#17

2.8K 264 31
                                    

Pemotretan berjalan dengan lancar. Jaemin dan semua kru bisa menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai dengan waktu yang diperkirakan.

Setelah membersihkan make up dan berganti pakaian, Jaemin memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Pemotretan kali ini berlokasi di pinggir pantai, Jadi Jaemin akan memanfaatkan sedikit waktu untuk menikmati keindahan yang disajikan.

Jaemin tersenyum kecil, mengagumi keindahan laut yang tenang dan langit yang dihiasi dengan semburat jingga, benar-benar menakjubkan. Rasanya sudah lama Jaemin tidak melihat hal seperti ini karena kesibukannya.

Beberapa hari belakangan, hidupnya terasa sangat berat. Hidup Jaemin memang sudah berat sejak kematian kedua orang tuanya namun akhir-akhir ini, masalah seperti berlomba-lomba datang padanya.

Mata Jaemin terpejam, merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya. Suara desiran ombak ikut meramaikan, membuat senyum kecil terbit di wajah ayu si aktor. Pesona alam ternyata dapat sedikit menenangkan pikirannya.

"Di sini kau rupanya."

Suara husky yang seharian ini bak menghilang ditelan bumi akhirnya terdengar. Buru-buru Jaemin menoleh, mendapati si pria pemilik birai bak bulan sabit yang diam-diam seharian ini ia cari-cari keberadaannya.

Lee Jeno, dengan tampilan santainya, berdiri tak jauh dari si aktor manis. Tubuhnya bermandikan cahaya jingga dari matahari yang akan tenggelam, terlihat sangat tampan dan mempesona.

Beberapa saat kesadaran Jaemin bak direnggut, terpesona dengan bagaimana tampannya pria Lee yang berdiri tak jauh darinya.

Tak jauh berbeda, Lee Jeno juga nampak tak bisa berkata-kata sebab keindahan sang pujaan hati.

Sejenak keduanya saling berpandangan, mengagumi keindahan satu sama lain. Langit yang semakin gelap menjadi background pertemuan keduanya. Saling tersenyum, diam-diam merasa lega sebab bisa mengobati kerinduan yang entah sejak kapan bersarang.

---

"Bagaimana keadaan mu?"

Kalimat itulah yang menjadi awal obrolan mereka.

"Aku baik-baik saja, memangnya ada apa denganku?" Jaemin menjawab dengan sedikit bercanda, berharap bisa meredakan kecanggungan diantara keduanya. Namun, tak ada tawa yang keluar dari bibir Jeno. Pria dengan mata bulan sabit itu malah menatap lekat wajah Jaemin dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Ada apa?" Tanya Jaemin yang mulai salah tingkah akibat tatapan Jeno.

"Apakah kau mau ikut denganku?"

Satu alis Jaemin terangkat, "Kemana?"

"Ke dunia dimana kau memiliki segalanya."

Jaemin terkekeh kecil, menganggap ucapan Jeno adalah sebuah lelucon.

"Apakah di sana aku menjadi seorang penguasa?"

Jeno mengangguk.

"Apa aku menjadi seorang raja?"

"Bukan, lebih tepatnya kau adalah ratu nya."

Jaemin ingin kembali tertawa, namun raut serius Jeno membuat nya kebingungan.

"Kau bercanda kan?"

Senyum kecil terbit di bibir Jeno. "Aku akan membantu mu menyelesaikan semuanya. Tapi, kau harus berjanji satu hal padaku."

"Apa?"

Jeno menghapus jarak yang terbentang diantara nya dan Jaemin. Tangannya terangkat, mengusap lembut pipi si yang lebih muda. Kedua mata mereka terkunci, saling menyelami birai masing-masing.

Glimpse [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang