#6

2.3K 280 26
                                    

Setibanya di tempat pertemuan, Jaemin dan Yushi langsung diarahkan oleh seorang pelayan ke ruangan vip. Jaemin sempat melongo saat tau ternyata mereka akan bertemu di ruang vip salah satu restoran bintang lima yang sangat terkenal di Seoul bahkan Korea. Setahu Jaemin, jika ingin makan di ruang vip dengan pemandangan kota Seoul itu harus melakukan reservasi dari jauh hari dengan biaya yang fantastis.

"Tuan Lee sudah menunggu, silahkan masuk." Jaemin mengangguk kecil, kemudian masuk kedalam ruangaan yang ditunjukkan pelayan.

Begitu masuk, hal pertama yang Jaemin lihat adalah ruangan dengan dinding dan lantai kaca. Kota Seoul benar-benar terlihat dari segala arah, terlihat sangat menakjubkan.

Ruang vip restoran itu merupakan satu ruangan yang dibuat menjorok dengan seluruh dinding dan lantai yang terbuat dari kaca hingga para tamu bisa menikmati pemandangan kota Seoul dari segala arah.

Di tengah ruangan, terdapat meja berbentuk persegi panjang yang dihias sedemikian rupa dengan bunga dan lilin. Ruangan ini lebih cocok digunakan untuk candle light dinner bersama kekasih dari pada pertemuan yang bertujuan pekerjaan seperti ini.

"Selamat malam tuan Na, silahkan duduk."

Jaemin kembali mengangguk, masih berada di eforia menikmati keindahan ruangan saat seorang yang terlihat asing memintanya untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan.

"Tuan Lee sedang berada di toilet, tolong tunggu sebentar." Sosok itu kembali berucap sebelum pamit dan mengajak Yushi keluar, meninggalkan sang aktor sendirian.

Lima menit Jaemin menunggu ditemani musik klasik yang entah datang dari mana. Senyum tipis terbit di bibirnya, lagu yang dimainkan benar-benar sesuai dengan seleranya.

"Maaf membuat mu menunggu." Suara bariton terdengar, membuat Jaemin langsung menoleh.

Si manis terpaku begitu melihat sosok bak dewa yang berdiri beberapa langkah dari pintu masuk. Sosok itu terlihat sangat menawan dengan balutan jas tak terlalu formal di tubuhnya.

Diam-diam Jaemin merutuki para wartawan yang menurutnya tak pandai mengambil gambar sosok Lee Jeno karena menurut Jaemin, sosok itu terlihat berkali lipat lebih menawan dari pada foto yang tersebar di luar sana.

Perlahan Jaemin berdiri, membungkuk sedikit untuk memberi salam. Senyum terbaiknya ia keluarkan guna memberi kesan ramah.

"Selamat malam tuan Lee." Sapanya.

"Tidak perlu terlalu formal, silahkan duduk." Lee Jeno berkata dengan lembut kemudian berjalan mendekat ke arah meja.

Jaemin pikir, pria itu akan langsung duduk di kursi kosong yang berada di hadapannya namun ternyata, sosok tampan itu malah berdiri di belakang kursi Jaemin, membantu si manis duduk dengan nyaman baru setelahnya duduk di kursinya sendiri.

"Terimakasih." Wajah Jaemin menghangat, tersipu dengan perlakuan sosok tampan yang sudah duduk nyaman di hadapannya.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Jeno sembari membenahi letak jam tangan di pergelangan tangannya.

"Tidak, saya baru tiba."

Jaemin menggeleng, kedua matanya tak lepas mengamati setiap gerak-gerik Jeno yang menurut nya sangat mempesona. Kharisma Jeno tidak main-main dan Jaemin sangat mengakuinya.

"Kita makan dulu."

Para pelayan masuk kedalam ruangan, mengantar makanan dan menuang wine.

Kemudian ruangan mendadak hening, hanya ada suara peralatan makan yang saling beradu. Sesekali Jaemin melirik pria di hadapannya, menilai cara makan pria itu yang terlihat begitu menawan. Cara makan Lee Jeno mengingatkannya dengan cara makan Yushi yang terlihat anggun bak bangsawan. Sejauh ini pria itu benar-benar sempurna tanpa celah.

Glimpse [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang