18. Abnormal

1.3K 187 16
                                    

Rasa sejuk dari kaleng kopi hitam yang menyentuh kulit pipinya membuat Dave tersadar dari lamunan. Lelaki itu menoleh, mendapati gadis berambut sebahu yang diterbangkan angin berdiri di sampingnya.

Gadis itu, gadis yang telah menyebabkan kekacauan pikiran bagi Dave beberapa hari ini, sehingga untuk pertama kalinya lelaki itu menghampiri dan mengajak bicara salah satu berandalan di sekolahnya.

"Jadi lo yang masukin surat ke saku gue, Bot?"

Dave yang tengah melihat ke arah kumpulan siswa di lapangan pun membalik tubuhnya menghadap remaja lelaki yang baru saja berbicara. Tatapannya datar, tetapi Dave memaksa sepasang bibirnya untuk tersenyum meski tangan kanan yang berada di dalam saku celana tengah meremas pisau lipat di sana.

Kalau negara ini bukan negara hukum, atau dirinya adalah anak orang penting yang memanjakan anak mereka. Sudah pasti, wajah lelaki bernama Rian itu telah hancur oleh sayatan dan tusukan pisau.

"Lo mau apa manggil gue ke sini? Jujur, ketemuan sama lo bikin gue merinding," sambung Rian setelah beberapa saat tidak ada balasan dari lelaki cantik di depannya. Sambil menyugar rambutnya dan memasang senyum mengejek, Rian menambahkan, "Lo nggak beneran gay, kan? Kalo iya, sini gue mampusin." Rian melayangkan tinju cepatnya ke udara kosong.

Dave menghela napas panjang, berusaha menetralkan kemarahan di dalam diri yang baru akan timbul akibat ucapan tak berdasar Rian. Banyak sekali gosip tak enak yang melekat pada dirinya. Dari mulai simpanan Sugar Mommy, lelaki bayaran, penyuka sesama jenis, sampai banci karena wajahnya yang terlihat cantik.

Hal itu pula yang menyebabkan beberapa orang memanggilnya Boti, sebutan untuk lelaki kemayu. Sebutan itu mulai muncul ketika salah satu gadis yang ditolak cintanya lalu menaruh dendam pada Dave menyebarkan cerita tentang satu peristiwa yang bagi empunya sendiri merupakan bencana.

Karena wajah dan tubuhnya yang menawan, Dave banyak digilai bukan hanya oleh wanita, tapi juga pria. Bahkan beberapa kali ada manusia sesama jenis yang menggoda lewat media sosial atau bahkan secara langsung seperti yang disaksikan oleh gadis yang dendam kepadanya.

Gadis tersebut melihat dan memotret momen saat pria dewasa itu menyentuh pantat Dave dan menyebarkan gosip yang tidak benar. Masalahnya, ia tidak menceritakan bagaimana pria itu berakhir dengan wajah yang bonyok dan dua gigi yang copot, sehingga dirinya berakhir menjadi bahan ejekan untuk beberapa bulan.

Dalam waktu itu pula, Dave berusaha menunjukkan bahwa dirinya adalah lelaki tulen, serta bersikap sangat baik kepada semua orang meskipun merasa muak, demi mendapatkan kepercayaan mereka. Semua usaha itu berhasil dan sekarang, lebih banyak orang yang memandangnya sebagai lelaki baik nan polos.

"Kamu tau gosip itu cuma buatan cewek gila yang nggak terima cintanya ditolak ..." Dave membalas tenang setelah sekian lama diam menahan emosi. Pemuda itu berjalan mendekati Rian dengan tatapan menghunus tajam walaupun bibirnya masih memasang senyum. "... dan cowok-cowok insecure yang merasa kalah pun percaya, terus ikut-ikutan ngehina. Kamu bukan salah satunya, kan?"

Rian menggertakkan gigi, bersamaan dengan tinjunya yang terkepal erat karena merasa tersinggung oleh pertanyaan barusan. Dave yang melihat itu pun tidak merasa gentar dan malah semakin memprovokasi.

"Kalo marah, berarti iya. Masuk golongan mana? Cowok yang gebetannya naksir aku?"

"Lo mau mati?" tanya Rian geram. Pemuda yang terkenal mudah marah itu sudah bersiap untuk melesatkan pukulan ke wajah cantik di depannya tampak memuakkan, karena tuduhan yang dilayangkan Dave ternyata benar. "Gue nggak bakal segen buat habisin lo."

Dave segera mengangkat kedua tangan sambil menggeleng. Bukan karena takut sebab ia bisa melindungi diri sendiri. Lagipula rasa sakit tidak menakutkan bagi seorang masokis sepertinya. Hanya saja, Dave tidak ingin catatan sekolahnya menjadi buruk karena perkelahian tidak penting.

Joyful For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang