13 - Ignatius dan Tumbal dari Dewa-Dewi

130 18 4
                                    

Dan aku tidak ingin dunia melihatku. Sebab kupikir mereka tak akan memahami.
Kala segala hal ditakdirkan musnah. Kuingin kau melihat jati diriku

-Lirik lagu Iris-

***

"IGNATIUS!!!" Geraldine menjerit.

Sesuatu terjatuh ke tanah, tergenang darah dan derita.

Tangan kanan yang digunakan untuk melindungi Verona sudah terputus.

Waktu seolah berhenti dan wajah Verona menangis di depan mata.

Apakah sakit?

Entahlah.

Dunia berputar tanpa henti dan aku ambruk dengan senyum. Verona menangkap dan memelukku. Dia mempertahankan kesadaran dan tak henti-hentinya mengasihani nasib tanganku.

Aku tahu, tidak ada kata-kata yang bisa dia ucapkan. Namun, aku mengerti.

Ah, jadi seperti ini rasanya. Jika seseorang menangisimu.

"Ma-maafkan saya, Nona Penyelamat!!!" Wanita yang Verona bawa dari hutan, akhirnya bangkit berdiri.

Si wanita bangsawan yang sedari tadi bersembunyi ketakutan. Kini meninggalkan Verona yang terpuruk dan berdiri di depan kami. Menjadikannya perisai hidup.

"Mungkin dewa-dewi tidak akan mengabulkan," ucapnya dan menyatukan kesepuluh jemari. "Namun, saya sebagai Cordellia Flamel tidak akan tinggal diam!!! Jika dewa-dewi ingin saya mati di tangan monster ini, maka biarlah!!!"

"Jangan bicara omong kosong!" Aku memperingatkan sembari meringis. "Cepat bawa Verona pergi!!!"

Sang monster mengaum kembali.

"ARGHHHH!!!! KENAPA BISA ADA GARGOYLE DI DALAM HUTAN MONSTER!!!" Zester kesusahan menarik ekor sang monster dari belakang.

Yah bukan sembarang Gargoyle. Gargoyle Tigris. Gargoyle yang memiliki ciri-ciri identik dengan singa.

Ukuran tubuhnya hampir sebesar Kastil
Scarlette. Di kepalanya bertanduk di antara dua telinga berbulu bagai iblis penjaga neraka. Sosoknya kekar dan bercakar, layaknya macan yang siap memangsa. Mulutnya membuka, memperlihatkan taring-taring tajam bermandi liur.

Lawan yang berat apalagi bagi seorang vampir maupun manusia!

"MENJAUH DASAR KAU MONSTER!!!" Geraldine mengeluarkan gumpalan darah dari telapak tangannya. Darah itu mengeras dan menjadi bentuk pedang besar yang siap dihantamkannya kepada Sang Gargoyle.

PRANGGG!!!

Pedang Geraldine bertemu dengan kulit si monster. Namun, kulitnya sekeras batu. si monster mengangkat cakarnya lebih keras dan mementalkan Geraldine ke ujung hutan.

"Sialan!!!" Zester menghentak monster itu agar mundur.

Sayang itu sia-sia.

Monster itu mengaum kembali dan menggegarkan bumi. Cordellia terkesiap dan membentangkan kedua tanganya hingga keluar dari tanah cahaya emas menjulang. Cakar monster sudah kembali tetapi kali ini ia menghantam perisai yang Cordellia buat.

"HIIIKKKK!!!!" Cordelia memekik panik.

Wanita itu menggertakkan gigi. "Maaf saya tidak bisa bertarung," katanya, "Saya masih memiliki sihir suci tetapi bahkan tidak bisa digunakan dengan benar. Maafkan saya, Nona Penyelamat!! Ampuni kelemahan saya, Tuan Vampir!!!"

Di detik itu, aku mulai memahami kepingan puzzle yang dewa-dewi kirimkan untukku. Dimulai dari kehadiran Verona dan sosok asing bernama Cordellia.

Hah, seandainya regenerasi tanganku lebih cepat. Sihir suci tidak bisa pula menyembuhkan vampir, jadi tidak mungkin pula Cordellia membantu.

Scarlette Lips (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang