15 - Verona dan Kesepakatan Cordellia

136 19 3
                                    

"Izinkan saya ikut serta menyembuhkan wabah di tanah ini!" Cordellia lantas berdiri tegap dan berucap dengan begitu percaya diri.

Itu adalah tawaran yang bagus dan sudah pasti dibutuhkan terutama situasi kritis Scarlette ini. Namun, anehnya tak ada satupun anggota rapat yang menampakkan wajah gembira maupun puas.

Geraldine memainkan jemarinya dengan lesu di atas meja.

Astoria melipat kedua tangan ke dada dan menutup mulut.

Zester menidurkan Gargoyle peliharaannya ke atas pangkuan, walau sesekali melirik gugup Ignatius.

Di momen seperti ini, kekuasaan Ignatius paling terasa. Semua anggota keluarga menaruh harapan pada setiap tindak-tanduknya.

"Apa hanya itu?" Ignatius menyeringai dan mengetuk meja dengan telunjuk. "Nona Flamel, Anda mungkin memiliki sihir suci yang cukup besar tetapi jika Anda yang menyembuhkan para warga yang terjangkit, maka sama saja kami memberikan panggung untuk bangsawan Aurum bersinar.

Nama vampir Scarlette hanya akan sekadar lewat semata. Anda pula harus bekerja keras menyembuhkan para manusia itu tanpa pamrih. Itu bukan balas budi yang layak untuk harga nyawa seorang wanita bangsawan terhormat."

Dengan kata lain, itu bukan tawaran yang memuaskan Ignatius.

Cordellia menggigit bawah bibir. Melawan Ignatius dalam kata-kata memang sulit. Aku saja sering kalah, dan aku satu-satunya manusia bisu di meja ini.

"Keluarga Flamel akan mengakui wilayah Scarlette sebagai wilayah yang berada di bawah pemerintahan vampir!" Cordellia mengajukan proposal lain.

Ignatius mengangguk. "Saya senang apabila Keluarga Flamel mendukung Scarlette. Mulut terasa ringan mengucapkan kata-kata, tetapi tidak dengan hatinya. Nona Flamel, apakah Anda bisa menjamin Kepala Keluarga Flamel dengan tulus mengakui keberadaan bangsa pengisap darah manusia?

Wilayah bisa direbut, musuh bisa dimusnahkan, tetapi perspektif bahwa vampir adalah monster sulit dihilangkan."

Wajah Cordellia berang kemerahan. Hanya dengan sepatah kata, Ignatius berhasil merobohkan apapun yang Nona Flamel teguhkan.

Sepanjang percakapan itu pun, baik Zester, Astoria dan Geraldine tak sekalipun membantah Ignatius. Mereka semua memang saling membenci sebagai keluarga, tetapi sama-sama jujur mengakui kemampuan kepemimpinan Ignatius.

"Kalau begitu ...." Cordellia bersuara kembali. Namun kali ini, tatapan matanya setajam belati. "Bagaimana jika vampir Scarlette berhasil menjatuhkan Putra Mahkota Altair Aurum dari garis tahta?"

Atmosfir ruangan muram dalam sekejap. Semua tatapan mata penuh harap kepada Ignatius dan bagaimana responnya.

Sebuah pernyataan pemberontakkan dari sosok bangsawan terhormat.

"Itu kalimat yang berbahaya, Nona Cordellia." Ignatius tersenyum seakan dia mulai puas. "Padahal Anda sendiri tunangan Putra Mahkota."

Cordellia tertawa halus. "Ha! Aku sudah muak dengan keluarga kerajaan yang hanya tahu berfoya-foya. Aku mungkin hanya wanita dari Keluarga Flamel, tetapi jika keluargaku tahu perlakuan Altair yang biadab, bukan tidak mungkin Ayah dan kakakku akan memberikan bantuan pasukan pada Scarlette.

Pasti Tuan Scarlette tahu betul kondisi politik Aurum saat ini. Putra Mahkota yang sibuk berselingkuh, Baginda Ratu yang semena-mena dan Raja yang menjadi boneka atas faksi bangsawan. Aurum sudah busuk, Keluargaku juga tahu itu.

Dan karena aku bertunangan dengan Altair sejak kecil, Ayahku tidak bisa berbuat apa-apa. Demi keselamatanku dan kehormatan keluarga kami.

Tetapi jika Tuan Scarlette bersedia menunggu sampai waktunya, Keluarga Flamel akan menciptakan panggung sempurna untuk bangsa vampir mengungkapkan kebusukan keluarga Kerajaan Aurum."

Scarlette Lips (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang