10 - Verona dan Tubuh yang Ternoda?

316 17 2
                                    

"APA KAU SUNGGUH SEBODOH ITU?!!" Camilla mendorong putranya hingga dia terjungkal ke lantai.

Altair menatap nanar dari bawah, begitu syok mengapa Camilla bisa berbuat seperti ini padanya.

Yah, aku sendiri yang lebih tahu seberapa jauh Camilla akan melampiaskan murkanya. Altair sungguh sosok Putra Mahkota yang terlalu polos.

"Ayahmu ...." Camilla mulai menjelaskan. "Baginda Raja mengingatkanmu untuk mempertahankan kerajaan ini apapun yang terjadi! Sekarang di wilayah Scarlette ada penduduk bodoh yang mengira lebih baik mereka hidup di bawah pemerintahan vampir dibanding raja manusia!!!

Scarlette adalah wilayah perbatasan militer yang mempertahankan kita dari tekanan negeri Shabolia. Dan sekarang Scarlette sudah diduduki vampir dan kau masih bersantai saat tahu fakta bahwa vampir sialan itu lolos dari pembunuh bayaran?!!

Apa kata bangsawan nanti jika mereka lihat Kerajaan Aurum yang membenci vampir justru dilindungi oleh vampir itu sendiri?

Altair, jika kau ingin menjadi Raja, rebut kembali tanah itu dan musnahkan semua makhluk penghisap darah!!! Apa kau mengerti?"

Altair mengangguk cepat layaknya anak yang patuh pada sang Ibunda. Camilla menghela napas kasar seolah masih ada hal yang tak membuatnya puas.

"Vampir itu hanya membeli budak kan?" Camilla melempar surat dari sang mata-mata ke perapian.

"Dia hanya beruntung karena mendapat suplai makanan baru." Altair menambahkan.

Camilla tersenyum dan melipat kedua tangan ke dada. "Altair, datangilah wilayah Scarlette."

Kedua mata biru Altair membelalak. Mulutnya sudah membuka untuk mengajukan protes. Namun, Camilla dengan segera memotong, "Yah, tentu saja jika datang ke rumah tamu, Putra Mahkota harus membawa 'oleh-oleh'. Benarkan anakku?"

"Oleh-oleh?"

Camilla mengangguk dan berjalan ke arah balkon. Bulan sudah memanjat tinggi langit malam.

"Mungkin ada sekitar tiga wilayah yang berbatasan dengan Scarlette." Rambut pirang Camilla bergoyang ditiup angin. "dan hanya satu kuil agung di ibu kota yang memiliki kemampuan penyembuhan luar biasa.

Oleh-oleh Putra Mahkota akan menyebar ke hampir setengah benua. Lalu para rakyat miskin harus terpaksa mengungsi ke wilayah yang bisa menerima mereka.

Oleh-oleh Putra Mahkota akan menjadi bukti ketidakmampuan para vampir mengelola wilayah."

Saat itu aku menyadari betapa lengahnya diriku.

Malam itu, di atas kepala Camilla, bulan telah berbentuk cekung.

Dan aku ingat bulan di wilayah Scarlette sudah bulan purnama.

Sialan, semua yang kulihat sudah lama terjadi. Jika sesuai perhitungan waktu, Putra Mahkota mungkin sudah berada di tengah perjalanan.

Aku mulai melangkah mundur menuju pintu. Bagaimana cara mengakhiri penglihatan ini? Aku harus kembali!!!

Jika Putra Mahkota betulan ke Scarlette, keberadaanku akan diketahui!!!

Dan soal oleh-oleh Putra Mahkota itu ... Argh!!! Persetan!!!

Ignatius pasti bisa mencari solusinya. Sebagai vampir yang merebut wilayah Kerajaan Manusia, dia sudah pasti tahu resiko berurusan dengan Aurum!!!

Yang penting sekarang aku harus kabur dari Scarllet dan hidup selamat!

"Scarlette?" bisikan halus itu menyentakku.

Pintu ruangan yang harusnya tertutup rapat, kini memperlihatkan celah. Di sana ada sosok Cordellia dan matanya setajam permata emerald.

Dia sudah menguping pembicaraan ini dari awal.

Scarlette Lips (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang