngejelasin ke Kevin, bangsat!" sergah Gala kesal, memelototi Gama yang membungkuk dan merintih kesakitan, tetapi sesaat kemudian pemuda itu terkekeh mengejek. "Mau gue jejelin tai tu mulut?!" imbuh Gala tak senang, muak melihat senyum menyebalkan milik sahabat yang selalu maju paling depan untuk meledeknya itu.

"Lah, lo diem aja waktu ditanyain, gue pikir lo malu," jawab Gama dengan suara yang agak bergetar setelah rasa ngilu di ulu hatinya mereda. Ia menarik napas, mengeluarkannya perlahan kemudian menambahkan, "makanya sebagai temen yang baik, gue berinisiatif buat bantuin lo jelasin ke Kevin."

"Nggak ada yang minta inisiatif lo, sialan!" Gala membalas ketus lantas melemparkan kaleng bekas yang langsung bisa ditangkap Gama. Sedetik kemudian, kaleng bekas minuman bersoda itu remuk di tangan lelaki tersebut lalu diletakkan di atas meja dengan amat lembut.

"Kalian berdua ...." Gama menjeda kalimatnya, menunjuk Kevin dan Gala dengan dua jari perdamaian, lantas menggelengkan kepala sembari berdecak beberapa kali sebelum melanjutkan, "... Gue bukan tempat pembuangan sampah. Liat muka gue yang tampan paripurna tanpa dosa ini, liat baik-baik. Eit, nggak kena!"

Gama berhasil menghindari botol teh yang melesat ke arahnya. Botol yang dilempar oleh Gala itu mendarat ke atas sofa setelah menabrak dinding berhias cahaya lampu disko yang berputar perlahan di langit-langit ruangan.

"Sialan! Sini lo!" Gala hendak bangkit dari duduk, berniat menghajar Gama, tetapi urung karena Kevin menarik kerah bagian belakang jaketnya kuat-kuat sehingga Gala yang belum seimbang pun terhuyung dan terpaksa duduk kembali. "Lepasin gue, Vin! Biar gue hajar bocah tukang ngebacot itu!"

Bukannya takut, Gama malah menjulingkan kedua pupil matanya dan menjulurkan lidah untuk mengejek temannya itu. "Sini, hajar sini. Palingan nanti kita seri, sama-sama bonyok, terus lo diputusin Novi. Dia udah ultimatum buat nggak berantem lagi, kan? Dia juga peringatan buat nggak ngomong kasar lagi. Apa jadinya kalo gua ngasih tau cewek ketiga lo itu tentang kelakuan lo ke ... siapa nama cewek Homo Sapiens itu?"

Gama memandang sudut atas ruang karaoke sembari mengusap-usap dagu dengan ibu jari, berusaha mengingat gadis berambut sebahu yang dengan berani melawan Gala.

"Lo jangan main-main, Gam. Kita udah sepakat buat nggak ngadu ke Novi tentang apapun yang gue lakuin ke Renata." Gala mengingatkan dengan wajah serius serta suara yang rendah. Kedua tangannya terkepal makin keras, sekeras rahangnya yang mengetat begitu mendengar nama pacar ketiga, tetapi paling tersayang itu disebut.

"Yak, betul! Renata namanya!" Gama berseru riang, mengangkat jari telunjuknya dan menampakkan senyum lebar disertai dengan mata yang berbinar terang. Lelaki itu terlihst sangat bersemangat saat menyebut nama tersebut.

Joyful For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang