Satu minggu kemudian.
Ibu kota Aurum adalah kota bernama Galray dan tempat ini tidak pernah kehabisan sinarnya.
Di tempat ini, orang-orang senang memasang sihir cahaya emas. Sehingga bahkan saat malam tiba pun, kota ini menjadi padang bintang yang berkelap-kelip.
Dan di ujung kota, ada sebuah Istana megah yang temboknya diberi warna emas. Menara-menaranya menjulang seakan ingin mencapai bulan. Nama istana itu adalah Palais Aurum.
Salah satu penggerak ekonomi Aurum memang tambang emasnya yang melimpah.
Secara harfiah, Aurum adalah tanah yang diberkati oleh dewa-dewi.
Dan mulai besok aku dan Verona harus memenuhi undangan baginda Raja Aurum untuk bertemu.
Aku tidak suka perasaan yang tak nyaman ini.
"Hngghh." Verona meraih tanganku dan memasang wajah mengantuk yang teramat sangat.
Pelan-pelan jemari indahnya menulis, Ignatius mari tidur.
Aku terkekeh dan mencium puncak kepalanya yang seharum bunga.
Apakah sekarang dia sudah lebih tegar dari yang kukira?
Padahal sewaktu pertama kali melihat undangan Baginda Raja Aurum, Keluarga Scarlette kaget dan marah setengah mati.
"Kenapa mereka ingin Nona Verona? Kan tidak masuk akal!!!" Zester paling protes di antara kami semua.
"Apa para manusia ini tidak punya otak? Kalau mereka ingin menculik seseorang yang banyak berjasa kepada para manusia, seharusnya itu adalah aku!!!" Astoria paling random pikirannya diantara kami.
"Apa jangan-jangan mereka mengira Nona Verona adalah bangsawan? Bangsawan Aurum? Apa mereka mengira kita menculik bangsawan?" Untunglah Geraldine masih waras.
Namun, kalimat itu lantas membuat semua anggota Scarlette memandang Verona lebih resah.
"Aku mengerti Nona Verona itu cantik, tetapi kan Nona sekarang anggota Scarlette, iya kan?" Zester masih tidak percaya kami masih wajib memenuhi undangan Baginda Raja Aurum.
"Demi dewa-dewi, kalian harus pulang dengan selamat!" Geraldine menarik kami berdua ke dalam pelukan dadakan.
Dan begitulah, setelah melewati lima hari perjalanan, Aku dan Verona telah tiba di Galray.
"Emmphh!!" Sekujur tubuh Verona mulai bergetar saat tanganku menyingkap ke dalam selimut.
Menyusuri tubuh yang telah diberi jejak bekas percintaan kami beberapa jam yang lalu. Verona melenguh saat aku memagut bibirnya dan jariku bermain-main di balik kuncup bunga merah mudanya. Bunga yang merekah indah oleh limpahan nektar.
Aku mohon pelan-pelan. Seluruh dirimu, sangat menyesakkan bagiku, Ignatius.
"Astaga, apakah sesulit itu menerimaku, Verona?"
Verona menggeleng panik. "Akkhh!!! Hemmphh!!!"
Tubuh kami kembali menyatu di tengah gejolak hasrat.
Aku mendamba pada kasih dan sutra yang melingkupi diriku dengan begitu lembut. Lantunan napas pendeknya menuntunku agar tak kehilangan akal.
Meski aku sesungguhnya adalah hewan malam yang serakah. Tak pernah puas, baik itu lapar dan dahaga.
Aku merasa paling hidup saat bercinta dengannya atau menghisap darahnya.
Lalu bagaimana mungkin aku berhenti saat ada malaikat yang secantik ini, mendesah untukku?
Atau kenyataan wanita ini adalah Tuan Putri satu-satunya Kerajaan Aurum. Dan dia berada dalam kurunganku. Ternodai di tiap malam sepi. Disetubuhi hingga menjelang pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlette Lips (TAMAT)
Romance21+ Tuan Ignatius adalah pembunuh yang bertransmigrasi menjadi vampir di negara yang membenci ras vampir. Verona adalah budak bisu yang Ignatius beli saat dia bosan dan lapar. Bukannya merasa kenyang, Verona justru membawa badai kepada bangsa vampir...