Selama ini Jaemin mengira perilaku Haechan yang sering mengajaknya menikah itu sudah paling aneh tapi ternyata ada lagi yang lebih aneh yaitu seorang yang baru pertama kali bertemu tapi sudah mengajaknya pulang.
Kepala Jaemin menggeleng, tak habis pikir dengan ajakan aneh yang terkesan ambigu dari Jeno.
"Dasar mesum." Ucap Jaemin sembari menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.
Beberapa hari ini terasa begitu melelahkan, seluruh emosi Jaemin seakan dipaksa keluar hingga membuatnya kewalahan. Rasanya Jaemin ingin mengasihani dirinya sendiri yang amat sangat tak berdaya.
"Kau kenapa?" Suara yang tiba-tiba terdengar dari arah pintu membuat si manis mendongak, mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang datang. Sangking lelah dan tidak fokusnya ia sampai tidak mengenali suara sahabatnya sendiri.
"Tidak berhasil." Ucap Jaemin sembari bangkit dari posisi rebahannya, memperhatikan Haechan yang mulai melangkah mendekat.
"Apa aku perlu turun tangan? Akan ku minta daddy berunding dengan label produksi itu."
Jaemin menggeleng, ia tak mau merepotkan Haechan. Masih ada beberapa waktu untuk mencari cara merebut kembali drama itu. Jika tak berhasil maka Jaemin akan berpasrah dengan cacian atau skandal baru yang dibuat agensi sebagai hukuman.
"Renjun mana?" Tanya Jaemin setelah kembali merebahkan diri dengan kepala yang diletakkan di paha Haechan.
"Pergi menemui Mark hyung untuk mendiskusikan beberapa hal mengenai kasus mu."
Mendengar nama Mark membuat Jaemin kembali terduduk. Pria manis itu menatap lekat sang sahabat yang terlihat masih sibuk bermain ponsel.
"Haechan ah" Panggilnya.
"Hmm?"
"Kau tak ingin mempertimbangkan Mark hyung?"
Pertanyaan Jaemin berhasil membuat Haechan melepas fokusnya dari ponsel. Pria itu beralih menatap Jaemin dengan penuh tanya.
"Maksud mu?"
"Kau tidak tau Mark hyung menyukaimu?"
Hening seketika, si pria tan melotot tak percaya sedangkan Jaemin terlihat sama kagetnya karena menyadari jika Haechan benar-benar tidak menyadari perasaan Mark.
"Jangan bilang kau benar-benar tidak tahu."
Belum ada jawaban.
"Noway, padahal Mark hyung sudah sangat blak-blakan mengejar mu."
"Tunggu, tunggu sebentar. Jadi Mark hyung menyukai ku?"
Jaemin mengangguk mantap.
"Wah daebak. Pesonaku memang tidak bisa diragukan lagi."
Jaemin sudah menebak jika reaksi Haechan akan berlebihan. Tapi saat mendengar sendiri bagaimana narsisnya sang sahabat membuat Jaemin tak bisa menyembunyikan raut penuh cemooh nya.
"Dasar narsis."
Bukannya tersinggung, si pria tan malah tertawa kencang. Satu tangannya bergerak menarik lembut kepala Jaemin untuk kembali ditidurkan di pahanya.
"Tenang, kau masih menjadi nomor satu yang paling aku sukai."
Si pria Agustus berdecih, memilih untuk tidak menanggapi lebih jauh. Mata cantiknya tertutup, menikmati usapan sang sahabat di surai gelapnya.
"Kapan kau pulang?" Tanya Jaemin.
"Kau mengusirku?"
Usapan di surai Jaemin berhenti, digantikan dengan sentilan kecil yang sebenarnya tidak terlalu sakit tapi si manis tetap mengeluarkan protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse [Nomin]
FanfictionNa Jaemin, seorang aktor dengan banyak skandal dibuat terkejut dengan kedatangan sosok Lee Jeno yang tiba-tiba memanggilnya 'ratuku' dan bersikukuh membawanya 'pulang'. Entah 'pulang' kemana yang Jeno maksud karena Jaemin tak merasa mempunyai rumah.