#20

1.5K 175 17
                                    

Namanya Nerolan Nareth Philips, sosok pangeran dari kerajaan Elmwood. Sosoknya begitu mirip dengan sang ibu, Zenith Oleander Philips, namun juga mewarisi struktur wajah tegas milik sang ayah, Nathanael Jelan Philips.

Nerolan kecil merupakan sosok ceria yang serba bisa, terlahir dari percampuran darah vampir dan penyihir membuatnya begitu istimewa.

Nero kecil merasa semua orang menyayangi nya. Sang ayah selalu menggendongnya tinggi-tinggi dan membanggakannya kepada bangsawan lain, dan sang ibu yang selalu tersenyum dan menemaninya bermain. Hidup Nerolan kecil amat sangat sempurna.

Begitulah apa yang ia pikirkan hingga dirinya menginjak umur tiga belas tahun. Saat itu Nero yang melihat kedekatan keluarga temannya mulai bertanya-tanya. Kenapa ia tak bisa bermain dengan kedua orang tuanya dalam waktu bersamaan? Kenapa ia harus pergi jauh dari istana utama hanya untuk menemui ibunya? dan kenapa sang ayah tak pernah mengajak ibunya pergi bersama mereka?

Sebaliknya ada sosok lain yang dikenal sebagai bibi Rebecca yang selalu berada di sisi sang ayah. Nerolan kenal dengan bibi Rebecca, biasanya sang ayah akan memintanya bermain dengan bibi Rebecca selagi ia berbincang dengan para bangsawan di sebuah pertemuan atau pesta. Awalnya Nerolan tidak mengerti, ia hanya akan menurut dan bermain bersama bibi Rebecca.

Tapi, setelah melihat bagaimana hangatnya keluarga salah satu temannya, Nerolan mulai berfikir jika bibi Rebecca lebih mirip dengan sosok ibu yang selalu mendampinginya dan ayah. Lalu, bagaimana dengan sosok ibu dengan senyum cantik yang selalu menunggunya di kastil kecil jauh dari istana utama?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berkeliaran di kepala Nerolan. Hingga suatu hari, setelah selesai berlatih mengendalikan kekuatan, Nerolan memberanikan diri bertanya kepada sang ayah.

"Kenapa mother tidak tinggal di sini bersama kita?"

Saat itu Nerolan ingat sang ayah langsung mengusap lembut surainya tanpa mengatakan apapun. Beberapa kali Nerolan menanyakan hal yang sama namun masih tidak ada jawaban yang keluar dari bibir sang ayah.

Sampai suatu ketika, saat itu rombongan dari kerajaan lain datang berkunjung untuk membicarakan bisnis. Seperti biasa, sang ayah mengajaknya bertemu dengan semua orang dan dengan bangga mengenalkannya sebagai putera mahkota. Nerolan merasa sangat senang mendengar bagaimana sang ayah membanggakan dirinya. Namun kebahagiaan nya tak bertahan lama, karena tiba-tiba sang ayah mengatakan pada semua orang yang hadir jika bibi Rebecca adalah ibunya.

Nero kebingungan, ia yakin ibunya adalah pemilik senyum terindah yang sangat mirip dengannya. Bukan sosok perempuan yang tengah berdiri di sebelah sang ayah.

Saat itu, Nerolan langsung keluar dari aula istana dengan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata indahnya. Pemuda itu berjalan cepat menuju kastil sang ibu, ingin segera mengadu atas ucapan membingungkan sang ayah.

Di tengah jalannya, sosok itu tersadar. Selama ini bibi Rebecca lah yang selalu dikenalkan sebagai ratu, sebagai istri yang mulia raja. Dulu Nerolan tidak mengerti mengenai hal itu, namun sekarang ia mulai mengerti. Bukankah harusnya ibu nya yang menjadi ratu sekaligus istri dari sang ayah?

Nerolan berjalan cepat, menelusuri taman bunga mawar yang terlihat sangat sepi di malam hari. Langkahnya semakin cepat, hampir berlari karena ingin cepat-cepat menemui ibunya.

Saat sudah tiba di kastil milik sang ibu, pangeran muda itu langsung menggedor pintu, berharap sosok pelayan sang ibu segera membukakan pintu.

"Pangeran, kenapa anda datang malam-malam begini?"

Pertanyaan dari sang pelayan tak Nerolan jawab. Pemuda itu langsung menerobos masuk begitu pintu di buka.

"Di mana mother?"

Glimpse [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang